Kamis, 09 Agustus 2012

Jelly Buah

Inline image 1

Bahan:
Buah apel yang tampak luarnya sudah kurang bagus atau inti nenas yang lebih keras, apel Fuji, bubuk jelly dan gula pasir.
 
Cara pembuatan:
1.    20 gram apel yang tampak luarnya sudah kurang bagus dipotong menjadi potongan-potongan atau 20 gram inti nenas yang lebih keras dipotong menjadi potongan-potongan, tambahkan 400 cc air, masukkan ke mesin blender, blender sampai menjadi bubur.
2.    Jus apel Fuji sebagai media dasar: 20 gram apel campur 20 gram gula, masak sampai lembut dan menjadi krim.
3.    10 gram bubuk jelly dan 600 air dituangkan ke dalam mesin blender, aduk sampai rata.
4.    Kemudian bahan-bahan di langkah 1, 3 dan 3 di atas diaduk hingga rata, masak sampai mendidih, tuangkan ke dalam cetakan dan biarkan mendingin, jika kemudian didinginkan dalam kulkas akan terasa lebih enak lagi.
 
水果果凍
 
市售果凍儘管方便,卻有添加色素的隱憂,拿賣相不佳的水果來作果凍,是炎炎夏日的好選擇!

【材料】:賣相差的蘋果或鳳梨、蜜蘋果、果凍粉、糖。

【做法】:
(1) 賣相差的蘋果20公克切塊、比較硬的鳳梨心20公克切塊,加水400㏄倒入果菜汁機中,攪打成泥備用。

(2) 蜜蘋果汁當基底:蘋果20公克、糖20公克 煮至稠狀備用。

(3) 果凍粉10公克、水600㏄倒入果汁機攪勻備用。

(4) 將以上(1)(2)(3)步驟所製成的食材攪拌煮開、盛盤,經冷藏後口感更佳。

(食譜提供:慈濟志工陳龍傑

Lembu ini adalah abangku

Ada sepasang abang beradik yang sejak kecil tumbuh besar bersama, namun mereka masing-masing memiliki cita-cita yang berbeda, setelah orangtua mereka meninggal dunia, sang adik meninggalkan kampung halaman dan memilih kehidupan non duniawi demi mencari kebenaran sejati dalam hidup, dia lalu menyerahkan pengelolaan semua usaha peninggalan orangtua kepada sang abang. Setelah menjalani pembinaan diri selama beberapa tahun, akhirnya sang adik berhasil menyadari akan ketidak kekalan dalam kehidupan, sadar secara mendalam kalau nama dan keuntungan materi hanyalah fatamorgana, jadi berbuat kebajikan dan menciptakan harus segera. Dari itu, dia juga berharap sang abang dapat ikut memahami prinsip kebenaran ini.

Ketika dia tiba di kampung halaman dan memberitahukan sang abang tentang pemahamannya ini, ternyata sang abang bersungguh sungguh dalam mengelola usaha dan setiap hari sibuk menjalani kehidupan dengan tanpa arti. Dia berkata kepada sang adik: “Kamu telah berhasil dalam pembinaan dirimu dan ucapanmu juga sangat beralasan, namun tanggung jawabku sekarang masih sangat besar dan aku tidak dapat melepaskannya.” Sang adik berkata: “Waktu dikendalikan oleh diri kita sendiri, abang seharusnya meluangkan sedikit waktu untuk mencari kebenaran sejati dari kehidupan.” Abangnya membalas: “Usahaku sekarang sedemikian besar, banyak masalah yang harus kuselesaikan sendiri, mana ada waktu luang sama sekali?” Sang adik berkata: “Jika abang tidak ada waktu luang, juga boleh berdana sedikit untuk membantu orang susah.” Sang abang menjawab: “Tunggu sampai pondasi ekonomiku sudah stabil dan berhasil memperoleh lebih banyak uang, barulah aku akan berdana.”

Sang adik terus berusaha menasehatinya, namun sang abang selalu acuh tak acuh dengan alasan tidak ada waktu atau tunggu sampai usaha lebih stabil dan punya cukup banyak uang. Karena sang abang begitu keras kepala, sang adik juga tidak dapat berbuat apa-apa, dia lalu meninggalkan kampung halaman dengan hati kecewa tanpa daya, dia lalu melanjutkan pembinaan dirinya.

Cengkam waktu untuk menciptakan keberkahan, membina diri dan membina kebijaksanaan dengan hati tenang

Beberapa tahun kemudian, dia mendengar kabar bahwa abangnya telah meninggal dunia, dalam kesedihannya sang adik bersamadhi untuk melihat ke mana abangnya bertumimbal lahir. Dia membayangkan alam surga dan alam manusia, tetapi tidak menemukan sosok abangnya; dia membayangkan alam neraka dan alam setan kelaparan, juga tidak ada. Akhirnya dia menemukan abangnya di alam binatang, ternyata abangnya terlahir kembali sebagai seekor lembu. Sang adik dengan galau kembali ke kampung halamannya dan menemukan sang abang yang telah terlahir kembali sebagai lembu.

Dia melihat tubuh lembu yang merupakan titisan abangnya sedang membajak sawah, karena lumpur di sawah sangat dalam, membuat setiap langkahnya sulit untuk ditapakkan, disebabkan sudah terlalu lelah dan terus dipecut oleh tuannya, lembu ini semakin berjalan semakin lambat dan terus menerus menampakkan rupa sedih dan menderita, sepertinya hendak memberitahukan orang kalau dia sudah tidak dapat bertahan lagi. Sang adik berdiri di pematang sawah dan melihat lembu ini sungguh bersusah payah, biar pun tenaganya sudah terkuras habis, namun sang tuan bukan saja tidak mau memberikan istirahat, malah terus memecut tubuhnya.  

Pemandangan ini membuat sang adik tidak dapat menahan diri untuk tidak mengeluh, dia berkata dengan hati pilu pada sang lembu: “Karena tidak mau segera membina diri, akibatnya harus susah payah seumur hidup dengan dosa terus menjerat tubuh, semoga abang sekarang dapat segera berpikir baik-baik dan segera membebaskan diri dari tubuh ini.” Lembu ini sepertinya dapat memahami perkataannya, tiba-tiba meronta-ronta dan meratap keras, kemudian seluruh tubuhnya lemas dan mati.

Menyaksikan kejadian aneh ini, semua petani lainnya merasa ingin tahu dan mengitari tuan empunya lembu untuk bertanya apa yang sebetulnya telah terjadi? Empunya lembu berkata: “Aku juga merasa sangat aneh, tadi ada seorang praktisi agama berbicara sendiri di sini, tiba-tiba lembuku mengeluarkan suara ratapan dan meronta-ronta, lalu jatuh ke tanah dan langsung mati.”

Para petani curiga kalau sang praktisi agama ini menjalankan sihir, kalau tidak, bagaimana ada hal aneh terjadi pada diri lembu ini, mereka lalu mengerubutinya. Sang praktisi agama lalu menuturkan benih karma dan balasan karma pada diri lembu ini kepada semua orang: “Tahukah kalian? Lembu ini dulunya adalah abangku, aku selalu menasehatinya agar mau membina diri dan menciptakan keberkahan, tetapi dia selalu beralasan kalau sangat sibuk dalam usaha dan menolak melakukannya. Namun kehidupan ini tidak kekal adanya, setelah meninggal dunia dirinya terlahir kembali dalam tubuh lembu. Sebagai lembu juga harus mencengkam waktu, jika mampu, harus segera menciptakan keberkahan, ketika ada waktu juga harus menenangkan hati dan membina batin dengan baik.” Setelah mendengarnya, para petani baru paham apa yang telah terjadi.
 
Pendek kata, kehidupan ini tidak kekal adanya, dalam segala hal harus mencengkam momen sekarang juga untuk segera berbuat, jika tidak maka kehidupan tentu akan terbelenggu oleh nafsu keinginan dan kerisauan, tanpa mampu membebaskan diri sama sekali.
 
  Dikutip dari buku “Membahas masa lalu dan masa sekarang” karangan Master Cheng Yen
 
這頭牛是我大哥
 
有一對兄弟,從小一起長大,卻各有不同的理想,當父母往生後,弟弟為了探求人生真理,於是離開家鄉選擇修行的生活,把父母留下來的事業完全讓給哥哥經營。 經過幾後的苦修,弟弟終於了悟人生無常,深覺一切名利均屬空幻,不論行善、造福皆要及時。所以,他希望哥哥也能領悟這番道理。

當他回到家鄉告訴哥哥這些年的體悟,但哥哥雖然認真經營事業,卻整天忙忙碌碌在空過人生。他對弟弟說:「你修行修得很好,你所說的也都很 有道理,但是我現在責任還很重,無法放下。」弟弟說:「時間掌握在自己手上,你應該撥出一點時間來追求人生的真理。」哥哥回答說:「我現在的事業這麼大, 有很多事務要找我親自處理,哪有空閒的時間呢?」弟弟說:「你如果沒有時間,也可以發撥一分心力,施捨錢財幫助貧困苦難的人。」哥哥回答說:「等我經濟基 礎穩定、賺更多的錢時,再來佈施。」

弟弟不斷地勸他,哥哥總是以沒空或是家業穩定後,有足夠的錢再做等理由來敷衍。哥哥如此頑固,弟弟實在是無可奈何,因此萬般灰心、無奈地離開家鄉,繼續精進修行。

把握時間造福 靜心修行修慧

數年後,聽到哥哥往生的消息,弟弟在悲痛之餘趕緊入定,觀照哥哥的去處。他觀想天堂、人間卻沒有哥哥的蹤影;觀想地獄、餓鬼道也都尋不著。最後,發現哥哥墮入畜生道,轉世為牛。弟弟憂心地趕回故鄉,找到轉世為牛的哥哥。

他看見哥哥轉世的牛身上拖著犁,在沼澤田裡耕作;田裡泥濘不堪,舉步難辛,由於太過疲累,加上主人不時在鞭打,牛愈走愈緩慢,並不時露出悲苦的神情,好像要告訴人牠快支撐不住。弟弟在田埂上看到牛這麼辛苦,體力幾乎消耗殆盡,而主人不但不讓牛休息還一直鞭打它。

這一幕幕情景讓弟弟不禁感歎,心疼地對牛說:「修行不及時,勞累一生,罪業纏身,但願現在你能及時思考,而及時解脫此身。」好像牛聽懂了修行人的話,突然掙扎著、大聲悲鳴;接著全身癱軟,就這樣往生。

其他的農人看到如此奇特的事,都好奇地圍過來問牛主人,究竟是怎麼回事?牛主人說:「我也覺得很奇怪,剛才有位修行人在這裡喃喃自語,我的牛就發出悲鳴聲、掙扎倒地而死。」

農夫們一致懷疑可能是修行人施了什麼法術,否則這 頭牛怎會這麼奇怪,於是大家將修行人團團圍住。修行人就將前因後果告訴大家:「你們知道嗎?這頭牛過去是我的大哥,我時時勸他修行、修福,他卻以事業很重 很忙來推托。但是人生無常,他往生後墮入牛身,當牛還要好好把握時間,有能力就在造福,有時間就要好好靜下 心來修行。」農夫們聽了都略有所悟。

總之,人生無常,凡事要把握當下及時去做,若本末倒置,人生就會被慾念、煩惱所困,不得掙脫。

本文摘自:證嚴上人著作《談古說今

Jiwa kehidupan dan jiwa kebijaksanaan

 
Jiwa kehidupan adalah sesuatu yang tidak kekal,
jiwa kebijaksanaan akan langgeng selama-lamanya.
Ruang lingkup cinta kasih tiada berbatas,
semangatnya tidak akan pernah hilang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
生命無常,慧命永存,
愛心無涯,精神常在。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Transient thought life may be one’s contribution will live on
as love knows no boundaries, it’s spirit will always remain.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Dalam menghadapi fitnah atau hujatan


Dalam menghadapi fitnah atau hujatan,
hendaknya kita bisa memiliki kemampuan
untuk mengabaikan nada-nada sumbang itu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen - 

面對扭曲或責難,
要有化雜音為零的功力。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
In facing dispute or blame,
we must even more have
the ability to disregard critique.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Surga atau neraka


Surga atau neraka
semuanya diciptakan oleh
niat dan prilaku kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
天堂和地獄,
都是由心和行為所造作。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Our thoughts and actions
create our destiny of heaven or hell.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Miskin materi atau miskin batin


Kita boleh miskin di bidang materi,
namun tidak boleh miskin batin dan miskin semangat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
物資可以貧,
但是心靈,
志氣不能貧。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
We may be poor materially,
but never be poor in our spirit and aspiration.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Hati dan pikiran benar


Jika hati dan pikiran sudah benar,
keuletannya akan tiada batas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
心力若正,
毅力就無窮盡。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
With the right effort, there is limitless willpower.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Bersabar atau ingin menang


Dengan bersabar, ruang gerak akan terasa luas tak berbatas,
bila terus ingin menang, malapetaka segera akan menimpa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
忍一口氣海闊天空,
爭一口氣禍事臨頭。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Holding back our anger can open new horizons,
insisting on having our say may bring down disaster.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Selalu merasa tidak cukup


Jika selalu merasa tidak cukup dalam segala hal,
tentu tidak akan pernah kenal puas
dan akhirnya hanya akan mendatangkan penyesalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
凡事不知足就不滿意,
不滿意就有遺憾。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Discontentment brings dissatisfaction,
dissatisfaction causes regret.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Berpengertian dan bertenggang rasa


Hendaknya bisa berpengertian terhadap masalah kecil
dan bertenggang rasa terhadap masalah besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
小事善解,
大事包容。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Be understanding with small matters
and tolerant with large matters.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Tabiat dan tutur kata


Sebaik apa pun hati seseorang,
bila tabiat dan tutur katanya tidak baik,
tetap saja tidak bisa dikatakan sebagai orang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
脾氣嘴巴不好,
心地再好,也不能算好人。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
One who is kind at heart,
but bad tempered and speak unkindly
cannot be deemed as a good person.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Batin hening dan damai


Jika kondisi batin selalu hening dan damai,
segala sesuatu di dunia ini akan terlihat indah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
心境常處寧靜之中,
則萬物無一不美。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
When the mind is tranquil and serene,
we can appreciate the beauty in everything.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Batin bagaikan cermin


Batin manusia bagaikan sebidang cermin,
dapat merefleksi benda sesuai dengan bentuk aslinya,
tetapi karena tertutup oleh kebodohan duniawi dan tercemar oleh debu,
membuat refleksi benda berbeda jauh dengan bentuk aslinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
人心如一面鏡子,照山是山,照水是水;
因塵世懵懂,浮塵所染而面目全非。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Our heart is like a mirror reflecting the external world;
images that we see will be distorted
if it is dusted by delusion.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

lapang dada dan niat tulus






心寬不傷人,
念純不傷己。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Dengan berlapang dada, kita tidak akan pernah melukai hati orang.
Dengan niat tulus, hati kita tidak akan pernah merasa terlukai.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
With broadmindedness, one would not hurt others.
With pure simple mindset, one would not feel hurt.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -


Berbuat dan balasannya


Orang yang suka berbuat baik akan mendapatkan kebahagiaan,
orang yang suka berbuat jahat akan memperoleh penderitaan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
從善者得快樂,
作惡者受苦難。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Good deeds brings happiness
evil doings endure sufferings
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Asal masih bisa membuka mata


Asal masih bisa membuka kelopak mata saat bangun tidur,
setiap harinya senantiasa merupakan sebuah kelahiran baru,
sebuah awal baru untuk memulai kehidupan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
只要能張開眼睛,
每一天都是我的新生之日,
都是我做人的開始。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
When we can wake up and open our eyes,
each day is the birth of new life,
a new beginning to start out life afresh.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Kurangi nafsu keserakahan dan perluas cinta kasih


Kurangi nafsu keserakahan hingga tiada sama sekali,
perluas cinta kasih hingga menyebar ke seluruh jagad raya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
貪欲縮小到零點,
愛心擴大遍虛空。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Shrink greediness to zero;
broaden the scope of mind
as vast as the universe.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen –

Membangkitkan Empat Ikrar Agung Bodhisattva dan Mewarisi Ajaran Jingsi

Siraman embun air Dharma dari Master Cheng Yen


Sering disebutkan bahwa “Dharma bagaikan air”. “Air” ada dua jenis —— pertama adalah air untuk membilas, kedua adalah “sumsum” tulang di dalam kehidupan. Jika sumsum tulang dalam kondisi sehat, barulah bisa menghasilkan darah. Alasan Tzu Chi menggalakkan “Misi Donor Sumsum Tulang” adalah disebabkan oleh karena ada sebagian orang yang sumsum tulangnya sudah tidak selaras dan kehilangan kemampuan untuk menghasilkan darah, sehingga demi kelangsungan hidup perlu terus ditransfusi darah tanpa henti. Jika yang bersangkutan mendapatkan pasangan donor yang memiliki sumsum tulang yang cocok, suatu hari nanti, tubuh penerima donor ini kembali akan mampu menghasilkan darah dengan normal.
 
Dharma juga ada “Sumsum Dharma” dan air Dharma dapat membersihkan kotoran dalam batin. Jika kita tidak memahami Dharma dan tidak menggunakan Dharma, dalam batin tentu akan timbul keserakahan, kebencian, kebodohan, keangkuhan dan kecurigaan. Ketika menyelami Dharma Pertobatan pada tahun lalu, setiap orang mampu memahami tabiat buruk masing-masing dan tahu untuk bertobat dan memperbaiki kesalahan, di sinilah inti dari ajaran Buddha. Mampu melakukan analisa untuk diri kita, sehingga dalam diri kita timbul pemahaman dan penghayatan yang cermat. Jika sumsum Dharma dapat terserap ke dalam batin, kegelapan batin dan kerisauan yang jelimet tentu akan hilang dengan sendirinya.
 
Saya tidak memiliki permintaan lain, hanya berharap semua murid harus lebih giat lagi demi Dharma. Jika ada murid yang tidak mau mencari kemajuan, saya merasa iba dalam hati dan menghela napas kenapa orang-orang ini begitu bodoh ? Dharma sudah pun berada di depan mata, mengapa masih tidak tahu menyerapnya ? Setelah sebelumnya dengan susah payah meluangkan waktu untuk membina diri, jika pergi atau kendur di tengah perjalanan, tentu saja saya merasa sangat tidak rela. Hubungan antara guru dan murid bagaikan orangtua memperlakukan anak, jika para murid mampu menyerapkan Dharma ke dalam batin dan mempraktekkan Dharma dalam perbuatan, ini sebetulnya lebih istimewa daripada persembahan apa pun bagi diri saya.  
 
Ajaran Jingsi adalah membina “ketulusan, kebenaran, keyakinan dan kejujuran” di dalam diri. Jika sudah masuk ke Tzu Chi secara suka rela, maka harus membangkitkan “Empat Ikrar Agung Bodhisattva”. “Ketulusan” adalah landasan ikrar pertama, “Aku bertekad membebaskan semua makhluk yang tiada batas”, dikarenakan bencana di dunia terus terjadi, penderitaan semua makhluk semakin banyak pula, semua orang harus membangkitkan hati penuh ketulusan untuk terjun ke dalam masyarakat banyak, dengan tekad luhur untuk membebaskan semua makhluk. Dengan hati penuh “kebenaran”, “Aku bertekad mengakhiri segala kerisauan yang tiada henti”. Jika hati tidak benar, maka Dharma juga tidak benar, sehingga mudah melakukan satu kesalahan kecil yang dapat berakibat sesat ribuan kilometer, jadi harus mempergunakan perhatian benar barulah dapat mengakhiri kerisauan.
 
Kita menaruh keyakinan mendalam terhadap Dharma yang diajarkan Sang Buddha dan harus memiliki “keyakinan” untuk memasuki mazhab Tzu Chi, inilah ikrar ketiga “Aku bertekad mempelajari segala Dharma tiada terhingga”. Jika tidak memiliki keyakinan mendalam, tentu tidak akan mampu memahami Dharma sejati dari ekayana (kenderaan tunggal) Sang Buddha yang mulia dan mendalam. “Kejujuran” adalah ikrar ke-empat “Aku bertekad mencapai keBuddhaan pamungkas”. Jika batin ceroboh, bagaimana dapat mencapai keBuddhaan? Hanya dengan jujur membina diri dan mantap melangkah barulah dapat mencapai keBuddhaan. Bukan dengan meninggalkan keduniawian barulah disebut sebagai membina diri, dalam diri setiap orang ada sifat hakiki dari Sang Triratna, harus terlebih dahulu menjaga rumah tangga, usaha atau pekerjaan dengan baik, kemudian baru berdana waktu, ini disebut dengan kewelas asihan dan rela bersumbangsih dengan suka cita.
 
Berdana waktu dan kebijaksanaan, serta berdana kata baik (Priyavacana) dan perbuatan baik (Arthakriya). Ketika melihat ada orang berada dalam kebingungan, memberi penghiburan kepadanya dengan kata-kata lembut dan baik, ini disebut dengan “berdana rasa aman dari marabahaya” (Abhaya dana). Memberi bimbingan padanya dengan kalem dan membicarakan sedikit prinsip kebenaran untuknya, inilah “berdana Dharma” (Dharma dana). Mencukupi materi dan uang yang dibutuhkan olehnya, inilah “berdana harta” (Amisa dana). Baik bersumbangsih waktu atau menghibur dengan kata-kata, semuanya merupakan “berdana”, semuanya bermanfaat bagi alam manusia. Semua “berdana (Dana), berbuat baik (Arthakriya), berkata baik (Priyavacana) serta dapat bekerja sama dengan baik (Samanarthata)” dari empat metode dalam memeluk semua makhluk (Catur samgraha vastu) merupakan landasan untuk melangkah di jalan Bodhisattva.
 
Maha cinta kasih tanpa penyesalan, terjun ke dalam masyarakat ramai dengan cinta kasih universal.
Maha welas asih tanpa keluhan, antar sesama harmonis dalam kesunyataan mulia tentang adanya derita.
Maha simpati tanpa kekuatiran, terjun ke dalam masyarakat ramai demi mewariskan Dharma.
Maha keseimbangan batin tanpa pamrih, bersumbangsih dengan penuh syukur.
 
Mazhab Tzu Chi berada dalam masyarakat banyak, terhadap pihak luar menerapkan “Maha cinta kasih tanpa penyesalan, maha welas asih tanpa keluhan, maha simpati tanpa kekuatiran dan maha keseimbangan batin tanpa pamrih”. Dengan “maha cinta kasih” mampu “terjun ke dalam masyarakat ramai dengan cinta kasih universal”, “maha welas asih” adalah “antar sesama harmonis dalam kesunyataan mulia tentang adanya derita”, dengan semangat empat kondisi batin yang luhur (Catur paramita) memahami “kesunyataan mulia tentang adanya derita” (Dukkha satya) di dalam kehidupan manusia, sehingga kita sangat hamonis dengan orang dan masalah. “Maha simpati tanpa kekuatiran” harus “terjun ke dalam masyarakat ramai demi mewariskan Dharma”, jadi harus menapak ke dalam masyarakat banyak. “Maha keseimbangan batin tanpa pamrih” adalah harus berterima kasih kepada setiap orang dan bersumbangsih tanpa pamrih.
 
~~ Dikutip dari ceramah Master dalam temu ramah insan Tzu Chi Kaohsiung tanggal 7 Juli 2012 dan ceramah Master terhadap Tim He-xin Taiwan bagian tengah tanggal 2 Juli 2012

Rabu, 08 Agustus 2012

Benda masih berguna


Benda-benda yang masih bisa dipergunakan
adalah pusaka yang harus dihargai.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
可用的物質,
都是值得珍惜的寶。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Usable materials are worthy
of cherished treasures.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -


Kemampuan menolong orang


Memiliki kemampuan untuk menolong orang lain
adalah sebuah keberkahan bagi diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
有力量幫助他人,
是自己的福。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
It is a blessing to have the ability to help others.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen –

Dalam hubungan sesama


Pikiran tanpa keegoan terasa seluas alam semesta,
dalam hubungan dengan sesama hendaknya saling percaya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
心念無私天地寬,
與人相處互為信。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Selfless mental thought is as broad as the universe;
Human interaction lies in mutual trust.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen –

Membina cinta kasih sejak kecil


Binalah cinta kasih di dalam hati sejak masa kecil,
maka setelah dewasa tentu tidak mudah berperilaku menyimpang
dan menciptakan masalah di dalam masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen –
自小培養愛心,
長大就不易有偏差行為,
而製造社會問題。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Nurture a loving heart from young,
so they do not grow up
with deviant character,
and create problems in society.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Memiliki adalah kerisauan


Semua orang selalu memohon untuk memiliki,
sedangkan yang disebut sebagai memiliki itu
adalah kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
人都是求「有」,
什麼叫「有」呢?
有就是煩惱。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
People always yearn for endless
desires, which cause misery.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Dalam membina diri perlu waktu


Dalam menghilangkan sifat mudah marah
dan membina ketenangan dalam hati
tidak akan bisa berhasil dilakukan dalam satu dua hari,
tetapi adalah upaya yang harus dilakukan dari
satu masa kehidupan hingga masa-masa kehidupan lainnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
除去容易發怒的性格,
培養安詳的心性;
這不是一天兩天的事,
是生生世世的事。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
It is impossible to cast off our easily annoying character,
and to nurture a gentle attitude within a short span of time,
but require life after life.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Mengalami hal menakutkan


Pada saat mengalami sesuatu hal menakutkan,
hendaknya bisa menyemangati diri sendiri
untuk berani menghadapi kenyataan,
jika hati bisa tenang dan lurus,
semuanya akan terselesaikan dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
害怕時,要鼓勵自己勇於面對現實;
心定心正,事情自然就迎刃而解。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Be confident and remain calm to face
reality without fear and things would
naturally be resolved.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Jika ingin orang tersenyum


Jika ingin orang dalam cermin tersenyum,
orang di depan cermin harus tersenyum terlebih dulu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
要鏡中人笑,
照鏡的人要先笑。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Smile at the mirror
for the mirror image to smile back
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Orang mulai lengah


Orang mulai lengah begitu mulai mencari-cari
alasan untuk memaafkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
人都是在原諒自己的
那一分鐘開始懈怠。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
The moment we start to forgive ourselves,
we start to slacken.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Bersumbangsih dengan perasaan syukur


Orang yang selalu bersumbangsih dengan perasaan syukur,
tidak akan begitu mudah terjerumus ke jalan buntu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
做個永保感恩付出的人,
就不易陷入絕境中。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Be grateful always, so that one
would not easily feel demoralized.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Berbuat baik adalah membalas budi orangtua


Banyak berbuat hal baik
adalah cara untuk membalas budi orangtua.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
多做好事是報父母恩。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Doing good deeds is the way to repay our parents’ grace.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Kebijaksanaan dan keberkahan


Bila kerisauan tidak dilenyapkan,
kebijaksanaan tidak akan bisa tumbuh.
Bila tidak berusaha untuk menciptakan keberkahan,
mana mungkin mendapatkan berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
煩惱不除,智慧不生;
不去造福,焉能得福。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
When afflictions are not eliminated,
our wisdom cannot arise.
When blessings are not sown,
how can we hope to be blessed?
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Perasaan sukacita sesungguhnya





Perasaan suka cita yang sesungguhnya
tidak pada seberapa banyak yang dimiliki,
tetapi karena adanya cinta kasih dalam hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
真正的歡喜,
不在於擁有多少,
而是有愛。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
True happiness is measured
by love and not by one’s possessions.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Harta sesungguhnya


Harta kekayaan sesungguhnya adalah
berkah yang diperoleh dari berbuat kebajikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
人真正的財富在行善。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Through altruistic acts,
we gain true wealth.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Sikap mengalah


Sikap mengalah dapat menghindarkan perselisihan,
kelembutan dan cinta kasih universal
dapat merubah bencana menjadi keberkahan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
忍讓可避免爭執,
柔和大愛可轉禍為福。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Tolerance and accommodation can
prevent disputes; gentleness and
great love can transform disasters
into blessings.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Tentang pandangan hidup






Bila pandangan hidup tidak benar,
tidak akan mampu berusaha di jalan benar;
andaikan pandangan hidup menyimpang,
maka apa pun yang dilakukan akan salah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
人的觀念不正,
就不能正業;
觀念如果偏差,
所做的事也會錯誤。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
If our view is incorrect,
our actions will not be right;
if our thinking is biased,
everything we do will be wrong.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Cinta kasih adalah sumber kekuatan


Cinta kasih adalah sumber kekuatan,
namun cinta kasih saja tidak cukup,
mesti dilengkapi dengan “kesabaran” –
tahan terhadap penghinaan,
mau mengalah dan mampu menahan diri.
Dengan bersabar akan mendatangkan ketenangan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
愛是人間的一分力量;
但是只有愛,還不夠,
必須還要有個「忍」
–忍辱、忍讓、忍耐,能忍則能安。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Love is a source of strength but must be
supplemented with “Tolerance” of humiliation,
forbearance and patience to enjoy peace of mind.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Cinta kasih tidak membedakan


Cinta kasih universal
tidak membedakan mulia atau hina,
semua makhluk adalah setara
tanpa membedakan dia, engkau atau aku,
jika berhati baik tentu akan selalu harmonis.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
大愛無貴賤,
眾生皆平等,
不分他你我,
心善即氣和。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Great love makes no distinction between rich or poor,
sees every one as equals and engenders kindness and harmony.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Membantu orang lain

  

Dengan memberi perhatian pada orang lain,
sama artinya dengan memberi perhatian pada diri sendiri.
Dengan membantu orang lain,
sama artinya dengan membantu diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
關心別人就是關心自己,
救助別人就是救助自己。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
It is caring for yourself as you care for others;
and helping yourself while you help others.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

 

Dengan bersikap lebih mengalah dan lebih mencintai orang


Dengan bersikap lebih mengalah dan lebih mencintai orang,
kehidupan tentu akan dapat dijalani dengan lebih bahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
待人退一步,愛人寬一寸,
在人生道中就會活得很快樂。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
In dealing with others,
learn how to compromise and
give others a little more love.
This is the way to live happily.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Meski hidup sederhana


Meski pun kehidupan material kita cukup sederhana,
namun jika batin kita cukup kaya, kita tetap akan hidup dengan bahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
人生若精神文化充足富有,
縱使物質生活平淡,
也會感到樂在其中。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
If we are spiritually rich and fulfilled,
we will be happy,
even if materialistically our life is basic and simple.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Memperoleh kebijaksanaan


Jika batin seseorang bebas dari niat tidak tulus,
bersikap optimis dalam menghadapi segala hal
dan melakukan sesuatu dengan mantap dan pasti,
orang tersebut tentu akan memperoleh kebijaksanaan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
心無雜念,
凡事樂觀,
踏實做事,
就會有智慧。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Wisdom is cultivated by freeing our minds from distractions
and adopting an optimistic and pragmatic attitude in all that we do.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Mengatasi persoalan dengan prinsip


Kita harus mengatasi persoalan sesuai dengan prinsip,
bukannya menyesuaikan prinsip dalam mengatasi persoalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
要以理來轉事,
不是拿事來轉理。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
We must carry out our tasks according to principles,
and not let our principles be compromised by our tasks.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Memberikan lebih banyak cinta kasih


Dengan memberikan lebih banyak cinta kasih
dan mengucapkan lebih banyak kalimat penuh penghiburan,
berarti telah menanamkan jalinan jodoh baik dalam hati orang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
多付出一分愛、多說一句安慰的話,
就是在他人心中種下一個善緣。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
That extra bit of effort to show a little care or
to say a kind word all makes an emotional deposit.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Pintu hati terbuka membawa nasib baik


Pintu hati yang terbuka membuat nasib menjadi baik.
Jika setiap hari dapat dilalui dengan perasaan suka cita,
dengan sendirinya batin akan terbebas dari beban pikiran.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
心開運就通。
日日歡喜過,
既得心自在。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Open your heart and blessings will come your way.
Be joyful every day and your heart will be at ease.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Paku sekrup kecil


Sekalipun hanya sebagai paku sekrup yang kecil,
juga harus diperhatikan apakah sudah
terpasang dan tersekrup dengan baik,
agar dapat berfungsi dengan maksimal.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
即使自己只是一根小籮螺絲釘,
也要注意有沒有鎖上、鎖緊,
以便充分發揮功能。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Even the tiniest bolt must be screwed on tightly in order to perform its best.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Keyakinan dan tanpa pamrih


Dengan keyakinan dalam hati, kekuatan tekad tidak akan ada habis-habisnya.
Dengan tiada pamrih dalam hati, keberkahan yang diperoleh akan tiada terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
心中有信,願力無窮
心中無私,其福無量。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
With faith,we will have unlimited strength.
With selfless intentions,
we will be showered with blessings.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Apakah Buddha adalah orang suci atau dewa?

Ada orang bertanya kepada Master Cheng Yen:
Mengapa kita menganggap Sang Buddha sebagai orang suci, bukannya sebagai dewa?

Master menjawab:
Dewa dan iblis berada dalam satu jalan, sebab masih memiliki hawa amarah dan kebencian, makanya mereka masih mengikuti ikatan karma dan terlahir di tiga alam samsara. Sedangkan para Buddha dan Bodhisattva sangat mengasihi semua makhluk bagaikan ibu mengasihi anak, tanpa keluhan, tanpa penyesalan dan tanpa pamrih; dari itu, Sang Buddha adalah orang suci dan bukan dewa, dewa sangat jauh dari umat manusia, sedangkan orang suci senantiasa berada di sekitar kita.

Dikutip dari buku “Kata Perenungan Master Cheng Yen Jilid I”
 
佛是聖人還是神?
 
有人問:為何要將佛聖化,而不可神化?

上人開示:神鬼同道,因為他還有瞋心在,所還會隨業轉於三界內。而佛菩薩疼愛眾生,如母之愛子,無怨無悔無求;因此佛是聖人而非神,神離人很遠,而聖人隨時在我們周圍。

本文摘自:《證嚴法師靜思語第一集
 

Setelah bersabar, bagaimana pula cara menghilangkan perasaan telah bersabar ini?

Ada orang bertanya kepada Master Cheng Yen:
Master pernah mengatakan jikalau bersabar saja tidak cukup, kita masih harus menghilangkan perasaan telah bersabar ini, bagaimana pula cara kita melakukannya?

Master menjawab:
Mengumbar emosi hanya merupakan pikiran sesaat, asal pada momen itu kita mau sedikit merubah pola pikir dan meminum “empat ramuan berkhasiat Tzu Chi”, yaitu tahu berpuas diri, bersyukur/berterima kasih, penuh pengertian dan bertenggang rasa, semua api kebencian dan amarah akan hilang dengan sendirinya.

Sebab jika tahu berpuas diri dan penuh pengertian, maka kita tidak akan berhitungan dengan orang; jika dalam setiap hal tahu berterima kasih dan bertenggang rasa pada orang, maka api amarah tidak akan bangkit. Semua orang dan semua hal di sekitar kita merupakan faktor pendukung untuk mencapai keberhasilan dalam pengasuhan kepribadian diri kita, jika kita selalu meminum obat mujarab berupa empat ramuan berkhasiat Tzu Chi yang mampu menurunkan gejala demam panas, pasti kehidupan kita akan nyaman dan bebas dari beban pikiran, sehingga dengan sendirinya kehidupan akan menjadi lebih menyenangkan.

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 6 Juni 1999
Dikutip dari Jurnal harian Master Cheng Yen edisi musim panas tahun 1999
 
忍一口氣之後,如何消化掉?
 
問題:上人曾說忍一口氣還不夠,要吞下那口氣並消化掉,這如何才能做到?

上人的回答:
發脾氣只是瞬間的念頭,只要當下稍微轉變觀念,喝下「慈濟四神湯」──知足、善解、感恩、包容,瞋怒怨氣自然消散。

因為懂得知足、善解就不會計較;事事感恩、包容,怒氣就生不起來。周遭的人事環境無不在成就我們的品格,常喝慈濟四神湯這清涼退火的妙藥,生活必然輕安又自在,人生自然可愛。

上人開示於199966
本文摘自:《證嚴法師衲履足跡》1999年夏之

Perhatian mudah teralihkan, bagaimana pula dapat “bersungguh hati”

Ada tamu bertanya kepada Master Cheng Yen:
Perhatian saya sangat mudah teralihkan, ketika sedang melakukan sesuatu, saya selalu merasa kuatir akan bagaimana nantinya menangani urusan selanjutnya. Harap Master dapat memberi petunjuk bagaimana agar dapat bersungguh hati?

Master menjawab:
Jika kita tahu memanfaatkan waktu dan mencengkam momen sekarang juga, itulah bersungguh hati. Dalam melakukan sesuatu, kita harus dapat memusatkan perhatian dan hati harus seluas alam semesta. Bagaikan burung garuda yang selalu memusatkan perhatian untuk menyimpan energi dan setiap saat siap untuk beraksi, ketika angin datang menerpa, dia akan terbang dengan segenap kemampuannya dan kekuatan yang menggelora. Sesungguh hati adalah alamiah, bukannya sengaja dibuat-buat.

Tamu tersebut kembali bertanya:
Jika dengan bersungguh hati akan terbebas dari rintangan dan kemelekatan, namun kenapa bersungguh hati perlu memusatkan perhatian dengan segenap kemampuan, bukankah ada kontradiksi antara keduanya?

Master menjawab:
Ketika bersungguh hati dengan sepenuh perhatian, sama sekali tidak ada hati yang digunakan. Hati hanyalah sebuah nama sebutan saja, kebanyakan makhluk terjerat oleh nama sebutan. Kala berjalan atau makan, apakah anda sengaja bersungguh hati? Anda berjalan dengan nyaman dan leluasa, makan dengan lancar. Maka dikatakan, bersungguh hati tetapi “tidak menggunakan hati”.

Dikutip dari: Majalah Bulanan Tzu Chi edisi 103
 
容易分心,該如何「用心」?
 
客問:「我很容易分心,在做事的同時,會操心下一刻的事務該如何處理。請問師父:要怎樣才能用心?」

上人的回答:
知道利用時間、能夠把握當下、此刻,就是用心。做事要專注,心懷要如海天般寬廣。好比大鵬鳥,專注地蓄勢待發,一陣風來,即全力衝飛,氣勢磅礡。用心是自然而然,並非刻意造作的。

再問:「既然用心是可以無罣礙、不執著,但用心又必須是全力去專注,此兩者是否有所矛盾?」

上人的回答:
專注地用心時,根本無心可用。心只是一個名相而已,眾生大都被名相所縳。走路、吃飯時,你刻意用心了嗎?它是那麼自由自在地走得好、吃得順。所以說,用心而「不用心」。

本文摘自:《慈濟道侶》103

Bagaimana cara menyelaraskan kepekaan dengan logika?

Ada orang bertanya pada Master Cheng Yen:
Dalam proses pengelolaan sebuah perusahaan, biasanya logika dan kepekaan harus bercampur jadi satu, namun diantara keduanya pasti ada kontradiksi, bagaimana cara yang lebih baik untuk menyelaraskan keduanya?

Master menjawab:
Paling baik kalau kepekaan dan logika dapat seimbang di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ajaran Buddha disebut dengan kewelas asihan dan kebijaksanaan, keduanya tidak bisa diabaikan, jika harus dikatakan yang manakah yang lebih penting, saya beranggapan kepekaan lebih penting daripada logika. Jika terlalu berpegang pada logika, tentu menjadi kurang peka, kehidupan acuh tidak acuh terhadap orang lain seperti ini akan membuat seseorang tidak memiliki daya pendorong lagi untuk lebih maju.

Perasaan antar sesama merupakan kekuatan pendukung bagi diri kita untuk lebih aktif menuju sasaran kehidupan kita. Jadi sebaiknya keduanya dapat seimbang, kalau tidak maka lebih baik bertambah peka sedikit, logika berkurang sedikit juga tidak apa-apa. Tetapi paling baik kalau kewelas asihan dan kebijaksanaan dapat berjalan seiring, jika harus dipilih salah satunya, lebih baik memilih kewelas asihan saja, sebab orang yang benar-benar memiliki cinta kasih yang jernih, dengan sendirinya akan dapat membangkitkan kebijaksanaan di kala dirinya sedang menerapkan kewelas asihan.

Dikutip dari Jurnal Harian Master Cheng Yen edisi musim panas tahun 1999
 
感性與理性如何協調
 
有人問:在企業經營過程,通常理性和感性要融合在一起,但在兩者當中,一定有很多矛盾的地方,應該怎麼協調比較好?

上人開示:感性與理性在日常生活中最好能平衡。在佛教來說就是慈悲與智慧,兩者不可偏廢,如果一定要說哪樣比較重要,我認為感性比理性重要。太過於理性缺少感性,這種冷漠的人生,會使人沒有前進的動力。

人與人之間的感情,是支持我們朝向積極人生目標邁進的力量。所以兩者最好能平衡,要不然的話,寧可感性多一點,理性少一點還不要緊。最好慈悲、智慧能平行,如果二者僅能擇其一,寧可選慈悲,因為一個具有真正清淨愛心的人,自然能由慈悲產生智慧。

※本文摘自:《證嚴法師衲履足跡》 一九九九年.夏之
 

Takdir? Mentakdirkan?

Ada orang bertanya kepada Master Cheng Yen:
Bagaimana caranya Master menghadapi takdir? Bagaimana pula mengendalikan takdir?

Master menjawab:
Menurut pandangan beragama saya adalah bersikap optimis dan rela melepaskan dalam segala masalah, ketika terjadi kemunduran, terimalah dengan suka cita dan terus bekerja keras untuk mengatasi masalah. Dalam tindakan sehari-hari harus bersumbangsih dengan tanpa persyaratan dan tanpa mengharapkan balasan. Berbuat dengan sangat gembira dan berbuat demi mendapatkan kegembiraan, inilah “rela bersumbangsih dengan suka cita”, jika rela bersumbangsih dengan suka cita, tentu pikiran akan terang dan jernih, bebas dari beban pikiran, dan riang. Jangan terlalu mempedulikan apakah kita yang dikendalikan oleh takdir atau kita yang mengendalikan takdir, kita hanya perlu menunaikan kewajiban diri pada momen sekarang juga, demikian saja sudah cukup.

Dikutip dari Majalah Bulanan Tzu Chi edisi 142
 
命運?運命?
 
有人問:師父是如何面對命運?如何運命?

上人開示:依我的宗教觀而言,凡事看得開、放得下,挫折來時,要歡喜承受,要努力去解決問題。平常行事則無條件、不求回報的付出。做得很高興,為高興而做,這就是「喜捨」,能喜捨,心念清明則自在愉悅。不必在意是命轉我或我轉它,我就是守住自己當下的本分,如此而已。

本文摘自:《慈濟道侶》142

Batin tidak lepas dari kebajikan dan cinta kasih berada di dunia selama-lamanya

Sang Buddha bersabda: “Seorang praktisi sejati dari ajaran Buddha selalu masuk dari pintu kebajikan”, Master mengambil sebuah kisah sebagai perumpamaan atas prinsip kebenaran ini.
 
Pada masa kuno di India ada satu rombongan saudagar dari satu marga yang hendak menuju ke sebuah tempat jauh untuk berdagang, sehingga perlu melewati gurun pasir dan gunung yang sulit dilalui, mereka patungan dalam menyewa seorang pemandu yang kenal baik akan kondisi perjalanan ini. Dalam perjalanannya, mereka melewati sebuah perkampungan, penduduk di sini memiliki sebuah agama yang menawarkan korban pada dewa, jadi setahun sekali mesti memenggal kepala manusia dan mengambil darahnya sebagai persembahan kepada dewa. Ketika rombongan saudagar sampai di sini, bertepatan dengan waktu menawarkan korban kepada dewa, warga meminta rombongan untuk mengorbankan satu orang di antara mereka, baru sisanya boleh meninggalkan perkampungan. Karena para saudagar ini memiliki ikatan keluarga antara satu sama lainnya dan hanya pemandu jalan yang bukan, maka pemandu tidak berdaya ketika didorong untuk dijadikan korban. Akan tetapi, akibat tiada pemandu jalan, maka rombongan saudagar ini kemudian tersesat di gurun pasir dan satu per satu mati di gurun pasir.
 
“Ajaran yang baik, bukan saja bermanfaat bagi orang banyak, juga dapat membawa keberhasilan bagi diri sendiri. Jika seorang praktisi agama meremehkan ajaran yang baik atau memberangus ajaran yang baik, itu sama artinya dengan membunuh jiwa kebijaksanaan diri sendiri. Hanya jiwa kebijaksanaan yang mampu memandu kita dari pantai kefanaan dan melewati samudera ganas menuju pantai keBuddhaan di seberang. Jika tidak bersandar pada perbuatan baik, maka jiwa kebijaksanaan tidak akan mampu melewati samudera luas yang bagaikan tiada batas ini; seperti rombongan saudagar dalam kisah tadi, tanpa pemandu tentu saja tidak akan mampu melewati gurun pasir yang luas tanpa batas.”

Master menyampaikan, semua ajaran yang membuat orang merasa tenang, bahagia, nyaman dan tanpa beban pikiran, merupakan ajaran yang baik; disebutkan “berbuat kebajikan adalah paling membahagiakan”, sebab ketika memberi manfaat pada orang, pada saat bersamaan juga memberi manfaat pada diri sendiri, maka dari itu, dalam belajar ajaran Buddha harus senantiasa jangan pernah lepas dari kebajikan dan bersungguh hati dalam berbuat kebajikan, ini adalah jalan Bodhisattva yang paling aman dan paling lebar.

Relawan terus mendampingi dalam perjalanan penuh rintangan dari awal sampai akhir

Empat hari lalu, koran di Thailand memuat sebuah berita utama dan Master membicarakannya dalam pertemuan pagi dengan relawan. Ada seorang pengusaha asal Taiwan yang membangun pabrik di Thailand, pada suatu hari di bulan Maret lalu, tiba-tiba ada dua orang lelaki mendobrak masuk ke kantornya dan merampas jam tangan Rolex yang dikenakannya, karena di kantornya tiada barang berharga lainnya, maka mereka menculik pengusaha ini ke dalam mobil dan meninggalkan lokasi kejadian dengan cepat sekali.

Setibanya di tempat persembunyian penjahat, mereka memberikan semangkuk air kacang hijau untuk diminumnya, sehabis minum langsung tertidur lelap, setelah terbangun dua hari kemudian, dia menemukan dirinya telah berada di dalam sebuah rumah. Seorang penjahat bertopeng memaksanya untuk menulis surat kepada keluarga di Taiwan, meminta keluarga untuk menyiapkan USD 1 juta sebagai uang tebusan, asalkan uang sudah ditransfer, mereka akan segera melepaskannya tanpa melukai dirinya sedikit pun.

Setelah menerima surat, isterinya sangat cemas dan segera terbang dengan pesawat udara ke Thailand, dia meminta bantuan kepada TECO (Taipei Economic and Cultural Office) di Thailand. Ketika berada dalam kondisi tidak berdaya dan panik ini, staf TECO memperkenalkannya kepada insan Tzu Chi setempat, insan Tzu Chi Thailand mulai memberikan pendampingan, penghiburan dan perhatian kepadanya. Setelah melalui beberapa kali perundingan telpon dengan penculik, akhirnya kedua belah pihak setuju dengan uang tebusan sebesar USD 250 ribu dan tempat pertemuannya.

Saat itu di Thailand sedang ramai-ramainya siaran pertandingan sepakbola, dikarenakan telah mencapai kesepakatan dengan uang tebusan, para penjahat dengan tenang hati menonton televisi. Karena telah banyak hari diculik penjahat, pengusaha ini menjadi semakin kurus, keduanya tangannya yang semula diborgol dengan ketat, sekarang sudah pun longgar, maka mengambil kesempatan ketika penjahat sedang lengah, dia berhasil melarikan diri. Dia berhasil melaporkan diri ke kantor polisi dan bertemu dengan isterinya. Polisi kemudian berhasil menangkap semua penculik untuk diadili di depan hukum. Ketika ada banyak wartawan mewancarainya, pengusaha ini menyatakan sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang telah menghibur isterinya selama dirinya diculik penjahat, mendampingi isterinya dalam perjalanan penuh rintangan ini dari awal sampai akhir.

Master sekali lagi menekankan dalam ceramahnya, para Bodhisattva memandang semua makhluk di dunia bagaikan anak sendiri, tanpa pamrih dalam bersumbangsih demi semua makhluk. Cinta kasih universal ini membawakan kebahagiaan bagi orang-orang dan membuat mereka merasa nyaman dan bebas dari beban pikiran, inilah ajaran yang baik, jika dalam masyarakat ada kebajikan dan cinta kasih, barulah kehidupan akan lebih stabil. Master berharap agar setiap orang memiliki hati baik dan jujur, serta terus bersumbangsih, agar hati cinta kasih dapat terus bersirkulasi di dunia ini.

Dikutip dari Jurnal Harian Master Cheng Yen edisi musim gugur tahun 1998
 
心不離善 愛永續人間
 
佛陀說:「真學佛者,要從善門而入」,上人在晨語中以一則譬喻說明此理。

古印度時代,有一家族性的商隊,要到遠方從事貿 易,因為必須經過廣大沙漠與險峻的高山,所以就合資請一位熟悉路況的領隊來帶路。出發後行經一處山莊,因為地方上的少數民族有祭天的信仰,在一年一度祭祀 時,必須設天壇斬人頭取血際天。商隊來此,正逢舉行祭天的日子,村民便要商隊捐出一個人, 才能放大家走。商人彼此都是親戚,唯有領隊不是,後來領隊很無奈地被商人推出祭天。可是沒有嚮導的商隊,在天煎地逼的沙漠中迷失,因缺水缺糧,大夥兒也前後相繼死亡。

「善法既能利益人群,也能成就自己。學佛的人若輕視善法、或抹殺善法,等於殺害自己的慧命。唯有慧命能引導我們從凡夫的此岸,度過險惡大海,到達成佛的彼岸。如果不靠著這分善行、慧命就無法度過茫茫大海;正如故事中的商隊,沒有領隊就無法通過廣闊無際的沙漠。」

上人表示,讓人安定、幸福、輕安自在,都是善法;所謂「為善最樂」,利人的同時就是利己,所以學佛必須時時心不離善,用心行善,這就是一條最安全、最康莊的菩薩大道。

志工全程陪伴 走過坎坷路

四天前,泰國當地報紙刊載一則頭條新聞,上人在志工早會上,向大家談起新聞事件緣由。有位臺商在泰國開設工廠,三月份的一天,突然有兩位男子闖進公司來,奪取臺商手上的勞力士錶後,查看公司內無價值品,遂將這位先生押入一輛車內,快速駛離現場。

到了歹徒藏身點,他們倒了一碗綠豆湯給他喝,喝完就沈沈入睡,兩天後醒來,發現自己在一間屋內。一位矇面人強迫他寫信給臺灣的家屬,請家屬準備一百萬美金來贖人,只要將錢匯到,馬上放人,不會傷害他。

太太接到信後,非常著急,趕搭飛機到泰國來,求助當地臺灣駐泰辦事處。太太如此無助、惶恐,透過辦事處人員的介紹,當地慈濟人開始陪伴、安撫、關懷她。歹徒與太太以電話多方洽談,最後談妥二十五萬元贖金,以及約定的地點。

當時泰國的電視節目正熱烈播演足球賽,歹徒因為贖金談妥,就放心地觀賞電視。這位先生因為被綁架已有一段時間,原本雙手被扣得很緊,卻隨著身體的消瘦漸漸鬆 弛,他暗中鬆動手拷。終於就在歹徒稍鬆懈的這一天,成功地逃出來,並到警局報案,也見到太太。警方據報將歹徒們一網打盡,繩之以法。很多記者前來訪問這位 臺商時,他表示十分感恩慈濟人在他被綁架期間,安撫他無助的太太,陪著她走過這段坎坷路。

上人再述一次晨語開示強調,菩薩視普天下眾生如己子,無所求地為眾生付出。這分大愛帶給人幸福,使人輕安自在,這就是善法,社會有善、有愛,人生才會穩定。希望人人都有這分善良的心,並且在不斷付出中,使得愛心永遠循環在人間。

本文摘自:《證嚴法師衲履足跡》 一九九八年.秋之

Orang tua berusia 200 tahun

Kehidupan ini indah atau derita ditentukan oleh dari sudut mana kita memandangnya dan dengan kondisi batin apa pula kita merasakannya. Jika berada pada sudut penuh rasa syukur dan berpegang pada kondisi batin yang kenal puas serta menghargai berkah, maka segala sesuatu yang kita lihat dalam keseharian merupakan pemandangan yang sangat indah. Dari itu, kita harus senantiasa memelihara sebuah hati penuh rasa syukur dan kenal puas.

Menjalankan ajaran, melepaskan kekikiran dan keserakahan

Pernah sekali ketika Sang Buddha sedang membabarkan Dharma di Kalandaka Venuvana, Rajagrha, tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut di luar, Sang Buddha berkata kepada Ananda: “Coba kamu ke luar dan lihat mengapa ada suara ribut?” Saat Ananda tiba di luar, dia melihat ada seorang tua yang bertubuh bungkuk dan berjalan dengan tongkat, terus memohon kepada penjaga pintu agar diijinkan masuk untuk bertemu dengan Sang Buddha.

Penjaga pintu mengatakan padanya: “Sang Buddha sekarang sedang membabarkan Dharma, anda ini sudah pun pekak, jadi anda juga tidak akan tahu apa yang dibabarkan oleh Sang Buddha; apalagi anda juga kurang leluasa berjalan, jika masuk sekarang hanya akan mengganggu saja.” Orang tua menjawab: “Usiaku sudah sangat lanjut, jika hari ini tidak bisa bertemu dengan Sang Buddha, mungkin di kemudian hari tidak ada kesempatan lagi. Bolehkah anda berbaik hati untuk mengijinkan saya masuk dan bertemu dengan Sang Buddha?” Akan tetapi penjaga pintu tetap melarangnya masuk.

Setelah mendengarnya, Ananda masuk dan menceritakannya pada Sang Buddha, Sang Buddha berkata dengan penuh welas asih: “Lekas papah orang tua itu untuk masuk ke mari.” Oleh karenanya Ananda lalu dengan sikap sangat hormat memapah orang tua menuju ke hadapan Sang Buddha. Orang tua sangat gembira bertemu dengan Sang Buddha dan terus bersujud pada Sang Buddha. Sang Buddha bertanya: “Orang tua, berapa umur anda sekarang?” Dengan tangan gemetar, orang tua mengisyaratkan dengan dua telunjuknya dan berkata: “Dua ratus tahun.”

Sang Buddha berkata: “Usia anda sudah sedemikian lanjutnya, apa urusan anda mencari saya?” Orang tua menjawab: “Sang Buddha, apa sebetulnya karma yang pernah saya ciptakan dulu, mengapa saya harus hidup sedemikian lamanya? Sejak kecil sampai sekarang, saya terus menjalani kehidupan yang miskin dan penuh siksaan. Saya benar-benar ingin terbebaskan darinya, namun urusan hidup dan mati bukan urusan sepele, saya tidak bisa merubah suratan takdir. Mengapa kehidupan saya sedemikian miskin dan penuh hambatan?”

Sang Buddha berkata kepadanya: “Semuanya merupakan hukum karma. Pada masa kehidupan lampau, anda adalah seorang kaya, namun sangat kikir. Ketika ada orang miskin mengemis pada anda, anda tetap tidak mau berdana. Itu sebabnya, walau usia kehidupan anda sekarang sangat panjang, namun kehidupan anda penuh dengan siksaan.” Setelah mendengarnya, orang tua berkata dengan penuh rasa malu: “Ternyata saya sangat kikir dan serakah dalam masa kehidupan lampau, makanya kehidupan sekarang sangat miskin dan menderita. Saya mohon agar Sang Buddha mau menerima saya sebagai murid, agar saya dapat mempergunakan sisa hidup ini untuk bertobat dan membina diri baik-baik, semoga dalam masa kehidupan mendatang, saya berkesempatan untuk mendengarkan ajaran Buddha pada masa masih sangat muda sekali.”

Sang Buddha berkata: “Dalam membina diri tidak membedakan tua atau muda, orang muda boleh membina diri, orang tua juga boleh membina diri; mulai dari sekarang, anda harus berikrar untuk melepaskan kekikiran dan keserakahan, serta memupuk hatin rela bersumbangsih dengan suka cita, anda harus berusaha semampunya untuk menjalin jodoh baik dengan lebih banyak orang.” Orang tua menjawab: “Sang Buddha, saya pasti menjalankan ajaran Anda.” Pada waktu itu juga, Sang Buddha menerima orang tua itu sebagai murid dan menjadi Bhikkhu.  

Kenal puas mendatangkan kehidupan yang bahagia

Lihat pada kisah ini, coba pikirkan jika seseorang hidup panjang umur, apakah hari-harinya dapat dilalui dengan baik? Tidak semuanya begitu! Segala kerisauan bersumber pada keserakahan, kebencian dan kebodohan. Contohnya adalah perampokan atau penculikan yang terjadi dalam masyarakat, mengapa penjahat melakukannya? Sebagian besar karena “serakah”.

Sebetulnya dalam kehidupan ini, satu atau dua mangkuk nasi dalam sekali makan sudah cukup, beberapa kaki panjang bahan kain sudah cukup untuk menghangatkan tubuh, ranjang seluas tiga kali enam kaki sudah cukup untuk tidur nyenyak. Dari itu, asal mau bekerja keras, setiap orang tentu bisa hidup dengan baik, mengapa harus merampok atau mencuri?

Saya sering mengatakan: “Hukuman terberat dalam kehidupan adalah penyesalan.” Jika seumur hidup tidak pernah melakukan hal yang mendatangkan penyesalan, itulah kehidupan paling bahagia; sebaliknya, jika niat pikiran tidak terjaga dengan baik, begitu keserakahan dan kebencian timbul dalam batin, tentu akan berbuat kejahatan, ingin menyesal juga sudah terlambat.

Tidak menyebut lelah, hanya ada bahagia

Kita datang ke dunia ini harus memiliki panggilan jiwa, harus hidup demi bekerja, bukan bekerja demi hidup. Hidup demi bekerja adalah bersumbangsih demi orang banyak; jika bekerja demi hidup, maka kehidupan akan terasa sangat tidak berdaya! Banyak orang baru bekerja beberapa tahun sudah merasakan gejala kelelahan profesi, berteriak capek dan susah; akan tetapi di dalam dunia Tzu Chi, tiada ucapan “lelah”, hanya ada ucapan “bahagia”.

Tak peduli seberapa banyak pun pekerjaan, insan Tzu Chi tetap melakukannya dengan sangat ikhlas, itu sebabnya saya tidak pernah mengatakan kalau mereka telah bekerja dengan melelahkan, melainkan sangat “Bahagia!”, begitu mereka mendengarnya akan dengan otomatis akan membalas dengan perkataan: “Memuaskan!” Inilah kehidupan yang hidup demi bekerja. Jika terpaksa harus bekerja demi hidup, biasanya belum bekerja sudah terasa sangat melelahkan, ini disebabkan oleh perbedaan “konsep pemikiran”.

Jika seseorang memiliki hati berterima kasih, dia tentu akan tahu untuk membalas kebaikan orang; jika dalam hati memiliki cinta kasih, dia tentu akan menciptakan keberkahan bagi orang banyak. Bukankah masyarakat dan kehidupan seperti ini akan sangat indah?

※ Dikutip dari buku “Aku cinta keluargaku” karangan Master Cheng Yen
 
兩百歲老人的故事
 
人生是苦是美,要看站在什麼角度去看、用什麼心情去感受而定。若是站在感恩的角度、抱著知足惜福的心境,那麼每天所看到的一切,都會是很美的景致。因此,我們要時時保有一顆感恩與知足的心。

依教奉行 捨去慳貪

有一次佛陀在王舍城的竹林精舍說法時,忽然外面傳來一陣吵雜聲,佛陀就對阿難說:「你出去看看外面的聲音是怎麼回事?」阿難走到外面時,看到一位駝背、拄著枴杖的老人,一直要求守門人讓他進去見佛陀一面。

守門人告訴他:「佛陀現在正在講經,你老人家耳朵重聽,佛陀講經你聽不懂;而且你走路又不方便,進去會引起騷動。」老人說:「我的年紀這麼大,今天若見不到佛陀,以後可能就再也沒有機會。請你好心讓我進去見佛陀一面好嗎?」但是,守門人仍然不肯讓老人進去。

阿難聽了,便進去告訴佛陀這件事,佛陀慈悲地說:「趕快扶那位老人家進來。」於是,阿難很恭敬地扶老人來到佛陀的座前。老人見到佛陀時很高興,淚流滿面地一直向佛陀叩拜。佛陀問:「老人家,你今年幾歲了?」老人用顫抖的手比了兩指,說:「兩百歲了。」

佛陀說:「你年紀這麼大,找我有什麼事情呢?」老人說:「佛陀,我到底造了什麼業,為什麼讓我活這麼久?從小到現在,我一直過著貧苦且受盡折磨的生活。我真想解脫,但是生死事大,我不能自己改變命運。為什麼我的人生會這麼貧窮、坎坷呢?」

佛陀告訴他:「一切都是因緣。你過去生原本是一位 富有的人,但卻視財如命。有窮人來向你乞討時,你總是吝於布施。所以,你這一生雖然長壽,生活卻受盡各種折磨。」老人聽了,很慚愧地說:「原來我過去生很 慳貪,這一生才會如此貧窮、坎坷!我想請求佛陀收我為弟子,讓我盡此生好好懺悔、修行,來生能在年少時就能 聽聞佛法。」

佛陀說:「修行當然不分老少,年輕人能修行,老人也能修行;從現在開始,你要發願捨去慳貪、培養喜捨之心,盡量廣結善緣。」老人說:「佛陀,我一定依教奉行。」於是,佛陀就讓那位兩百歲的老人出家,收他為弟子。

知足常樂 幸福人生

看了這則故事,想想一個人活得長壽,日子是不是很好過呢?不盡然!一切煩惱,皆因貪瞋癡而起。例如社會上所發生的搶劫、綁架等事件,歹徒為的是什麼呢?大都是因為「貪」。

其實人的生活一餐一、兩碗飯就夠;身體只需幾尺布就能不受寒凍;三尺寬六尺長的床就能睡得很安穩。所以,只要肯認真努力,每個人都可以生活得很好,為什麼要去搶、去偷呢?

我常說:「人生最大的懲罰是後悔。」如果一生從沒做過後悔的事,就是最幸福的人;反之,如果心念沒有照顧好,貪瞋心一起而做錯事,後悔就來不及。

不喊辛苦 只有幸福

我們來到這世間一定要有使命感,要為工作而生活,不要為生活而工作。為工作而生活,就是為人群付出;如果是為生活而工作,人生會很無奈!有很多人才工作沒幾年,就有職業倦怠症,喊累、喊辛苦;但在慈濟世界裡,沒有「辛苦」這兩個字,只有「幸福」。

慈濟人不管有多少工作量,大家都很甘願地投入其中。所以,我都不說他們工作很辛苦,而會說很「幸福!」,他們聽到時,也都會自然地回答:「美滿!」這就是為工作生活的人生。如果是為生活不得不工作,往往還沒開始工作就覺得很累,這是因「觀念」不同所致。

一個人若有感恩心,就會懂得回饋;心中有愛,就會造福人群。這樣的社會和人生,是不是很美麗?

本文摘自:證嚴上人著作《吾愛吾家