Sabtu, 04 Agustus 2012

Makna moril yang terkandung dalam kegiatan Perekrutan Bodhisattva Dunia Secara Luas

Dikutip dari “Jurnal Harian Master Cheng Yen”
 
Siklus pertumbuhan Tzu Chi telah dimulai kembali, cinta kasih universal dapat meredakan bencana di dunia ini

Dalam setahun ada pergantian empat musim, dari musim semi, musim panas, musim gugur, sampai musim dingin, Tzu Chi juga ada pergantian “siklus pertumbuhan” --- di mana dalam setiap dekade telah berhasil dibangun satu misi, dimulai dari misi amal, misi pengobatan, misi pendidikan, sampai misi budaya humanis, selama 40 tahun telah berhasil dibangun satu siklus pertumbuhan. Sejak tahun ke-41, Tzu Chi mulai memutar siklus pertumbuhan kedua dengan kembali pada semangat “Masa celengan bambu”, langkah besar sekarang ini ditapakkan untuk memberi perhatian ke seluruh dunia, jika setiap orang setiap harinya mau membangkitkan satu niat baik dan berbuat satu perbuatan baik, tentu ini akan dapat meredakan penderitaan akibat bencana di dunia ini.

Pada awal tahun 2007, wilayah selatan Malaysia dan Jakarta berturut-turut dilanda banjir parah; Amerika Selatan dan Australia juga dilanda bencana banjir atau kekeringan, ditambah lagi belakangan ini sering terjadi gempa. Pepohonan di hutan menghisap CO
2 dan menghasilkan O2 untuk menyehatkan segala makhluk sebagai sistim penyejuk udara bagi bumi ini, akan tetapi pencemaran dan kerusakan akibat aktifitas manusia telah mendatangkan “efek rumah kaca” yang membuat bumi ini terserang demam dan jatuh sakit, sedangkan sistim penyejuk udara bagi bumi ini juga tidak bekerja lagi, itulah yang menyebabkan perubahan iklim secara ekstrim.

Bila ingin memohon cuaca lebih bersahabat, maka cara paling mendasar adalah menyelaraskan kondisi batin manusia dan merubah pola hidup sendiri, jika setiap orang mau memulainya dari tindakan kecil dalam kehidupan sehari-hari, dengan menghargai sumber daya alam dan usia pakai benda, tanpa terus mengejar kemudahan dan kenikmatan, maka ketika nantinya “kondisi batin” dan “hubungan dengan lingkungan” dari manusia telah berubah, maka “penyejuk udara” dari alam tentu akan dapat bekerja dengan normal kembali.

Dari 30 buah celengan bambu sampai sekarang sudah ada barisan relawan yang panjang, dari berkegiatan amal di Taiwan sampai sekarang berkegiatan amal di seluruh dunia, cita-cita awal untuk mensucikan batin manusia tidak pernah berubah. Bodhisattva bukan ditempatkan di dalam vihara untuk dipuja orang sambil memohon dikaruniai keselamatan; “ajaran Buddha dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan setiap orang dapat menjadi Bodhisattva”, kita harus mengharapkan diri sendiri dapat menjadi seorang Bodhisattva yang paling dapat diandalkan dalam menghapus penderitaan orang lain.

Bagaimana agar dapat menjadi Bodhisattva dunia? Dengan hati lapang dapat memberikan “belas kasih” (karuna), yaitu mencabut penderitaan orang; dengan niat murni dapat mempergunakan “cinta kasih” (maitri), yaitu memberi kebahagiaan pada orang. Jika memiliki niat murni dan hati lapang, dapat mempergunakan cinta kasih dan memberikan belas kasih, serta senantiasa memperlakukan orang dengan sikap bersyukur, menghormati dan cinta kasih, itulah Bodhisattva dunia.

Sejak Master meninggalkan keduniawian dan menjadi Bhikkhuni sampai sekarang ini, Beliau tidak pernah memohon kepada para Bodhisattva agar diberikan sesuatu, Beliau hanya ada janji bhakti dan panggilan jiwa untuk berbuat demi agama Buddha dan semua makhluk, Beliau senantiasa bekerja keras untuk menyebar luaskan ajaran Buddha dan mempraktekkan ajaran Buddha.

Pada 41 tahun lalu, masyarakat Taiwan pada umumnya masih berada dalam kondisi miskin, apalagi para lanjut usia sebatang kara di wilayah Taiwan bagian Timur sangat banyak, smeua itu sungguh membuat hati tidak tega melihatnya. Oleh sebab itu Tzu Chi membuka pintu misi amal yang dimulai dari 30 buah celengan bambu, setiap hari menabung 50 sen demi membantu kaum miskin, jadi setiap orang dalam kondisi miskin juga dapat membantu orang lain yang membutuhkan.

Karena berkegiatan amal, makanya mendapatkan pemahaman mendalam tentang penderitaan akibat terjerat dalam lingkaran setan dari jatuh miskin karena sakit dan jatuh sakit karena miskin, maka kemudian dibangun sebuah rumah sakit; selanjutnya diadakan misi pendidikan yang berpegang pada pengajaran pada tata krama dan moralitas, membina tenaga potensial yang berkualitas dan bermoralitas bagi masyarakat.

Dalam masyarakat sekarang, pengetahuan memang semakin meningkat, namun jiwa kebijaksanaan semakin merosot; “jiwa kebijaksanaan” adalah hati nurani, masyarakat tanpa hati nurani sangatlah berbahaya. Melalui teknologi media, misi budaya humanis dapat mengalirkan aliran semangat suci ke seluruh dunia untuk mensucikan batin manusia, inilah fokus perkembangan Tzu Chi pada tahun ke-40.

Tzu Chi berhasil membangun satu misi dalam setiap dekadenya, sehingga selama 40 tahun telah terbangun empat misi secara lengkap. Sekarang Tzu Chi sudah pun memasuki tahun ke-41, siklus pertumbuhan kedua Tzu Chi telah mulai berputar, jadi kita harus kembali lagi kepada semangat “Masa celengan bambu”, demi menghimpun lebih banyak kekuatan cinta kasih dan memperluas cakupan cinta kasih universal Tzu Chi, agar dapat memberi perhatian pada seluruh orang menderita di dunia ini.

Dari 6 milyar populasi dunia, ada beberapa ratus juta orang yang berada di bibir jurang kelaparan. Sungguh banyak orang yang membutuhkan bantuan, walau pun misi-misi Tzu Chi telah berkembang sampai ke manca negara, di mana asal kita dapat melihat dan mencapai tempatnya, kita tentu akan berusaha untuk memberikan bantuan, namun mulai sekarang kita harus melangkah dengan langkah lebih lebar lagi, di mana empat misi utama dan delapan jejak Dharma harus ditapakkan maju dengan langkah kaki bersamaan.

Pada masa celengan bambu dulu, jumlah orang kita masih sedikit dan langkah demi langkah dilalui dengan susah payah; sedangkan sekarang barisan relawan Tzu Chi sudah sangat panjang, namun jika ingin memperluas cakupan cinta kasih, kita harus lebih aktif lagi dalam “perekrutan Bodhisattva dunia secara luas”.

“Masa celengan bambu” merupakan penerapan dari setiap hari berikrar satu niat kebajikan, insan Tzu Chi sedunia satu persatu memberikan respon untuk menggalakkannya, setetes air yang menetes ke dalam samudera luas tentu tidak akan pernah kering untuk selama-lamanya. Baik orang kaya atau pun orang miskin, semuanya memiliki niat kebajikan; baik sumbangan dalam jumlah besar atau pun kecil, semuanya memiliki hati cinta kasih yang setara. Semua dapat bersumbangsih tanpa henti demi mencabut penderitaan dan membebaskan orang susah dari kesulitan.
 
Insan Tzu Chi memiliki pemahaman kalau “semua kehidupan di dunia saling terkait satu sama lainnya”, di mana saja di dunia ini terjadi bencana, walau pun berada di Taiwan, asal mau membangkitkan rasa empati dan bersumbangsih hati cinta kasih, tidak perlu pergi sendiri ke luar negeri untuk memberikan bantuan, sebab di tempat itu sudah ada relawan setempat yang akan terjun ke lokasi bencana untuk memberi penghiburan kepada warga bencana dengan membawakan hati cinta kasih dari insan Tzu Chi sedunia. Master mengatakan: “Asal kita mau lebih banyak mengembangkan hati cinta kasih, tentu keberkahan akan bertambah lebih banyak; dengan adanya keberkahan, tentu saja kita akan aman selamat. Orang sering kali berbicara tentang keberuntungan, jika ada berkah tentu saja penuh keberuntungan. Saya berharap dapat dilakukan perekrutan Bodhisattva dunia secara luas agar kekuatan kita menjadi semakin besar.”
 
Mengenai pengaturan pameran poster Tzu Chi, Master menyatakan kalau bagian-bagian penting yang sudah pernah dipamerkan juga masih boleh diedit ulang dan dipamerkan kembali, sebab dalam masyarakat masih banyak warga yang belum pernah melihatnya, mereka boleh dipandu kembali untuk melakukan peninjauan, sebagai ajang untuk melakukan perekrutan Bodhisattva dunia secara luas. Dari data perbandingan jumlah hadirin yang mengikuti acara pemberkatan akhir tahun dan jumlah hadirin dalam pameran poster sebagai rangkaian perayaan hari ulang tahun Tzu Chi, dapat diketahui kalau saat memberikan penyuluhan dalam pameran poster, masih ada ruang gerak bagi semua orang untuk lebih giat lagi. Master mengharapkan dalam pameran poster di komunitas tahun ini, jumlah hadirin dalam setiap harinya dapat didata dengan jelas, apakah setiap orang ada memberi panduan dengan penuh kesungguhan hati, itu akan terlihat dari hasil perekrutan Bodhisattva dunia nanti.
 
Master berkata dengan nada sungguh-sungguh: “Kita menguras segenap jiwa dan tenaga untuk mengadakan pameran, harapannya adalah agar semua orang tahu kalau di Taiwan ada Tzu Chi dan apa saja yang telah dilakukan Tzu Chi di dunia internasional, jika tidak mampu mengembangkan fungsi mendidik ini, sungguh sangat disayangkan sekali.” Master mengharapkan setiap insan Tzu Chi agar bukan saja diri sendiri yang giat berkegiatan Tzu Chi, tetapi juga harus mengajak lebih banyak orang untuk ikut berkegiatan, sebab dengan bertambahnya satu insan Tzu Chi di dunia ini, maka masyarakat tentu akan bertambah aman jadinya; jika kita mengharapkan datangnya alam suci ke dunia ini, maka kita sendiri harus memulainya dari komunitas tempat kita berdiam.
 
Tujuan pokok dari pelaksanaan pameran poster setiap tahunnya adalah perekrutan Bodhisattva dunia secara luas

Terkait dengan data jumlah pengunjung dalam kegiatan “Bersyukur dalam 40 tahun --- lokakarya semangat budaya humanis Tzu Chi”, Master menekankan kalau dalam pameran poster yang diadakan di setiap wilayah, bukan hanya bertujuan untuk mengundang warga masyarakat untuk datang hadir dan memahami apa yang dilakukan oleh Tzu Chi, namun sebetulnya yang lebih perlu diperkuat adalah “perekrutan Bodhisattva dunia secara luas”, membangkitkan hati cinta kasih dalam diri setiap orang dan membimbing para Bodhisattva masuk; tim dokumentasi 3 in 1 harus tahu akan tugas dan tanggung jawab beratnya untuk menuliskan sejarah Tzu Chi, sedangkan seluruh insan Tzu Chi harus sama-sama terjun berkegiatan dan memberi perhatian demi Sutra Pitaka Tzu Chi.

Angka-angka dapat berbicara, sebagai contoh adalah wilayah Changhua, ketika diadakan pameran poster di Aula Perenungan (Jing Si Tang) Changhua, ada dimobilisasi relawan sebanyak 2.320 orang untuk memandu pameran, sejak 20 April sampai 4 Juni 2007, selama 45 hari masa pameran, pengunjung yang datang ada sebanyak 16 ribuan orang, namun jumlah hadirin yang mendaftarkan diri untuk menjadi donatur hanya ada sebanyak 116 orang. Sebetulnya di belakang kegiatan ini masih ada berapa banyak orang lagi yang membantu persiapan pembuatan poster dan dekorasinya? Angka ini belum termasuk di dalamnya. Changhua begitu, juga ada tempat lain yang hasilnya nol besar.

Orang yang menyampaikan pesan, harus memberikan penyuluhan dengan sejelas-jelasnya, agar setiap orang yang ikut berkegiatan dapat tahu apa tugasnya dan bagaimana melaksanakannya; para pemandu juga harus tahu bagaimana memandu dan menjelaskan kepada pengunjung, agar selain mengenal Tzu Chi, mereka juga terharu dan mau mendalaminya, timbul keinginan mereka untuk berpartisipasi lebih lanjut.

Master terus menekankan kepada semua orang agar melakukan “perekrutan Bodhisattva dunia secara luas”, namun dari data angka tadi dapat diketahui kalau semua orang tidak pernah mendengarkan perkataan Master, tanpa mendengar tentu tidak akan melaksanakannya. Tentu saja Master merasa sangat terharu melihat mobilisasi relawan sedemikian banyak, namun biar seberapa banyak pun relawan yang dapat dimobilisasi dan seberapa sibuk pun kondisinya, namun hanya merupakan sekelompok orang yang sibuk tak menentu di sana, akibatnya tentu saja semua orang mengatakan sangat melelahkan.

Tujuan “Perekrutan Bodhisattva dunia secara luas” bukan untuk menambah orang berbakat ke dalam Tzu Chi, terpenting adalah menambah jumlah Bodhisattva di dunia ini, maka diharapkan agar semua orang dapat lebih bersungguh hati, jika satu orang dapat merekut sepuluh orang, sepuluh orang tentu bisa merekrut seratus orang, diharapkan agar pada suatu hari nanti seluruh masyarakat dapat penuh dengan Bodhisattva.

Drama Da Ai “Irama wals kehidupan” bercerita tentang kisah kehidupan Lin Sheng-sheng, dia mulai merekrut donatur dari sekeliling rumahnya, sehingga seluruh warga lorong lingkungan rumahnya berubah menjadi insan Tzu Chi, melalui balkon rumah yang terpisah oleh lorong juga dapat diadakan ajang rapat. Maka, lorong ini telah menjadi lorong Tzu Chi. Jika semua orang mau membangkitkan semangat demikian, maka di dalam masyarakat tidak usah dicemaskan lagi akan ada penjahat.

Master berkegiatan Tzu Chi bukan demi membantu orang miskin, melainkan berharap dapat menyelamatkan hati manusia dan mensucikan batin manusia, agar setiap orang berkesempatan untuk berhubungan dengan Dharma. Kehidupan ini tidak kekal adanya, sebagian orang memiliki naskah kehidupan yang sudah dituliskan pada masa kehidupan lampau sehingga tidak dapat dirubah lagi, namun paling tidak, kita harus menuliskan naskah kehidupan yang baik untuk masa kehidupan mendatang, maka saya tetap mengharapkan semua orang memiliki pikiran demikian.
 
Bertambah tidaknya donatur merupakan tanggung jawab daripada setiap anggota Komite Tzu Chi. Setiap donatur adalah donatur dari Tzu Chi, maka ketika memandu pengunjung dan ada yang berniat untuk menjadi donatur dengan saat itu mendaftarkan diri, dia tidak mesti dimasukkan menjadi donatur dari pemandu tersebut, boleh diserahkan kepada anggota Komite yang berdiam dekat dengan rumah donatur tersebut, sehingga anggota Komite tersebut yang mengumpulkan dana sumbangan dan berinteraksi dengan donatur. Saya sangat berharap agar dalam pameran poster di kemudian hari, kalian dapat benar-benar dapat melakukan “perekrutan Bodhisattva dunia secara luas”.
 
人間菩薩大招生的精神意涵
 
擷取摘錄自『衲履足跡』
 
慈濟年輪復始 大愛撫平世間災難

一年有春、夏、秋、冬四季輪迴,慈濟也有「年輪」--慈善、醫療、教育、人文,每十年成就一項,四十年來完整一輪。四十一年起,以「回歸竹筒歲月」,轉動第二個年輪,跨大步關懷全球,人人日日發善念、啟善行,就能撫平世間災難苦痛。

二00七年初,馬來西亞南部、印尼雅加達,相繼發生嚴重水患;而南美洲、澳洲也有水患或乾旱,再加上最近地震頻傳。山林樹木吐新納垢、調養問物,是世間大宅的「空調」系統;然因人為的污染、破壞,帶來「溫室效應」,讓地球發燒、生病,世間大宅的空調失靈了,所以氣候失調。

祈求風調雨順,根本之道是人們調整心態、改變生活態度,若人人能從生活中小小的動作做起,愛惜資源、珍惜物命,不要一味追求便利與享受,當人的「心態」與「生態」改變,大自然的「空調」就能正常運作。

從三十支竹筒到浩蕩長隊伍,從台灣慈善到世界慈善,淨化人心初衷不變。菩薩不是供在寺廟讓人膜拜求取保佑;「佛法生活化,菩薩人間化」,要期許自己就是最靈感、能解除他人苦難的菩薩。

如何成為人間菩薩?心寬能施「悲」--為人拔苦;念純能用「慈」--給人快樂。念純心寬、用慈施悲,時時刻刻以感恩、尊重、愛待人,就是人間菩薩。

上人從出家到現在,沒有祈求過菩薩給什麼,只有立願和使命感--為佛教、為眾生;努力弘揚佛法、實踐佛法。

四十一年前,台灣社會普遍貧窮,尤其東部孤老的人口很多,令人不忍。於是慈濟從三十支竹筒、日存五毛錢開始做救濟,以窮救窮,開啟了慈善門。

因為做慈善,深入體會到因病而貧、貧病惡性循環之苦,所以建設醫院;緊接著籌辦教育,教之以禮、育之以德,為社會培育術德兼備的良才。

現在的世界,智識提升,慧命卻衰退了;「慧命」就是良知,沒有良知的社會很危險。人文志業透過媒體科技,讓清流繞全球、淨化人心,是慈濟第四個十年的發展重點。

慈濟每十年成就一項志業,四十年來已粲然大備。如今邁入第四十一年,第二個年輪開始轉動,要「回歸竹筒歲月」,匯聚更多愛的力量、擴大愛的範圍,關懷普天下苦難人。

地球六十多億人口,有數億人生活在飢餓邊緣。需要幫助的人如此多,慈濟志業雖然已經發展到國際,走得到、看得到的地方,就會盡力去做;但今後還要更跨大步,四大志業八大腳印同步邁開。

當年的竹筒歲月人力少,一步步走來很艱辛;而今慈濟隊伍浩蕩長,然要把愛再擴大,更需積極「 人間菩薩大招生 」。

「竹筒歲月」是日日善念的落實,全球慈濟人紛紛響應推動,一滴水滴入大海,永遠不乾涸。不論貧富,人人都有善念;不論金額多寡,人人愛心同等。在恆持的付出中,為世間苦難人拔苦、脫困。
 
慈 濟人皆有「全球生命共同體」的體認,地球上哪一個地方發生災禍,即使身在臺灣,只要發出一分同理心,付出一分愛心,不需親自跨國救援,當地就有志工帶著全 球慈濟人的愛心走到災區、膚慰災民。上人說:「只要我們多發揮愛,就多增一分福;有福,自然就會平安。人說福氣、福氣,有福就旺氣。希望人間菩薩大招生, 力量再加強。」
 
關 於靜態展的佈展,上人慈示展示過的精要內容也可再度編輯展示,社區中還有許多民眾尚未參觀過展覽,可以再重新導覽,加強人間菩薩大招生的力量。從社區參與 歲末祝福的人數與前來參觀周年慶靜態展的人數兩相對照,可知大家在宣導靜態展時,還有進步的空間。上人希望各區在今年的靜態展示期間,將每一天有多少參覽 人數詳實記錄;是否用心導覽?就看人間菩薩大招生的成果。
 
上 人語重心長的說:「我們費盡心力做展示,希望讓人人知道臺灣有慈濟,慈濟在國際間所做的一切,假如沒有發揮這項教育的功能,實在很可惜。」上人期許每一位 慈濟人,不只是自己努力做慈濟,還要帶人來做,世間多一個慈濟人,社區就多一分平安;預約人間淨土,就從自己所在的社區開始。
 
 
人間菩薩招生 ,是周年慶靜態展的重點

針對「感恩四十──慈濟人文精神研習會」參訪人次統計表,上人強調,在各個地區所展出的周年慶靜態展,不只要廣邀大眾前來參訪,瞭解慈濟所做,其實「人間菩薩大招生 」,啟發人人愛心,接引菩薩,更是必須加強的重點;人文真善美志工要自知留史的重任與使命,全體慈濟人要為慈濟大藏經而共同投入、關懷。

數字會說話,以彰化地區為例,在彰 化靜思堂的展示,動員了二千三百二十人帶領導覽,而從四月二十日到六月四日這四十五天的展示期間,前來參觀的人數有一萬六千多人,加入慈濟會員者只有一百 一十六人。其實在活動背後,有多少人協助製作、布置?還不含括在內。彰化如此,其他縣市的展場甚至還有交白卷者。

布達事情的人,一定要宣導明確,讓每一位前來做事的人知道接到什麼任務、應該怎麼做;而導覽者就要知道如何導覽解說,讓人除了認識慈濟,還能心起感動而深入,願意進一步投入。

上人一直不斷向大家強調「人間菩薩大招生」,從這些數字就可以知道,這是有說而無聽,無聽就無做。當然,看到動員人力那麼多,上人真的很感動,但是再怎麼動員、怎麼忙碌,都只是原本的人在那裡忙得團團轉,難免大家都會說很辛苦。

「人間菩薩大招生 」不是為慈濟增加人才,主要是為世間增加菩薩,請大家要用心,一人接引十人,十人就能接引百人,讓社區都是菩薩,指日可待。

大愛劇場「生命圓舞曲」演出林勝勝的故事,她從住家附近開始招會員,讓整條巷子都是慈濟人,隔著巷弄在陽臺上也可以就近開會。所以,這條慈濟巷。大家如果可以提起這樣的精神,社區裡就不怕有壞人。

上人不是為了救濟而做救濟,更希望救心,淨化人心,讓人人有時間來接觸法。人生很無常,有的人過去生中已經寫好的劇本都無法改變,但我們最起碼要為來生寫好劇本,所以還是希望大家要有這分心。

會員是否增加,是每一位委員的責任。會員是整個慈濟的會員,即使在導覽時有人發心,當場登記,不是一定要填入導覽者的勸募本裡,可以將資料轉介會員居住地的委員,就由當區委員前往收善款、互動。很期待往後的靜態展示期間能真正地做到「人間菩薩招生」。

Tidak ada komentar:

Posting Komentar