Rabu, 08 Agustus 2012

Bagaimana cara menyelaraskan kepekaan dengan logika?

Ada orang bertanya pada Master Cheng Yen:
Dalam proses pengelolaan sebuah perusahaan, biasanya logika dan kepekaan harus bercampur jadi satu, namun diantara keduanya pasti ada kontradiksi, bagaimana cara yang lebih baik untuk menyelaraskan keduanya?

Master menjawab:
Paling baik kalau kepekaan dan logika dapat seimbang di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ajaran Buddha disebut dengan kewelas asihan dan kebijaksanaan, keduanya tidak bisa diabaikan, jika harus dikatakan yang manakah yang lebih penting, saya beranggapan kepekaan lebih penting daripada logika. Jika terlalu berpegang pada logika, tentu menjadi kurang peka, kehidupan acuh tidak acuh terhadap orang lain seperti ini akan membuat seseorang tidak memiliki daya pendorong lagi untuk lebih maju.

Perasaan antar sesama merupakan kekuatan pendukung bagi diri kita untuk lebih aktif menuju sasaran kehidupan kita. Jadi sebaiknya keduanya dapat seimbang, kalau tidak maka lebih baik bertambah peka sedikit, logika berkurang sedikit juga tidak apa-apa. Tetapi paling baik kalau kewelas asihan dan kebijaksanaan dapat berjalan seiring, jika harus dipilih salah satunya, lebih baik memilih kewelas asihan saja, sebab orang yang benar-benar memiliki cinta kasih yang jernih, dengan sendirinya akan dapat membangkitkan kebijaksanaan di kala dirinya sedang menerapkan kewelas asihan.

Dikutip dari Jurnal Harian Master Cheng Yen edisi musim panas tahun 1999
 
感性與理性如何協調
 
有人問:在企業經營過程,通常理性和感性要融合在一起,但在兩者當中,一定有很多矛盾的地方,應該怎麼協調比較好?

上人開示:感性與理性在日常生活中最好能平衡。在佛教來說就是慈悲與智慧,兩者不可偏廢,如果一定要說哪樣比較重要,我認為感性比理性重要。太過於理性缺少感性,這種冷漠的人生,會使人沒有前進的動力。

人與人之間的感情,是支持我們朝向積極人生目標邁進的力量。所以兩者最好能平衡,要不然的話,寧可感性多一點,理性少一點還不要緊。最好慈悲、智慧能平行,如果二者僅能擇其一,寧可選慈悲,因為一個具有真正清淨愛心的人,自然能由慈悲產生智慧。

※本文摘自:《證嚴法師衲履足跡》 一九九九年.夏之
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar