Rabu, 08 Agustus 2012

Memiliki cinta kasih dan keberkahan merupakan sumber kebahagiaan

“Suka dan duka tergantung pada sebuah pikiran, jika kita tahu akan keberkahan diri sendiri dan tahu berpuas hati, maka dalam melakukan pekerjaan apa pun, tentu akan merasa bahagia.” Dalam acara penutupan camp pelatihan kader berbakat dalam misi pengobatan Tzu Chi, Master menyampaikan, insan Tzu Chi beranggapan bahwa mampu bersumbangsih adalah keberkahan, sekali pun lelah batin, lelah jasmani dan keringat bercucuran, namun dalam kesibukan kerja tetap saja dapat menjaga kondisi batin yang gembira, sehingga setiap urusan dapat dituntaskan dengan baik dan memuaskan.

“Walau insan Tzu Chi ada yang kaya dan ada pula yang miskin, namun semuanya setara di mata saya. Orang kaya dapat melepaskan jati diri untuk bersatu padu dengan semua orang, sama-sama bersumbangsih demi orang menderita, mereka memiliki moralitas dan pengasuhan diri; orang miskin mampu mengatasi kesulitan materi untuk bersumbangsih hati cinta kasih, biar pun harus melakukan pekerjaan kasar dan melelahkan, juga ingin menyumbangkan dana untuk membantu orang, hal yang patut dikagumi.”

Pada era kemunduran Dharma ini, etika dan moralitas sudah hampir hilang, Master meminta semua orang agar merenungkan secara mendalam, bagaimana memikul tanggung jawab dalam era besar ini? “Dalam menghadapi masa krisis penuh bencana alam dan bencana akibat ulah manusia ini, kita harus memupuk hati maha welas asih yaitu ‘merasakan rasa sakit dan penderitaan orang bagai terjadi pada diri sendiri’, selain menyelamatkan orang dari penderitaan, masih harus membimbing batinnya dan membuka pintu kebijaksanaannya, memandunya agar tahu jelas akan benar dan salah, serta menggerakkannya agar mau bersumbangsih cinta kasih universal tanpa pamrih.”

Jingsi menenangkan batin orang, bersumbangsih memperoleh kehidupan mantap

Master menjelaskan lebih lanjut akan makna kata “Jingsi”, “Jing” artinya tidak kacau, “Si” artinya merenungkan dengan sepenuh hati, dengan batin paling jernih memandang pada dunia ini, membimbing umat manusia agar tetap tenang di dalam kekacauan. “Empat unsur alam di seluruh dunia telah tidak selaras lagi, ditambah lagi dengan batin umat manusia yang sudah kacau, menyebabkan terus timbul kekacauan di seluruh dunia; pada era penuh kekacauan ini, kita harus bergegas untuk menggalakkan pertobatan besar, semua orang merenungkan secara mendalam dan berpikir dengan tenang, barulah dapat mengarah ke arah yang benar.”
 
Master mengatakan, budaya humanis Tzu Chi tidak terlepas dari semangat dari ajaran Jingsi dan mazhab Tzu Chi, namun maknanya sangat mendalam dan luas, serta kandungannya berlimpah; sebagai contoh, lafal “Ren” (artinya manusia) dalam aksara Mandarin saja, goresan tulisannya memang sederhana, namun “manusia” sangat rumit, jika ingin merubah kerumitan menjadi sederhana, maka harus menggunakan “Gan En, Zun Zhong, Ai” (berterima kasih, menghormati dan cinta kasih) di antara sesama, agar tercapai kondisi bersatu hati, harmonis, saling mengasihi dan bergotong royong.

Master mengajarkan bahwa hal ini dapat dimulai dengan memupuk hati cinta kasih, dalam kesibukan kerja dapat berdana (Dana), berbuat baik (Arthakriya ), berkata baik (Priyavacana) dan dapat bekerja sama dengan baik (Samanarthata), serta saling memberi dorongan semangat. “Saya mendoakan semua orang agar setiap hari dapat bersumbangsih cinta kasih, dalam kesibukan dapat merasakan kebahagiaan, serta memperoleh kehidupan yang memuaskan dan mantap.”

Kata perenungan
Mendorong “pemerataan kekayaan” dalam masyarakat --- setiap orang memiliki hati cinta kasih dan rela bersumbangsih untuk membantu orang, dengan sendirinya masyarakat tentu akan aman sejahtera.

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 - 19 Februari 2012
※ Dikutip dari Jurnal Harian Master Cheng Yen dalam “Majalah Bulanan Tzu Chi” edisi 544
 
 
有愛有福 快樂之源
 
「苦與樂在一念間,知福、知足,則做任何工作,都能覺得幸福。」慈濟醫療志業人才培訓共識營圓緣,上人舉述,慈濟人認為能夠付出就是有福,即使勞心勞力、汗流浹背,都能在忙碌的工作中維持快樂心境,而致諸事「美滿」。

「雖然慈濟人的貧富程度參差不齊,在我眼中看來都平等。富有的人能夠放下身段與眾合心,共同為苦難人付出,具有品德修養;窮困人克服物資匱乏的困難,用愛付出,做苦工、辛勤工作也要捐款助人,亦令人讚歎。」

末法壞劫、人倫道德喪失之際,上人教眾靜心深思身處此一大時代,應該如何承擔?「面對天災人禍的大劫難,要培養『人傷我痛,人苦我悲』的大慈悲心,拯救苦難,還要教育人心、啟發智慧,引導明辨『是』與『非』,帶動付出無私大愛。」

靜思定人心 付出得踏實

上人進一步說明,「靜思」:靜就是不動亂;思就是用心慎思,用最清淨的心來看世界,引導世間人能從動亂中穩定。「普天之下四大不調,加上人心混亂以致地球動亂頻生;在此大動亂時刻,要加緊推動大懺悔,深切省思、靜靜思量,才能對準正向。」

上人說,慈濟人文不離法脈宗門精神,但是意義深廣、內容豐富;猶如「人」之筆畫簡單,但是「人」也很複雜,要將複雜化為簡單,就要在人與人之間運用「感恩、尊重、愛」,以達合和互協。

上人勉眾從培養愛心做起,在繁忙的工作中達到布施、愛語、利行、同事,相互勉勵。「祝福大家日日用愛付出,在忙碌中感覺幸福,得到美滿而踏實的人生。」

【靜思小語】推動社會「均富」——人人富有愛心、願意付出助人,社會即能平安祥和。

證嚴上人開示於2012218日至19 《農正月二十七至二十八》
本文摘自:《慈濟月刊》544期《證嚴上人.衲履足跡

Tidak ada komentar:

Posting Komentar