Rabu, 08 Agustus 2012

Batin tidak lepas dari kebajikan dan cinta kasih berada di dunia selama-lamanya

Sang Buddha bersabda: “Seorang praktisi sejati dari ajaran Buddha selalu masuk dari pintu kebajikan”, Master mengambil sebuah kisah sebagai perumpamaan atas prinsip kebenaran ini.
 
Pada masa kuno di India ada satu rombongan saudagar dari satu marga yang hendak menuju ke sebuah tempat jauh untuk berdagang, sehingga perlu melewati gurun pasir dan gunung yang sulit dilalui, mereka patungan dalam menyewa seorang pemandu yang kenal baik akan kondisi perjalanan ini. Dalam perjalanannya, mereka melewati sebuah perkampungan, penduduk di sini memiliki sebuah agama yang menawarkan korban pada dewa, jadi setahun sekali mesti memenggal kepala manusia dan mengambil darahnya sebagai persembahan kepada dewa. Ketika rombongan saudagar sampai di sini, bertepatan dengan waktu menawarkan korban kepada dewa, warga meminta rombongan untuk mengorbankan satu orang di antara mereka, baru sisanya boleh meninggalkan perkampungan. Karena para saudagar ini memiliki ikatan keluarga antara satu sama lainnya dan hanya pemandu jalan yang bukan, maka pemandu tidak berdaya ketika didorong untuk dijadikan korban. Akan tetapi, akibat tiada pemandu jalan, maka rombongan saudagar ini kemudian tersesat di gurun pasir dan satu per satu mati di gurun pasir.
 
“Ajaran yang baik, bukan saja bermanfaat bagi orang banyak, juga dapat membawa keberhasilan bagi diri sendiri. Jika seorang praktisi agama meremehkan ajaran yang baik atau memberangus ajaran yang baik, itu sama artinya dengan membunuh jiwa kebijaksanaan diri sendiri. Hanya jiwa kebijaksanaan yang mampu memandu kita dari pantai kefanaan dan melewati samudera ganas menuju pantai keBuddhaan di seberang. Jika tidak bersandar pada perbuatan baik, maka jiwa kebijaksanaan tidak akan mampu melewati samudera luas yang bagaikan tiada batas ini; seperti rombongan saudagar dalam kisah tadi, tanpa pemandu tentu saja tidak akan mampu melewati gurun pasir yang luas tanpa batas.”

Master menyampaikan, semua ajaran yang membuat orang merasa tenang, bahagia, nyaman dan tanpa beban pikiran, merupakan ajaran yang baik; disebutkan “berbuat kebajikan adalah paling membahagiakan”, sebab ketika memberi manfaat pada orang, pada saat bersamaan juga memberi manfaat pada diri sendiri, maka dari itu, dalam belajar ajaran Buddha harus senantiasa jangan pernah lepas dari kebajikan dan bersungguh hati dalam berbuat kebajikan, ini adalah jalan Bodhisattva yang paling aman dan paling lebar.

Relawan terus mendampingi dalam perjalanan penuh rintangan dari awal sampai akhir

Empat hari lalu, koran di Thailand memuat sebuah berita utama dan Master membicarakannya dalam pertemuan pagi dengan relawan. Ada seorang pengusaha asal Taiwan yang membangun pabrik di Thailand, pada suatu hari di bulan Maret lalu, tiba-tiba ada dua orang lelaki mendobrak masuk ke kantornya dan merampas jam tangan Rolex yang dikenakannya, karena di kantornya tiada barang berharga lainnya, maka mereka menculik pengusaha ini ke dalam mobil dan meninggalkan lokasi kejadian dengan cepat sekali.

Setibanya di tempat persembunyian penjahat, mereka memberikan semangkuk air kacang hijau untuk diminumnya, sehabis minum langsung tertidur lelap, setelah terbangun dua hari kemudian, dia menemukan dirinya telah berada di dalam sebuah rumah. Seorang penjahat bertopeng memaksanya untuk menulis surat kepada keluarga di Taiwan, meminta keluarga untuk menyiapkan USD 1 juta sebagai uang tebusan, asalkan uang sudah ditransfer, mereka akan segera melepaskannya tanpa melukai dirinya sedikit pun.

Setelah menerima surat, isterinya sangat cemas dan segera terbang dengan pesawat udara ke Thailand, dia meminta bantuan kepada TECO (Taipei Economic and Cultural Office) di Thailand. Ketika berada dalam kondisi tidak berdaya dan panik ini, staf TECO memperkenalkannya kepada insan Tzu Chi setempat, insan Tzu Chi Thailand mulai memberikan pendampingan, penghiburan dan perhatian kepadanya. Setelah melalui beberapa kali perundingan telpon dengan penculik, akhirnya kedua belah pihak setuju dengan uang tebusan sebesar USD 250 ribu dan tempat pertemuannya.

Saat itu di Thailand sedang ramai-ramainya siaran pertandingan sepakbola, dikarenakan telah mencapai kesepakatan dengan uang tebusan, para penjahat dengan tenang hati menonton televisi. Karena telah banyak hari diculik penjahat, pengusaha ini menjadi semakin kurus, keduanya tangannya yang semula diborgol dengan ketat, sekarang sudah pun longgar, maka mengambil kesempatan ketika penjahat sedang lengah, dia berhasil melarikan diri. Dia berhasil melaporkan diri ke kantor polisi dan bertemu dengan isterinya. Polisi kemudian berhasil menangkap semua penculik untuk diadili di depan hukum. Ketika ada banyak wartawan mewancarainya, pengusaha ini menyatakan sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang telah menghibur isterinya selama dirinya diculik penjahat, mendampingi isterinya dalam perjalanan penuh rintangan ini dari awal sampai akhir.

Master sekali lagi menekankan dalam ceramahnya, para Bodhisattva memandang semua makhluk di dunia bagaikan anak sendiri, tanpa pamrih dalam bersumbangsih demi semua makhluk. Cinta kasih universal ini membawakan kebahagiaan bagi orang-orang dan membuat mereka merasa nyaman dan bebas dari beban pikiran, inilah ajaran yang baik, jika dalam masyarakat ada kebajikan dan cinta kasih, barulah kehidupan akan lebih stabil. Master berharap agar setiap orang memiliki hati baik dan jujur, serta terus bersumbangsih, agar hati cinta kasih dapat terus bersirkulasi di dunia ini.

Dikutip dari Jurnal Harian Master Cheng Yen edisi musim gugur tahun 1998
 
心不離善 愛永續人間
 
佛陀說:「真學佛者,要從善門而入」,上人在晨語中以一則譬喻說明此理。

古印度時代,有一家族性的商隊,要到遠方從事貿 易,因為必須經過廣大沙漠與險峻的高山,所以就合資請一位熟悉路況的領隊來帶路。出發後行經一處山莊,因為地方上的少數民族有祭天的信仰,在一年一度祭祀 時,必須設天壇斬人頭取血際天。商隊來此,正逢舉行祭天的日子,村民便要商隊捐出一個人, 才能放大家走。商人彼此都是親戚,唯有領隊不是,後來領隊很無奈地被商人推出祭天。可是沒有嚮導的商隊,在天煎地逼的沙漠中迷失,因缺水缺糧,大夥兒也前後相繼死亡。

「善法既能利益人群,也能成就自己。學佛的人若輕視善法、或抹殺善法,等於殺害自己的慧命。唯有慧命能引導我們從凡夫的此岸,度過險惡大海,到達成佛的彼岸。如果不靠著這分善行、慧命就無法度過茫茫大海;正如故事中的商隊,沒有領隊就無法通過廣闊無際的沙漠。」

上人表示,讓人安定、幸福、輕安自在,都是善法;所謂「為善最樂」,利人的同時就是利己,所以學佛必須時時心不離善,用心行善,這就是一條最安全、最康莊的菩薩大道。

志工全程陪伴 走過坎坷路

四天前,泰國當地報紙刊載一則頭條新聞,上人在志工早會上,向大家談起新聞事件緣由。有位臺商在泰國開設工廠,三月份的一天,突然有兩位男子闖進公司來,奪取臺商手上的勞力士錶後,查看公司內無價值品,遂將這位先生押入一輛車內,快速駛離現場。

到了歹徒藏身點,他們倒了一碗綠豆湯給他喝,喝完就沈沈入睡,兩天後醒來,發現自己在一間屋內。一位矇面人強迫他寫信給臺灣的家屬,請家屬準備一百萬美金來贖人,只要將錢匯到,馬上放人,不會傷害他。

太太接到信後,非常著急,趕搭飛機到泰國來,求助當地臺灣駐泰辦事處。太太如此無助、惶恐,透過辦事處人員的介紹,當地慈濟人開始陪伴、安撫、關懷她。歹徒與太太以電話多方洽談,最後談妥二十五萬元贖金,以及約定的地點。

當時泰國的電視節目正熱烈播演足球賽,歹徒因為贖金談妥,就放心地觀賞電視。這位先生因為被綁架已有一段時間,原本雙手被扣得很緊,卻隨著身體的消瘦漸漸鬆 弛,他暗中鬆動手拷。終於就在歹徒稍鬆懈的這一天,成功地逃出來,並到警局報案,也見到太太。警方據報將歹徒們一網打盡,繩之以法。很多記者前來訪問這位 臺商時,他表示十分感恩慈濟人在他被綁架期間,安撫他無助的太太,陪著她走過這段坎坷路。

上人再述一次晨語開示強調,菩薩視普天下眾生如己子,無所求地為眾生付出。這分大愛帶給人幸福,使人輕安自在,這就是善法,社會有善、有愛,人生才會穩定。希望人人都有這分善良的心,並且在不斷付出中,使得愛心永遠循環在人間。

本文摘自:《證嚴法師衲履足跡》 一九九八年.秋之

Tidak ada komentar:

Posting Komentar