Rabu, 08 Agustus 2012

Buddha hidup berada dalam rumah kita sendiri

Bulan 7 penanggalan Imlek memiliki tiga
makna di dalam agama Buddha, yaitu bulan penuh berkah, bulan suka cita bagi
Sang Buddha dan bulan balas budi luhur semua makhluk. Ada sebagian orang yang beranggapan
bahwa bulan 7 Imlek adalah “bulan hantu”, sangat pantang dalam melakukan banyak
hal, seperti jika pindah rumah akan masuk ke rumah hantu, jika menikah akan mendapatkan
isteri hantu, sampai membuka toko juga merasa takut akan membuka toko hantu, pokoknya
semua orang menganggap bulan 7 Imlek sebagai bulan bala. Ini adalah ketakhayulan
sebagai tradisi dalam masyarakat umum.

Ulambana dalam Sutra Buddha

Pada suatu tahun bertepatan dengan tanggal 1 bulan 7 Imlek, saya tiba di Taiwan
bagian utara dan tengah, sepanjang perjalanan terlihat di depan setiap rumah
sedang dilakukan ritual sembahyang arwah dengan membakar kertas sembahyang. “Sembahyang
arwah” adalah melakukan sembahyang pada hantu gentayangan dan raja hantu. Pada saat
itu saya merasakan bahwa budaya masyarakat Taiwan sudah seharusnya lebih maju
lagi dan tidak seharusnya berhenti pada kepercayaan rakyat pada zaman dulu.

Pada masa lampau dikarenakan tingkat kebijaksanaan warga masih belum
berkembang, maka mereka hanya mengikuti perkataan orang saja, beranggapan bahwa
bulan 7 Imlek adalah bulan terbukanya pintu neraka, jadi harus bersembahyang
pada hantu gentayangan agar mendapatkan keselamatan. Sebetulnya tidak ada
jaminan bahwa setelah bersembahyang pada hantu gentayangan, keluarga tidak akan
mengalami kejadian apa pun. Pernah ada seseorang yang bertanya kepada saya: “Apakah
dalam bulan 7 Imlek harus sembahyang arwah?” Saya balik bertanya kepadanya: “Apakah
itu arwah saudara kandung anda atau arwah saudara angkat anda?” Dia menjawab: “Bukan!
Melainkan arwah hantu gentayangan.” Saya lalu menjawab: “Sebetulnya ritual sembahyang
pada bulan 7 Imlek bersumber dari kisah dalam Sutra, sayangnya setelah diteruskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya, ternyata telah berubah menjadi tidak
benar lagi.”

Berbakti pada orangtua adalah ulambana

Kisah dalam
Sutra mencatat kalau bulan 7 Imlek dalam agama Buddha memiliki tiga makna.

“Bulan penuh berkah” karena para anggota Sangha sejak tanggal 15 bulan 4 Imlek
sampai tanggal 15 bulan 7 Imlek menjalani pembinaan diri selama tiga bulan,
pada bulan 7 Imlek ini banyak dari mereka yang berhasil mencapai kesucian, jadi
merupakan bulan penuh berkah. “Bulan suka cita” karena setelah para anggota
Sangha menjalani masa vassa selama tiga bulan, banyak dari mereka yang berhasil
mencapai pencerahan dan membuat sang Buddha sangat bersuka cita, maka disebut bulan
suka cita bagi Sang Buddha. “Bulanbalas budi luhur semua makhluk” berasal dari kisah Maha
Mogallana membalas budi luhur ibunya. Maha Mogallana memberi persembahan kepada
Sangha, akhirnya dengan kekuatan Sangha berhasil menyelamatkan ibunya dari
penderitaan alam neraka, bahkan pada saat yang bersamaan semua makhluk yang menghuni
alam neraka juga terbebaskan.

Sebetulnya, ulambana yang sesungguhnya adalah berbakti pada orangtua, ada
pepatah mengatakan: “Ketika anak ingin berbakti, ternyata orangtua sudah tiada”,
orangtua membesarkan anak dengan susah payah, jadi anak seharusnya tahu
membalas budi luhur mereka. Namun dalam masyarakat sekarang ini, banyak orang
yang setelah membentuk mahligai rumah tangga di luar, mereka lalu meninggalkan
orangtua mereka tanpa pernah peduli lagi, sampai akhirnya setelah orangtua
meninggal dunia, barulah berpikir untuk melakukan ulambana, itu sudah sangat
terlambat. Buddha hidup sesungguhnya berada di dalam rumah kita, jika kita
dapat berbakti pada orangtua dan membuat orangtua bersuka cita, itu baru
merupakan berbakti pada orangtua yang sesungguhnya.

Menanam pada tiga lahan dengan benih terima
kasih

Dalam agama Buddha ada tiga lahan berkah yang perlu ditanami, yakni lahan
berkah dari orang yang telah menanamkan budi luhur, lahan berkah dari orang
yang patut dikasihani dan lahan berkah dari orang yang pantas dihormati.

Lahan berkah dari orang yang telah menanamkan budi luhur
adalah harus berterima kasih kepada orangtua, ini adalah sedang menebarkan
benih kebajikan penuh perasaan berterima kasih. “Berbakti pada orangtua dalah
akar dari segala kebajikan”, segala perbuatan baik berawal dari hati berbakti
kepada orangtua, maka jika memiliki hati berbakti kepada orangtua berarti
sedang menanam lahan berkah dari orang yang telah menanamkan budi luhur. Lahan
berkah dari orang yang pantas dihormati adalah menghormati Sang Triratna, yaitu
Buddha, Dhamma dan Sangha, serta para guru, dalam struktur masyarakat sekarang,
segala profesi dan bidang usaha adalah saling mendukung, guru mendidik kita
bagaimana menjadi manusia yang baik dan mampu menangani masalah, serta
bagaimana mencari nafkah. Walau setiap orang memiliki bakat terpendam, namun jika
tiada orang yang memberi bimbingan, tentu kemampuan itu tidak akan berkembang.
Sedangkan lahan berkah dari orang yang patut dikasihani adalah mempergunakan
empat sifat luhur (metta, karuna, mudita dan upekkha) untuk menolong makhluk
yang menderita kelaparan dan kedinginan, membebaskan mereka dari penderitaan
bagaikan tergantung terbalik.

Sang Buddha mengajarkan kita bukan saja berbakti pada orangtua kandung, sebab
semua orang lanjut usia di dunia ini juga merupakan orangtua kita, semua orang
seumur adalah saudara kita, sedangkan semua orang muda usia adalah anak-anak
kita, kita seharusnya memperluas cakupan cinta kasih kita sampai sedemikian
luasnya, itu baru merupakan ungkapan terima kasih yang sesungguhnya.

※Dikutip dari: Harian “China News”

活佛就在堂上

農曆七月在佛教有三種意義,一是吉祥月也是佛的歡喜月,更是眾生的報恩月。有些人認為農曆七月是「鬼月」,許多事都很忌諱,以為搬家是入鬼屋;娶新娘是娶鬼妻;想開店也不敢開,怕開鬼店,總之大家都把七月當做是不吉利的月份。這是一般世俗的迷信。

普度來自佛教典故

有一年的農曆七月初一,我到中、北部,沿路看到家家戶戶都在拜門口、燒金紙。「拜門口」也就是拜好兄弟、拜普度公。當時我深深感到臺灣的文化應該更上一層樓,不應該再停滯於過去的民間信仰。

過去由於民智未開,人云亦云,認為七月是開鬼門關,要拜好兄弟才能保平安。其實並無法肯定拜好兄弟後,家庭就不會發生事情。曾經有人問我說:「七月要拜 『好兄弟』嗎?」我反問他:「好兄弟是同父同母的好兄弟?或是結拜的好兄弟呢?」他說:「不是啦!是門口的好兄弟。」我回道:「其實七月普度源自很有意義 的佛教典故,可惜流傳在民間已經變質。」

孝順父母就是普度活佛就在堂上

佛典記載,七月在佛教具有三種意義。

「吉祥月」是出家人從四月十五日至七月十五日,三個月的時間修行圓滿,造就了很多超凡入聖的人,所以是吉祥的月份;「歡喜月」是眾僧夏安居三個月修行,修 持悟道證果的很多,佛陀很歡喜,所以稱為佛的歡喜月;「報恩月」是佛弟子目犍連報母恩「盂蘭盆會」的典故。目犍連設齋供佛僧,仰仗三寶慈恩悲念力,不僅其 母脫離餓鬼倒懸之苦,就連同業同時受苦的眾生,也得到解脫。

其實真正的普度,第一是要孝順父母,有句話說:「子欲養而親不待」,父母辛勞養育子女,兒女應反哺知恩。然而現在的社會,有很多人都在外面組織小家庭,把 父母親丟著不聞不問,等到最終才想要為父母超度,實在太慢。真正的活佛是在我們的堂上,如果能孝敬父母,讓父母親歡喜,才是真正的孝順。

種植三田撒播感恩種子

佛教中說有三種田要種植,這三種田就是恩田、悲田、敬田。

恩田就是對父母要感恩,這是在撒播感恩的善種子。「百善孝為先」,所有的善都是從一個孝字開始,所以有孝心就是在種恩田。敬田是恭敬佛、法、僧三寶和師 長,現在社會的組織,各行各業相輔相成,師長的教育,是要教導我們做人處事及謀生的功能。雖然每個人都有潛能,但如沒人指導竅門,就無法發揮良能。悲田則 以慈悲喜捨之心,救助饑餓寒凍困苦的眾生,即是種悲田、解倒懸之苦。

佛陀教育佛教徒不只要孝敬自己的父母,因為普天之下老者都是我們的父母,同輩者都是我們的兄弟姊妹,年齡幼小者都是我們的子女,我們應該擴大到這種愛的程度,這才是真正的感恩。

※本文摘自:《中華日報》

Tidak ada komentar:

Posting Komentar