Sabtu, 04 Agustus 2012

Bersumbangsih tanpa pamrih, pahalanya paling besar

“Semua makhluk masih berada dalam ketidak tahuan, namun sulit untuk disadarkan, itulah yang paling saya khawatirkan, jika setiap orang setelah dirinya menyaksikan penderitaan, tahu akan betapa beruntungnya diri sendiri dan dapat tersadarkan, maka dengan sendirinya masyarakat akan aman sejahtera dan dunia terbebaskan dari bencana.” Master Cheng Yen memberi dorongan semangat pada semua orang, jika sudah membangkitkan niat kebajikan dan bertekad untuk melangkah di jalan Bodhisattva, maka kita harus memperkokoh keyakinan diri, juga memiliki keyakinan yang benar.

Ada orang yang berbuat kebajikan demi memohon keselamatan atau menghilangkan penyakit, maka Master mengajarkan agar jangan bersumbangsih untuk “mencari pahala”. “Dengan kerendahan hati di dalam dan kepatutan di luar, itulah pahala. Dalam hati penuh ketulusan, kebenaran, keyakinan dan kejujuran, setiap saat menghormati dan bersikap patut pada orang, sehingga anda dapat menampilkan keteladanan kepribadian; membuat orang menderita mendapatkan sesuatu dari sumbangsih anda, sedangkan diri anda sendiri mendapatkan perasaan suka cita, inilah pahala paling besar.”

Hati bersyukur dapat menghapus kerisauan, bersumbangsih tanpa pamrih adalah pencerahan

Master menyampaikan, jika kita dapat menyaksikan penderitaan, tahu akan keberuntungan diri sendiri dan dapat bersyukur di dalam hati, maka kerisauan tentu tidak akan lagi tersisa di dalam hati. Sebaliknya, “Jika tiada hati bersyukur, maka kita akan memendam konflik pribadi dalam batin; jika tidak tahu akan keberuntungan diri sendiri dan tidak berpuas hati, maka niat serakah akan besar dan akan terus berhitungan dengan orang, ini tentu akan menimbulkan perseteruan dan konflik antar sesama.”

“Jika dalam hati ada kemelekatan dan ada pamrih, juga menanggalkan sifat Buddha dalam diri sendiri, mana mungkin kita bisa memperoleh respon dari Buddha di luar?” Master menekankan, perasaan “terima kasih” kepada orang, hal dan benda harus ditampilkan dalam aktifitas tubuh, ucapan dan pikiran – niat pikiran, tutur kata dan perbuatan tidak terlepaskan dari wujud “terima kasih”.

“Dalam belajar pada keteladanan Buddha dan melafalkan nama Buddha, kita harus belajar pada maha welas asihnya Sang Buddha dan menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri.” Master mengajarkan pada semua orang agar membangun Tri-ratna dalam diri sendiri, menyadarkan diri sendiri dan orang lain, dengan semangat non duniawi mengerjakan tugas duniawi; dengan bersumbangsih tanpa pamrih dan sungguh-sungguh maju terus ke arah yang benar, itulah melangkah di jalan Bodhisattva yang besar dan lebar, juga adalah jalan menuju keBuddhaan yang lurus.

“Jika hati lapang, jalan dengan sendirinya juga lapang; batin bersih, jalan yang ditapaki tentu juga bersih. Jika mampu berbuat demikian, itulah keteladanan hidup.”
 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Nopember 2010
  Dikutip dari Majalah Bulanan Tzu Chi edisi 529
 
付出無求 功德最大
 
「眾生迷茫而喚不醒,最令我憂心,若人人能『見苦知福』而覺悟,社會自然祥和、人間就無災難。」證嚴上人勉眾,既已發心立願行菩薩道,就要有堅定信心,且要有正信。

有的人為求平安或除病痛而做善事,上人教示,莫抱「求功德」之心而付出。「內能自謙即是『功』,外能禮讓即是『德』。內心誠、正、信、實,時時恭敬、禮讓他人,展現品德典範;讓苦難人因你的付出而有所得,自己亦從中得到歡喜,這就是最大的功德。」 

心存感恩去煩惱 付出無求即菩提

上人指出,若能見苦知福、心存感恩,煩惱就不會留存於心。反之,「少了感恩心,會把人我是非存於心;少了知福、知足心,貪念大、不斷計較,將引起彼此紛爭對立。」

「心執著、有所求,放棄了自性佛,哪能求得心外佛的感應呢?」上人強調,對人、事、物的「感恩」,要發自身、口、意——心念、言語、行動,皆不離「感恩」。

「學佛、念佛,就是要學佛陀的大慈悲,以佛心為己心。」上人教眾建立自性三寶,自度度人,用出世的精神做入世的志業;付出無求、往對的方向認真前進,就是行在康莊大道,亦是大菩提道。

「心寬,道自然寬;心清淨,所走的路就是清淨。能做到這樣,即是人生的典範!」

證嚴上人開示於20101121日《農十月十六》
本文引用自2010.12.25《慈濟月刊》第529期衲履足

Tidak ada komentar:

Posting Komentar