Sabtu, 04 Agustus 2012

Batin lama perlu diselamatkan dan Buddha ditempatkan di dalam hati

Master Cheng Yen dengan harapan besar berpesan pada sekitar 20-an anggota barisan Tzu Cheng dan Komite Tzu Chi yang bertindak sebagai orangtua asuh bagi para mahasiswa/i Universitas Tzu Chi, agar senantiasa “bertanya dalam hati” – bertanya pada hati sendiri apakah masih “tetap berpegang pada tekad awal”? Apakah kondisi batin saat berkegiatan Tzu Chi sekarang, masih sama dengan kondisi batin pada masa awal masuk ke Tzu Chi dulu?

Dharma meresap ke dalam batin dan sumsum meresap ke dalam tulang

Master memberi perumpamaan, saat masuk ke dalam lautan Dharma, jika hanya merendam diri sebentar langsung ke luar lagi, tentu akan segera kering kembali. Jika air Dharma tidak meresap ke dalam batin dan sumsum Dharma tidak meresap ke dalam tulang, walau pun ada orang yang hendak mendonorkan dengan hati tulus, ada orang yang membantu proses transplantasi dengan sepenuh hati, namun jika penerima donor “tubuhnya menolak”, tetap saja transplantasi akan gagal.

“Kehidupan ini ada batasnya, jadi harus meningkatkan kewaspadaan, jangan membeda-bedakan antar sesama dan terlibat dalam perselisihan.” Master menyampaikan bahwa para anggota Komite Tzu Chi pada masa-masa awal dulu tiada satu pun yang berkesempatan untuk menerima pendidikan, namun mereka sangat paham akan prinsip kebenaran, mereka dengan hati polos dan giat, satu hati dan satu tekad, meletakkan pondasi yang kokoh untuk misi-misi Tzu Chi; “Semua orang telah berbuat dengan sepenuh hati, jadi jangan disebabkan oleh tabiat buruk yang sulit dirubah, lalu timbul gesekan dengan sesama, membuat batin dipenuhi kegelapan dan kebijaksanaan menjadi luntur.”

“Bukan dengan berbuat banyak, lalu akan mendapatkan perlindungan lebih banyak; alam suci berada di dalam batin masing-masing, jadi harus dihayati dengan sepenuh hati. Saya berharap semua orang dapat memperluas pandangan dan meningkatkan kebijaksanaan, benar-benar berbuat sampai ‘tiada nama dan rupa’; tekad harus berkelanjutan, sepenuh hati selama-lamanya dan suka bersumbangsih selama-lamanya.”

Mensucikan batin sendiri dan menyadarkan batin orang

“Dunia ini penuh dengan penderitaan, semua orang hendaknya dapat ikut memikul tanggung jawab untuk mensucikan batin manusia, menenteramkan masyarakat dan menebarkan benih kebajikan di seluruh dunia.” Ketika berbincang dengan insan Tzu Chi Wanhua Taipei, Master menyampaikan bahwa setelah bekerja keras selama beberapa tahun, akhirnya daerah Zhongzheng dan Wanhua memiliki sebuah lahan pelatihan yang kokoh dan agung, untuk itu harus berterima kasih pada bantuan dari banyak orang, terlebih lagi harus dapat mengembangkan kemampuan intuitif dari lahan pelatihan tersebut, secara luas mengajak orang datang dan menghimpun atmosfir kebenaran, agar lahan pelatihan ini setiap harinya dipenuhi dengan orang-orang.

Master berpesan, Tzu Chi adalah sebuah keluarga besar, dalam keseharian harus lebih banyak mengajak warga sekitar untuk berkumpul bersama dan mempererat hubungan dengan warga setempat, “Harus mencengkam jalinan jodoh untuk ‘merekrut Bodhisattva dunia secara luas’ dan menebarkan benih ke dalam lahan batin setiap orang. Jika batin semua orang sudah dapat disucikan, barulah dunia dapat disucikan.”

Master menjelaskan, “aku” adalah alam semesta kecil, jika empat unsur utama dalam alam semesta kecil pada batin seseorang tidak selaras, tentu lima kekeruhan tidak jernih, sehingga dirinya akan jatuh sakit, selanjutnya akan dapat merusak alam semesta besar, membuat bumi terluka akibat empat unsur utama sudah tidak selaras, umat manusia yang hidup di atasnya juga tidak akan dapat hidup dengan aman dan selamat.

“Jika ingin menyelamatkan dunia, harus terlebih dahulu menyelamatkan batin manusia; jika ingin menyelamatkan batin manusia, harus terlebih dahulu mensucikan batin sendiri dengan mempergunakan ajaran Buddha.” Master mendorong hadirin agar mempergunakan ajaran Buddha untuk mensucikan batin sendiri dan menyadarkan batin manusia; jika batin manusia sudah selaras, baru masyarakat aman sejahtera, selanjutnya dapat membantu orang-orang menderita di dunia ini.”

“‘Buddha” harus senantiasa ditempatkan di dalam ‘hati’, setiap gerak gerik dan langkah di dunia ini harus berpegang pada ajaran Buddha; antar sesama anggota barisan Tzu Cheng dan Komite Tzu Chi harus saling menghargai dan menghormati, dalam kelompok bersatu hati, harmonis, saling mengasihi dan bergotong royong, baru lahan pelatihan dapat benar-benar mengembangkan kemampuan intuitifnya.”

Kata Perenungan
Tekad harus berkelanjutan, sepenuh hati selama-lamanya dan suka bersumbangsih selama-lamanya.

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 2 Maret 2012
Dikutip dari Jurnal harian Master Cheng Yen dalam Majalah Tzu Chi edisi 545
 
舊心救心 佛在我心
 
證嚴上人殷囑臺中地區二十多位擔任慈濟大學慈誠爸爸、懿德媽媽的慈誠與委員,要時時「問心」——問自己的心是否「發心如初」?現在做慈濟的心態與剛加入慈濟時是否相同?

法入心 髓入骨

上人譬喻,入法海,若只是浸一下便起身,很快就又乾燥了。法水不入心、法髓不入骨,即使是捐贈的人真誠付出、移植的人用心移植,接受者若「自體排斥」,終究無法移植成功。

「生命有限,要提高警覺,莫在人我之間起分別、生是非。」上人表示,最早期的慈濟委員們即使沒有機會受教育,卻通徹道理,以一心一志的單純精進心,為志業打下穩固基礎;「大家都很有心,莫因習氣難改,而在人與人之間起摩擦,讓心中充滿無明,將智慧流失。」

「並非做得多,就會得到比較多的庇佑;淨土在心中,要用心體會。希望人人開闊眼界,提升智慧,真正做到『不具名相』;發心綿長,永遠都有心、永遠都樂於付出。」

淨己心 度人心

「天下苦難多,人人應負起責任,淨化人心,穩定社會,向天下播善種子。」與臺北萬華區慈濟人溫馨座談,上人表示,經過多年努力,中正、萬華地區終於有穩固莊嚴的道場,要感恩許多人的助緣與成就,更要發揮道場良能,廣招來眾、凝聚道氣,讓道場日日都有旺盛的人氣。

上人殷勉,慈濟是一個大家庭,平時要接引附近民眾共聚、共修,加深與當地居民的情感,「要把握因緣『人間菩薩招生』,在人人的心田撒播種子。人人心地淨化,天下大我才能淨化。」

上人說明,「自我」是小乾坤,每一個人內心的小世界四大不調、五濁不淨,就會生病,進而破壞天地大乾坤,使地球因四大不調而毀傷,讓生活在其中的人也無法平安。

「要救世,先救心;要救心,就要運用佛法,自我淨化。」上人勉眾在此莊嚴道場,運用佛法淨化己心、度化人心;人心調和,才能使社會祥和,進而能幫助天下苦難人。」

「『佛』要常常放在『心』裏,舉手投足都要稟承佛陀教育,行於人間;慈誠委員要彼此敬愛、尊重,團體合和互協,道場才能真正發揮良能。」

【靜思小語】發心要綿長,永遠有心,永遠都樂於付出。

證嚴上人開示於20120302日《農二月初十》
本文摘自:《慈濟月刊》545期〈證嚴上人衲履足跡

Tidak ada komentar:

Posting Komentar