Rabu, 08 Agustus 2012

Catatan perjalanan tuan cilik mencari harta

Segala sesuatu di dunia ini tidak kekal adanya, demikian juga dengan manusia. Ketika batin damai, tentu lingkungan sekitar akan aman dan indah, namun jika lingkungan sekitar tidak selaras, manusia tentu tidak akan aman lagi. Dari itu, Sang Buddha selalu mengajarkan kepada para murid agar senantiasa menjaga kondisi batin tetap damai, sedangkan kedamaian hati sendiri datang dari keinginan yang sedikit dan tahu puas, puas atas apa yang telah ada, dengan demikian barulah kehidupan dapat dijalani dengan nyaman dan leluasa.

Takut harta terjatuh ke tangan orang, lalu menggali lubang untuk menyembunyikan barang berharga

Pada zaman dahulu kala, hidup dua orang tuan tanah sebagai pemilik lahan tanah yang luas. Salah seorang tuan tanah ini menikahi seorang wanita belia yang kemudian melahirkan seorang putera. Suatu hari, tuan tanah ini berpikir: “Usiaku sudah lanjut, kalau-kalau saya meninggal dunia dan isteriku menikah lagi, tentu hartaku akan terjatuh ke tangan orang lain. Jika demikian adanya, bagaimana dengan anakku di kemudian hari?” Selanjutnya, dia memberitahukan kekhawatirannya ini kepada pengurus rumahnya, dia juga mendapatkan satu ide dan berkata: “Coba kamu kumpulkan semua barang berharga, kemudian ikuti aku dengan membawa semuanya ke hutan untuk disembunyikan dengan cara dikubur.”

Sesampainya pada suatu tempat di dalam hutan, tuan tanah berkata kepada pengurus rumahnya: “Tempat ini cukup bagus, mari kita menggali lubang di sini.” Tuan dan pesuruhnya ini kemudian menggali sebuah lubang besar, setelah menguburkan sekereta barang berharganya, mereka membuat sebuah tanda di atasnya. Sewaktu pulang, tuan tanah meminta kepada pengurus rumahnya: “Aku berharap kamu dapat merahasiakan hal ini, nanti setelah aku meninggal dunia dan puteraku sudah tumbuh dewasa, baru kamu bawa dirinya ke sini untuk mengambil semua barang berharga ini.” Pengurus rumah yang setia ini segera menyanggupi permintaan tuannya.

Tak lama setelah itu, tuan tanah ini jatuh sakit dan meninggal dunia, beberapa tahun kemudian putera tuan tanah telah tumbuh dewasa, ibunya lalu mengatakan kepadanya: “Ibu tahu kalau ayahmu memiliki banyak barang berharga dan sepertinya pernah disembunyikan di suatu tempat bersama dengan pengurus rumah kita. Menurut ibu, usiamu sudah cukup dewasa dan dapat menjadi kepala keluarga ini, kamu semestinya bertanya kepada pengurus rumah, apakah dapat mengambil harta tersebut untuk dipergunakan sebagai modal memperluas bidang usaha keluarga kita.”

Mendengar perkataan ibunya ini, suatu hari tuan cilik bertanya kepada pengurus rumah: “Kabarnya ayahku dulu pernah menanam barang berharga bersama anda, di manakah tempatnya?” Pengurus rumah menjawab: “Benar! Ketika tuan tua masih hidup, beliau pernah memintaku untuk menyertainya dalam melakukan hal ini.” Tuan cilik berkata: “Kalau begitu harap anda membawaku ke sana untuk mengambil barang berharga tersebut.” Pengurus rumah menganggap bahwa hal ini memang sudah seharusnya, maka dia membawa tuan cilik ke tempat penguburan barang berharga.  

Namun setibanya di sana, pengurus rumah tiba-tiba berpikir, harta ini adalah milik tuan tua, jika tuan cilik mengambil harta ini, lalu menikmati kekayaan ini bersama ibunya, sungguh tidak dapat diterima! Maka pengurus rumah berpura-pura tidak waras dan marah-marah. Tuan cilik merasa aneh, mengapa begitu sampai di sini, emosinya tiba-tiba berubah? Akan tetapi, dia tetap menahan diri dan berkata: “Kalau hari ini tidak ditemukan, juga tidak apa-apa, mari kita pulang saja!” Dia kemudian membawa pulang pengurus rumah dengan baik-baik.

Beberapa hari kemudian, dia melihat pengurus rumah sudah normal kembali dan selalu memberi hormat kepadanya, maka dia berkata: “Pengurus rumah, hari ini marilah kita kembali mencari barang berharga tersebut!” Pengurus rumah dengan tenang mengikuti tuan cilik meninggalkan rumah, namun sesampainya di tempat itu, kembali timbul ketidak relaan dalam hatinya untuk menggali barang berharga, dia kembali marah-marah sembarangan. Tuan cilik tidak dapat berbuat apa-apa dan terpaksa membawanya kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, pengurus rumah kembali pada sikapnya yang sangat hormat dan sangat penurut kepada tuan cilik

Tahu memanfaatkan materi dan mempergunakan pusaka dalam kehidupan.

Tuan cilik merasa sangat galau, suatu hari dia berkunjung pada tuan tanah satunya lagi. Dia pikir, ayahnya dulu bersahabat baik dengan tuan tanah ini dan hubungan mereka sangat akrab, mestinya tahu sedikit tentang permasalahannya. Sesampainya di sana, dia bercerita dari awal sampai akhir kepada tuan tanah itu. Tuan tanah ini dengan bijak berkata kepadanya: “Kamu bawa dia kembali ke sana. Sesampainya di sana, lihat pada posisi mana dia mulai marah-marah padamu, tempat itu pasti merupakan lokasi penyimpanan barang berharga.”

Tuan cilik merasa perkataan ini sangat beralasan, maka dia kembali membawa pengurus rumah ke sana. Setibanya di sana, pengurus rumah kembali marah-marah, dia lalu mengatakan kepada pengurus rumah: “Biar bagaimana pun, sekarang anda bantu aku menggali tempat ini.” Ternyata sebentar saja sudah menemukan barang berharga yang telah terkubur banyak tahun.

Setelah menemukan barang berharga, tuan cilik merasakan kalau semua harta benda ternyata membawa marabahaya. Sebelum memilikinya, hari-hari dapat dilalui dengan tenang, setelah memilikinya, apa yang harus dilakukan? Ketika teringat emosi pengurus rumah menjadi tidak labil setibanya di sini, bagaimana pula dengan orang lain nanti? Maka, dia lalu membereskan barang berharga ini dan kemudian semuanya diamalkan pada banyak orang.

Kisah ini memberitahukan kepada kita kalau memiliki banyak dalam kehidupan ini belum tentu berbahagia, melainkan harus tahu memanfaatkan materi dan mempergunakan hak pakai dari kehidupan dengan baik, ini baru merupakan pusaka sesungguhnya di dalam kehidupan.

Dikutip dari buku “Aku cinta keluargaku” karangan Master Cheng Yen
 
小主人的尋寶記
 
天地萬物無常,人也是一樣。在平靜的時候就是平安、美好的境界;境界一不調和,人就不安。因此,佛陀經常教育弟子們要時時保持一分寧靜的心,而心的寧靜,來自於少欲知足、安於本分,如此,人生才能過得安樂自在。

財產落入他人手中 挖洞藏寶物

在久遠以前,有一處山城住著兩位大地主。其中一位大地主,娶了一個很年輕的太太,兩人生了一個兒子。有一天,這位大地主心想:「我年紀大了,萬一我走了、她再嫁人,我的財產就會落到別人手中。這樣的話,我的 孩子將來怎麼辦?」後來,他告訴管家心中所擔心的事,並且想一個主意說:「你將我所有的寶物都收起來,然後跟著我載去山林中埋藏起來。」

他們來到山林中某個地方時,這位大地主就對管家說:「這個地方不錯,我們趕快來挖洞。」主僕兩人挖了一個大洞,將整車的寶物埋好之後,在上方做了一個記號。 要回去時,這位大地主要求管家說:「今天的事希望你要幫我保密,等我往生、兒子長大後,你再帶他來這裡挖取這些寶物。」這位忠心耿耿的管家,立刻答應主人 的要求。

不久,這位大地主生病往生,幾年之後,大地主的兒子已經長大成人,母親便對他說:「我知道你父親有很多寶物,好像和管家拿去哪裡藏起來。我想,你的年紀可以當一家之主了,你應該去問問管家,看看是否能把那些財產取出來,好好大興家業。」

小主人聽了母親的話後,有一天就問老管家:「聽說我父親曾跟你一起去埋藏寶物,它們藏在哪裡呢?」老管家說:「是啊!老主人在時,曾叫我跟他去做這件事。」小主人就說:「那你帶我去把那些東西取出來。」老管家認為這是應該的,就帶著小主人去埋藏寶物的地方。

到了那裡,老管家忽然生起一個念頭,這些財產是老主人的,如果讓小主人把財產取走,跟他的母親一起享受,實在不服氣!於是,老管家就故意裝瘋賣傻,開口就亂 罵人。小主人覺得很奇怪,為什麼老管家來到這裡後,性情忽然就變了?不過,他還是忍住氣說:「你今天找不到地點沒關係,我們回去吧!」然後很溫順地帶老管 家回去。

過了幾天,他看老管家的精神已恢復正常,對自己必恭必敬,就又對他說:「老管家,我們今天再去找那些寶藏吧!」老管家平靜地跟著 小主人出去,但是一到了那裡,又生起捨不得挖開寶藏的心念,還是一樣口出惡言亂罵。小主人很無奈,只好再把他帶回家。一回到家,老管家又回復對小主人必恭 必敬、百依百順的態度。

懂得應用物質 善用人生至寶

小主人很懊惱,有一天,他就去拜訪城中另一位大地主。他心想父親跟這位伯父是世交、感情很好,應該會知道些什麼。到了那裡,他就將一切經過告訴這位大地主。這位大地主很有智慧地告訴他:「你再帶他去。到了那裡,你看他站在哪個地方罵你,那個地方一定就是寶物埋藏的地方。」

小主人覺得伯父說的話有道理,於是就再帶老管家前往。到了那裡,老管家同樣站在原地罵人,他就對老管家說:「不管怎樣,你現在跟我一起從這裡挖下去就對了。」果然,不久就挖出埋藏多年的寶物。

寶物挖出後,小主人覺得一切財物都隱藏著危機!沒有它們的時候,日子過得很平靜;擁有的時候,到底要做什麼呢?想到老管家站在那裡心就變了樣,何況是其他人呢?因此,他決定將這些寶物整理之後,做大布施。

這個故事告訴我們,人生不是擁有很多就是幸福,而是要懂得如何應用物質,善用生命的使用權,這才是人生真正的至寶。

本文摘自:證嚴上人著作《吾愛吾家

Tidak ada komentar:

Posting Komentar