Sabtu, 21 Februari 2015

Akhir Perjalanan dari Kelahiran Kembali


Manusia selalu mendapat kesulitan untuk percaya bahwa hidupnya berakhir dengan kematian badan jasmani. Pertanyaannya adalah : Apakah kita terus hidup setelah kematian ? Hal ini telah menjadi spekulasi manusia yang menonjol, karena berhubungan dengan setiap masalah mendasar dari keberadaan dan tujuan manusia di dunia ini.

Apakah tiada akhir bagi kelahiran yang berulang ini ? Buddha menunjukkan jalannya :

“ Para Bhikkhu, karena tidak mengerti, tidak menembus empat hal ( dhamma ), kita harus menempuh perjalanan begitu lama, kita semua terus mengembara dalam lingkaran kehidupan. Apakah ke empat hal itu ? Moral kebajikan, konsentrasi, kebijaksanaan dan pembebasan. Tetapi ketika empat hal ini, Bhikkhu, dimengerti dan dijalani, musnahlah nafsu keinginan untuk dilahirkan, hancurlah apa yang menyebabkan kelahiran kembali dan tidak ada lagi kelahiran kembali “.

Tanpa moral kebajikan, tidak ada konsentrasi, tanpa konsentrasi, tidak ada kebijaksanaan. Ketiga hal ini merupakan ajaran utama yang jika benar – benar dilatih, akan meningkatkan kehidupan batin seseorang dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi, menuntun seseorang dari kegelapan menuju terang, dari bernafsu menuju ketenangan, dari kekacauan menuju kedamaian, dari perbudakan menuju perlindungan – pembebasan.

Oleh karena itu, pencari kebebasan melatih ucapan benar, perbuatan benar dan mata pencaharian benar ( sila atau moral kebajikan ). Ia melatih daya upaya benar, perhatian benar dan konsentrasi benar ( samadhi atau konsentrasi ) dan lebih lanjut juga melatih pikiran benar dan pengertian benar ( panna atau kebijaksanaan ). Buddha menyebut semua ini Jalan Mulia Berunsur Delapan atau Jalan Tengah karena menghindari dua jalan ekstrem : Kegemaran akan kenikmatan hawa nafsu yang rendah, yang bersifat duniawi dan menimbulkan kerugian adalah salah satu jalan ekstrem ; penyiksaan terhadap diri sendiri dalam bentuk pertapaan yang keras menyakitkan, yang tidak menguntungkan dan menimbulkan kerugian ; adalah jalan ekstrem lainnya.

Dengan berusaha secara benar, para pencari berhasil menembus tirai kebenaran satu per satu, hingga suatu hari, semua kotoran terbakar habis, luhur sepenuhnya dan berhasil mencapai penerangan. Ketika manusia seperti itu meninggal dunia, maka bersamanya berakhir pula keinginan untuk hidup ini. Berakhirlah kelahiran, usia tua, penyakit, ratapan, kesedihan, kesengsaraan, keputusasaan dan kematian ; maka lenyaplah semua penderitaan. Roda kehidupan yang berputar kepot menuju kehancurannya ; pusatnya yaitu kebodohan ; jari – jarinya yaitu ketamakan dan lingkarannya yaitu kebencian, dihancurkan dan musnah menjadi abu pada akhirnya dan itu adalah Nirwana – “ tidak dilahirkan, tidak berawal, tidak diciptakan dan tidak berkondisi “.

Sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/doktrin-kelahiran-kembali/