Sabtu, 04 Agustus 2012

Baik buruknya kondisi masyarakat tergantung pada mereka kaum muda!

Pada tanggal 31 Mei 1992, “Tzu Ching” (Perkumpulan Muda Mudi Perguruan Tinggi Tzu Chi) secara resmi didirikan, “Generasi muda adalah miniatur daripada harapan masa mendatang, mereka memiliki karakter khusus yaitu tulus murni dan hangat, tidak takut menderita dan tidak takut susah, merupakan kekuatan penting untuk mewariskan semangat Tzu Chi,” demikianlah dorongan semangat yang disampaikan oleh Wakil CEO Tzu Chi Wang Duan-zheng dalam acara peresmian tersebut.

Hati belas kasih terbangkitkan saat memberikan pelayanan dalam kunjungan kasih ke rumah

Master Cheng Yen mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi pada tahun 1966, sampai dengan tahun 1974, Tzu Chi hanya memiliki anggota Komite Tzu Chi sebanyak 50 – 60 orang saja, sedangkan penerima bantuan rutin jangka panjang saat itu telah mencapai jumlah 270 KK. Pada saat itu, sekelompok mahasiswa dari Organisasi Mahasiswa Budhis pada Akademi Guru Hualien berinisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan bakti sosial pembagian bahan bantuan akhir tahun Imlek yang diadakan di griya perenungan Hualien; saat memberikan pelayanan, sekelompok siswa ini menyaksikan penderitaan dalam kehidupan manusia yang meninggalkan kesan mendalam pada diri mereka, maka Master menyerukan kepada para mahasiswa ini agar ikut dalam kunjungan kasih ke rumah kaum miskin di daerah perdesaan dengan memanfaatkan masa liburan mereka.
 
Pada tanggal 2 Juni 1974, sejumlah 28 orang mahasiswa dari Organisasi Mahasiswa Budhis pada Akademi Guru Hualien ikut melakukan kunjungan kasih ke rumah kaum miskin, mereka dibagi menjadi 7 tim kecil oleh ketua organisasinya, dengan setiap tim mengunjungi satu wilayah, wilayah yang dikunjungi termasuk kota Hualien, Kecamatan Ji-an dan Kecamatan Xin-cheng, semuanya ada 64 KK.

Sasaran kunjungan pertama para mahasiswa ini bersama Master Cheng Yen adalah keluarga penerima bantuan rutin jangka panjang Tzu Chi, termasuk para lansia sebatang kara yang miskin dan sakit, kondisi mengenaskan dari mereka membuat para mahasiswa merasa tidak tega, mereka membantu para lansia membersihkan badan, membersihkan rumah dan memberikan penghiburan batin, kegiatan itu telah meningkatkan keyakinan mereka untuk belajar ajaran Buddha, juga menjadi karakteristik penting dalam kegiatan kunjungan kasih ke rumah kaum miskin bagi relawan Tzu Chi di kemudian hari.
 
Sekelompok muda mudi yang paling awal berpartisipasi dan membangkitkan benih cinta kasih dalam hati ini disebut dengan “Muda mudi sinar obor” dan merupakan cikal bakal daripada “Tzu Ching”

Tzu Ching berbuat dengan berlandaskan kewelas asihan dan kebijaksanaan, temu ramah yang membangkitkan akar kebijaksanaan
 
Pada tahun 1989, seorang mahasiswa doktoral jurusan statistik pada Universitas Tsinghua bernama Zhang Zi-gui yang saat itu sudah menjadi anggota Komite Tzu Chi, secara aktif memasukkan budaya kemanusiaan Tzu Chi ke dalam lingkungan kampus dengan berpegang pada semangat “berlomba demi kebajikan”. Pada bulan Desember tahun itu, Zhang Zi-gui mengundang 30 orang mahasiswa dari Universitas Tsinghua dan Universitas Chiao Tung untuk melakukan kunjungan ke Griya Perenungan Hualien dan selanjutnya membawa pulang semangat budaya humanis Tzu Chi yang mengandung kewelas asihan dan rela bersumbangsih dengan suka cita ke  dalam lingkungan kampus mereka, serta secara aktif menyebar luaskannya ke berbagai perguruan tinggi, itu membuat lebih banyak mahasiswa yang mengenal Tzu Chi, juga membuat para terpelajar muda dapat mempraktekkan budaya humanis Tzu Chi ke dalam tindakan sehari-hari.
 
Masa liburan musim panas tahun 1991 merupakan titik balik terbesar dalam perkembangan Tzu Ching. Alumni Tzu Ching, Cai Zong-hong ikut dalam perjalanan kunjungan misi-misi Tzu Chi ke Hualien. Sehabis meninjau badan-badan misi, dia beranggapan jika dapat menjadi relawan di rumah sakit, maka dengan menyaksikan wujud penderitaan pada diri pasien, akan dapat membuat para Tzu Ching mengenal akan nilai dan makna dari kehidupan. Akan tetapi, pada masa itu hanya para Komite Tzu Chi yang boleh menjadi relawan di rumah sakit, Cai Zong-hong lalu mengajukan permohonan kepada Master agar para mahasiswa juga boleh menjadi relawan rumah sakit. Setelah mendapatkan persetujuan Master, maka pada bulan Juni 1991 diadakan tim relawan perguruan tinggi gelombang pertama, terdiri atas 24 orang mahasiswa dari Universitas Tsinghua dan Universitas Chiao Tung.
 
Melalui pelayanan dalam rumah sakit, membuat lebih banyak kaum terpelajar muda memahami akan budaya humanis Tzu Chi dan semangatnya melalui “perbuatan” nyata, serta membangkitkan ikrar mereka untuk berusaha untuk mensucikan batin manusia. Master secara langsung memberikan nama “Tim Relawan Muda Mudi Perguruan Tinggi”, menjelaskan kalau “relawan” artinya berbuat dengan rela, serta mesti berpegang pada hati suka cita dan bersyukur, dengan segenap kemampuan dan sepenuh hati bersumbangsih demi orang lain, tanpa keluhan dan penyesalan. Melalui keikut sertaan dalam tim relawan, kaum terpelajar muda ini dapat memahami secara mendalam akan “hanya berharap semua makhluk terbebaskan dari penderitaan, tidak bermohon diri sendiri memperoleh kedamaian dan kebahagiaan” yang selama ini dipegang oleh Tzu Chi.
 
Sehabis liburan musim panas tahun 1991, Zhang Zigui mengumpulkan para mahasiswa dari lebih 10 universitas di Taiwan, di antaranya adalah Universitas Taiwan, Universitas Tamkang, Universitas Tsinghua, Universitas Chiao Tung dan Universitas Khatolik Fu Jen, dengan bertempat pada “Pusat Misi Budaya Tzu Chi” di Jalan Chang An Timur Ruas 2 Taipei, mereka mengadakan rapat persiapan pendirian Tzu Ching dan merencanakan serangkaian kegiatan Tzu Ching.

Pada tanggal 31 Mei 1992, Tzu Ching didirikan secara resmi di Kantor Tzu Chi Taipei, ada sebanyak 170 orang mahasiswa dari 40 perguruan tinggi di seluruh Taiwan ikut berpartisipasi, di dalam rapat pertemuan ini, Wakil CEO Tzu Chi Wang Duan-zheng memberi dorongan semangat kepada semua orang: “Generasi muda adalah miniatur daripada harapan masa mendatang, mereka memiliki karakter khusus yaitu tulus murni dan hangat, tidak takut menderita dan tidak takut susah, merupakan kekuatan penting untuk mewariskan semangat Tzu Chi.”
 
Agar supaya ada lebih banyak kaum terpelajar muda berkesempatan untuk memahami Tzu Chi dan selanjutnya mereka dapat merekrut lebih banyak orang untuk bergabung, maka pada masa liburan musim dingin tahun 1992 diselenggarakan perkemahan musim dingin Tzu Ching pertama, sebagai awal dari perkemahan-perkemahan Tzu Ching selanjutnya. Sehabis perkemahan, terpilih Pan Jing-cheng dari Universitas Chiao Tung sebagai Ketua Tzu Ching seluruh Taiwan, serta Qiu Ding-bin dari Universitas Taiwan sebagai Wakil Ketua Tzu Ching Taiwan bagian utara dan Xiong Yi dari Universitas Tung Hai sebagai Wakil Ketua Tzu Ching Taiwan bagian tengah, sejak itu, Tzu Ching telah memasuki masa operasional sebagai sebuah organisasi.

Pengembangan Tzu Ching selain melalui penyebaran dari mulut ke mulut, juga melalui penyebaran barang-barang cetakan yang berisi kegiatan Tzu Ching di setiap perguruan tinggi, di antara sesama mereka saling berbagi pengalaman tentang pengembangan Tzu Ching dan kondisi kegiatan untuk meningkatkan pemahaman terhadap Tzu Chi. Sampai tahun 2011, jumlah anggota Tzu Ching sudah hampir mencapai 4 ribu orang yang berasal dari sekitar 150 perguruan tinggi.

Master mengharapkan dapat mewariskan misi dengan membasuh diri dengan semerbak Dharma di pagi hari
 
Pada bulan Juni 1997, Master menyampaikan dalam pertemuan alumni Tzu Ching seluruh Taiwan, berharap para alumni Tzu Ching dapat membentuk sebuah perkumpulan, serta sering-sering pulang ke Hualien. Setelah semua melakukan persiapan dengan sepenuh hati, “Perkumpulan Alumni Tzu Ching” diresmikan pendiriannya pada tanggal 21 Juni 1997 di Hualien, sebagai jembatan komunikasi dan interaksi antara para alumni Tzu Ching dengan para Tzu Ching yang masih berada di dalam lingkungan kampus, agar para alumni Tzu Ching dapat memberi bimbingan terhadap operasional Tzu Ching di lingkungan kampus berdasarkan pengalaman mereka pada masa lalu, juga berharap kaum muda ini dapat melangkah bersama dan saling dukung demi mencari kemajuan diri.

“Walau Tzu Ching sudah tumbuh dewasa atau sudah terjun ke dalam masyarakat, namun tetap harus memberi pewarisan pada generasi selanjutnya, ini artinya Tzu Ching dan budaya pendidikan adalah satu dan merupakan satu siklus pendidikan, kita mesti memadukan kekuatan semua orang untuk mengerahkan segenap hati dan tenaga demi pendidikan masa depan anak-anak, jadi organisasi ini harus lebih bersungguh hati dibandingkan organisasi lainnya, struktur organisasi juga harus lengkap, sebab orang-orang berpotensi bagi Empat Misi Utama Tzu Chi di masa mendatang dipupuk di sini, orang-orang berkeahlian khusus di segala bidang juga berada di sini, Tzu Ching sama dengan gudang orang berbakat yang bijak bagi Tzu Chi.” Master menyatakan sangat berharap Tzu Ching memiliki struktur, setelah tamat juga boleh memberikan pewarisan, jangan seperti menanam bendera dengan lem kertas, begitu dihembus angin langsung terbang, atau seperti keranjang sayur diisi air, tidak dapat menahan orang-orang berbakat. Master mengharapkan Tzu Ching dapat berpartisipasi dalam Tzu Chi dengan berlandaskan panggilan misi.

Pada bulan Desember 2007 dalam pertemuan “Hari Tzu Ching Sedunia”, Master sangat memuji sekelompok Tzu Ching yang pagi-pagi sudah bangun tidur untuk menonton acara “Sanubari Teduh” di Da Ai TV, kemudian mereka saling berbagi suka cita dalam Dharma melalui pesan instan pada jaringan maya, selain menyelami Sutra, pada saat bersamaan juga merubah kebiasaan bergadang, setiap malam sebelum jam 11 sudah pergi tidur dan pagi jam 5.30 sudah bangun, bukan saja badan sehat, juga “menghemat” lebih banyak waktu. Master menamakan gerakan ini sebagai “Membasuh diri dengan semerbak Dharma di pagi hari”.
 
Kegiatan ini dimulai oleh seorang mahasiswa doktoral Universitas Tung Hai bernama Lai Xiao-yi: “Karena diri sendiri sudah berjanji akan menjadi teladan bagi adik-adik kelas, maka saya harus ‘dapat melangkah di jalan yang sulit’.” Disebabkan pelajaran sekolah bagi Tzu Ching sudah sangat sibuk, kegiatan juga banyak, masih harus “tidur awal dan bangun dini”, maka pada masa-masa awal dalam menyesuaikan waktu istirahat, perlu sedikit “kekuatan pembantu”; Tzu Ching dari Universitas Sains dan Teknologi Taichung bernama Chen Yun-jie lalu mengembangkan “Jaringan Morning Call Cinta Kasih” untuk membangunkan para Tzu Ching yang sedang bergulat dengan setan tidurnya, agar semua orang bisa bangun tidur pagi-pagi.

Lai Xiao-yi beranggapan, setiap hari dua kali menarik tambang dengan diri sendiri sebagai ujian akan “keyakinan” terhadap Tzu Chi dan “kepercayaan yang tulus” pada Dharma yang benar, jika dapat terus mempertahankannya, maka jiwa kebijaksanaan tidak akan pernah terputus. Penggalakan kegiatan ini dapat berlangsung dengan lancar berkat kemajuan pada teknologi jaringan maya, juga melalui kemampuan jaringan maya tidak kenal batas ini dapat menghimpun gaya sentripetal antar sesama Tzu Ching di seluruh dunia, mereka belajar menenangkan hati sendiri, bersikap pro aktif menghadapi kesulitan dalam hidup, serta meningkatkan pertumbuhan batin dan jiwa kebijaksanaan.

Bukan hanya para Tzu Ching yang merespon kegiatan ini, para alumni Tzu Ching juga melibatkan diri. Kegiatan yang dimulai dari 4 orang Tzu Ching di Taiwan bagian tengah ini, setelah melewati kerja keras dan tekad kokoh mereka, paling tidak sudah ada 261 orang dari 8 negara yang ikut berpartisipasi, membuat para Tzu Ching sedunia dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan melalui tindakan nyata, dengan metode kaum muda “mewariskan ajaran Jingsi dan menyebar luaskan mazhab Tzu Chi”
 
Pendidikan merupakan misi jangka panjang dan harus menghabiskan waktu 10 tahun atau 100 tahun barulah akan menampakkan hasil; akan tetapi, asal pohon besar sudah berbunga dan berbuah, setiap buah ini nantinya akan merupakan benih unggul yang padat berisi, dari satu akan tumbuh menjadi tiada terhingga. Setiap individu Tzu Ching adalah butiran benih yang murni dan tulus, mereka memiliki tekad yang sama, melalui berbagai kegiatan pelayanan relawan dan pelatihan, mereka bisa mendapatkan pemahaman akan semangat dan konsep budaya humanis Tzu Chi yang kemudian dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, kapan saja dan di mana saja dapat membangun lahan pelatihan Tzu Chi untuk mewariskan ajaran Jingsi, menjadi pembawa pelita yang menerangi jalan di dalam masyarakat, dengan pelita menerangi pelosok gelap dan menyadarkan semua makhluk.
 
社會是好是壞 就靠他們!
 
「青年是時代未來希望的縮影,具有純真熱誠、不怕苦、不怕難的特質,是傳承慈濟精神的重要力量。」「慈濟大專青年聯誼會」於1992531日正式成立,成立大會上,王端正副總執行勉勵著所有慈青同學。

居家關懷行 服務中啟悲心

證嚴上人於1966年創立佛教克難慈濟功德會,發展至1974年,委員僅有五、六十人,然而需要長期關懷的照顧戶已多達兩百七十七戶。值此之際,花蓮師專明道社的同學率先主動參與花蓮靜思精舍歲末發放工作;服務的當下,這群同學見到人生的苦難,感受甚深,於是,上人號召同學們利用假期下鄉訪貧。

197462日,花蓮師專明道社貧民慰問隊的二十八位同學,由社長分成七個小組,每組訪問一個區域,慰問的地區包括花蓮巿、吉安鄉、新城鄉等地,共有四十六戶。

同學們初次跟隨上人下鄉訪貧的對象是慈濟按月濟助的照顧戶,包括老弱貧病、鰥寡孤獨者,其悲苦的情境讓同學們心生不忍,為照顧戶擦澡、清潔環境、撫慰心靈,因而增強了他們學佛的信念,也成為日後慈濟志工從事「居家關懷」的重要特色。

這一群最早投入、啟發內心愛的種子的年輕人,被稱為「炬光青年」,堪稱為「慈濟大專青年聯誼會」(簡稱慈青)的先驅。

慈青悲智行 聯誼啟慧根
 
1989年,時為慈濟委員的 清華大學統計學研究所學生張子貴,憑藉一股「為善競爭」的精神,積極地將慈濟人文帶入校園。12月間,張子貴邀約清華及交通大學共三十名學子前往靜思精舍 參訪,將蘊含慈、悲、喜、捨的慈濟人文精神帶回校園,並積極向外推廣至各大專院校,讓更多同學認識慈濟,也讓年輕一代學子,具體將慈濟人文落實於行動中。
 
1991 年 暑假是慈青發展的重大轉捩點。慈青學長蔡宗宏參與花蓮尋根之旅,在參觀志業體後,他認為在醫院擔任志工,可藉由病人的示現,促使慈青認識生命的價值與意 義。然而,當時參與醫院服務者均為慈濟委員,蔡宗宏遂向上人請求,希望讓在校就讀的同學有機會擔任醫院義工。經過上人首肯,於19916月舉辦第一梯大專青年義工隊,由清大、交大共二十四人參加。

醫院服務使得更多的學子從「做」中,實際體會慈濟人文與精神,並發願為淨化人心盡一分力。上 人並親自正名為「大專青年志工隊」,說明「志工」乃志願工作者,須抱持歡喜、感恩心,盡一己之力,全心為他人付出,無怨無悔。經由參與志工隊,青年學子深 深體悟到慈濟一貫秉持「當願眾生得離苦,不為己身求安樂」的胸懷。
 
1991年暑假過後,張子貴召集臺灣大學、淡江大學、清華大學、交通大學、輔仁大學等十多所大專院校學生,在臺北市長安東路二段「慈濟文化志業中心」召開成立前會議,籌組一連串的「慈濟大專青年聯誼會」活動。

1992531日,「慈濟大專青年聯誼會」在臺北分會成立,共有來自全臺四十所大專院校、一百七十餘名同學參加,會中王端正副總執行長勉勵大家:「青年是時代未來希望的縮影,具有純真熱誠、不怕苦、不怕難的特質,是傳承慈濟精神的重要力量。」

為了讓更多青年學子有機會瞭解慈濟,進而接引更多有心人加入,1992年寒假舉辦第一屆慈青冬令營,開啟慈青營隊的先河。營隊結束後,推選交通大學潘勁成為第一屆總幹事,臺灣大學邱定彬為北區副總幹事,東海大學熊毅為中區副總幹事,至此,「慈濟大專青年聯誼會」邁入組織化運作的時代。

「慈濟大專青年聯誼會」的拓展,除了大家口耳相傳外,也藉由文宣刊物匯整各校慈青活動、彼此交流推展經驗及活動狀況,以加強對慈濟的瞭解。截至二一一年,約有一百五十五個學校、近四千位慈青。

上人期許傳使命 晨鐘即起薰法香
 
1997 6月,上人在全臺畢業慈青聯誼會上表示,希望畢業慈青籌組聯誼會,並且常回精舍尋根。經過大家用心策劃,「慈青學長會」於621日在花蓮正式成立,成為畢業慈青與在校慈青們溝通交流的橋樑,以過去的經驗,輔導、關懷在校慈青的會務運作,也期許青年同行、共持,更求精進。
 
「慈青雖然都長 大 了,或都出社會了,但是也要傳承下一代,等於慈青與教育文化是聯合一起,都是教育的一環,應該把大家的力量結合起來,對孩子未來的教育投注心力,所以這個 團體要比任何一個團體更用心,團體的架構要很健全,將來四大志業人才都由這裏培養出來,各行各業的專才都在這裏,等於是慈濟的智慧人才庫。」上人表示, 很期待慈青有組織,畢業後可以傳承,不要像紙糊的旗子搖幾下就飛掉了;或是像菜籃裝水,留不住人才。上人盼望,應該讓慈青有使命投入慈濟。

200712月「全球慈青日」的大會上,上人大為讚歎這群慈青晨起看大愛臺《靜思晨語》節目,再透過網路即時通分享法喜,深入經藏,同時改變熬夜的習慣,每天晚上十一點以前入睡,早上五點半起床,不但身體健康,還「省」下更多時間。上人將這項運動命名為「晨鐘起.薰法香」。
 
這項活動由就讀東海大學研究所的賴曉逸所發起:「既然期許自己要做學弟妹的『典範』,就要『難行能行』。」然而慈青課業繁忙,活動很多,還得「早睡早起」, 在調整作息的初期,還是需要一些「助力」;臺中技術學院的慈青陳韻潔發動「愛的Morning Call防護網」,叫醒與睡魔拔河的慈青夥伴,幫助大家晨起。

賴 曉逸認為,每天早晚兩次與自己拔河,考驗著對慈濟的「信」、對正法的「拳拳服膺」,如果可以一直持續下去,慧命是不會斷的。這項活動的推行,因為網路科技 的便利,得以順利進展,同時透過網路無遠弗屆的力量,凝聚全球各地慈青彼此的向心力,學會沉澱己心,用積極的態度面對生活中的困難,提升心靈與慧命的成 長。

這項活動不只慈青響應,連慈青學長會也一同加入。從中區慈青開始的四個人,經過他們的努力與堅持,至少有八個國家地區共兩百六十一人響應,讓全球慈青以實際行動增長慧命,用年輕人的方式「傳承靜思法脈 弘揚慈濟宗門」。

教育是百年樹人大業,必須歷經十年、百年,才能看 到成果;然而,只要大樹開花結果,每一顆果實都有飽滿的優良種子,便能從一而生無量。每一位慈青都是粒粒純真的種子,他們心志一致,藉由參與各種志工服務 及營隊活動,體會慈濟的人文精神與理念,從而落實於日常生活中,在任何時間、空間,建立慈濟道場,傳承靜思 法脈,成為提燈照路的社會中堅,以明燈照亮黑暗的角落,度化眾生。

(文:陳碧惠 綜合報導2012/07/13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar