Selasa, 17 April 2012

Memuja Buddha di dalam Batin

Banyak orang yang ketika berada kondisi sulit atau batin kehilangan arah, selalu saja meminta pertolongan dewa atau menanya pada peramal; ketika berbincang-bincang dengan insan Tzu Chi Changhua pagi ini, Master menyatakan kalau tindakan tersebut hanya akan membuat kehidupan semakin keruh. “Dalam memuja Buddha terpenting adalah memuja Buddha dalam batin dengan sikap mawas diri dan hati tulus, melaksanakan ajaran Buddha dengan keyakinan yang benar, sehingga kita akan dapat menghadapi lika liku kehidupan dengan sudut pandang hukum karma.”  

Master menyampaikan bahwa berbuat baik atau jahat hanya tergantung pada satu niat pikiran saja, sebuah niat baik dapat menunjang pencapaian keBuddhaan dan satu niat jahat dapat menjadikan Iblis; batin manusia awam senantiasa berubah mengikuti kondisi luar, timbul niat pikiran dan terus berbuat, sehingga terus mereproduksi kerisauan dan mengakumulasi tabiat buruk.

“Kesulitan dalam pembinaan diri bukan terletak pada dalamnya ajaran Buddha yang sulit dimengerti, melainkan pada apakah setelah kita memahami prinsip kebenaran, kita dapat melakukan refleksi diri dan senantiasa berusaha menghapus tabiat buruk, agar batin dapat kembali ke dalam kondisi terang dan jernih.”

Menghapus tabiat buruk dan memperbaiki kondisi batin

Jika ingin menghapus kegelapan batin sungguh bukan hal yang mudah, Master mengumpamakan bagai seorang tukang sapu, tak peduli seberapa kotornya lingkungan, asal tetap dibersihkan dengan sapu, pada akhirnya tentu akan kembali bersih.

“Ketika menyapu lantai, kita juga harus menyapu lahan batin; jika tidak menyapu lahan batin, sama saja dengan kerja menyapu yang percuma.” Kondisi luar berubah dengan cepat, maka Master memberi nasehat agar semua orang harus memanfaatkan secara optimal kehidupan yang berbatas ini untuk giat menghilangkan tabiat buruk, berbuat kebajikan demi menciptakan keberkahan dan memperbaiki kondisi batin kita.

“Insan Tzu Chi sangat banyak sekali, saya tidak dapat mengenal setiap orangnya, hanya tahu kalau ada orang yang mengenakan seragam, itu adalah anggota barisan Tzu Cheng dan komite; dalam hati saya, semua orang adalah setara, tidak kurang satu orang pun. Kalian telah memasuki kehidupan saya, hanya dengan menyerap air Dharma untuk membersihkan noda batin dan pada saat bersamaan juga terjun berpartisipasi, baru kalian bisa menyerap intisari Dharma dan terus menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kalian.”

Master menyerukan kepada semua orang agar bersyukur karena cuaca Taiwan bersahabat dan sedikit bencana selama setahun lalu. “Jika dalam batin ada rasa syukur, maka batin akan terasa lapang dan suka cita; jika batin semakin bajik dan lapang, jiwa kebijaksanaan dan jalan pencerahan akan ikut tumbuh bersamanya.”

Vihara adalah aula pendidikan untuk membabarkan Dharma, agar setiap orang yang datang ke lahan pelatihan ini mendapatkan arah kehidupan yang benar. Namun Master menekankan, jika tidak mau giat membina diri di lahan pelatihan, juga tidak akan mampu untuk “tamat”. “Bukan dengan memuja Buddha dan memberi persembahan pada Buddha, maka kita akan mendapatkan perlindungan, aman dan bebas dari bencana; kita harus menghapus kegelapan dan noda batin, serta tidak lagi menciptakan karma buruk, baru merupakan keyakinan yang benar.”

Master mengajarkan, dalam belajar pada keteladanan Buddha dan belajar ajaran Buddha, kita harus memahami prinsip kebenarannya, serta diri sendiri harus melatih jasmani dan rohani kita. Jika kita dapat membina tabiat dengan baik dan dapat berhubungan secara harmonis dengan orang, baru kita dapat mengajak orang-orang untuk sama-sama belajar, kembali pada sifat hakiki yang semula bajik dan bersumbangsih demi umat manusia di bumi ini. “Jika setiap orang dapat membersihkan noda batin, menghilangkan tabiat buruk, mengerti akan prinsip kebenaran dan menunaikan kewajiban diri, baru kita mampu menjauhkan dunia dari bencana.”

Kata Perenungan
Jika kita mau menaruh perhatian ke dalam lahan batin sendiri, dengan senantiasa melakukan refleksi diri dan menghapus ketidak tahuan, maka kita akan dapat menumbuhkan batin menuju pencerahan dan jiwa kebijaksanaan kita.

Ceramah Master Cheng Yen pada 2 - 4 Januari 2012
Dikutip dari Majalah Bulanan Tzu Chi edisi 543
 
禮拜心中的那尊佛
 
許多人在生命困頓、心神迷茫時,總是求神問卜;清晨與彰化慈濟人談話,上人指出,此舉徒使生命更加渾濁。「禮佛拜佛,最重要的是戒慎虔誠『拜心佛』,以正確信仰、依教奉行,即能以因緣果報觀面對人生曲折。」

上人表示,行善、造惡皆在一念心,一念可以成佛、一念也可以成魔;凡夫心隨境轉,起念造作、不斷複製煩惱,累積習氣。

「修行之難,不在於佛法深奧難解;而是理解道理之後,要能自我反省,時時掃除不良習氣,讓心靈回歸自然澄明。」

掃除習氣 改善心境

要消除內心無明煩惱,實不簡單;上人比喻,就像從事清潔工作,任憑環境如何髒亂,只要拿起掃帚不斷清掃,終能回歸清淨。

「掃地,掃心地;不掃心地,空掃地。」外在境界快速變化,上人致勉,要把握有限生命,努力修除習氣,行善造福,改善心靈境界。

「慈濟人眾多,師父不一定認得每一位,只知道身穿制服者就是委員、慈誠;在我心中人人平等,也少不了每一位。你們已經走入師父的生命,唯有吸收法水、洗滌心靈污垢,同時親自投入去做,才能汲取法髓、持續增長慧命。」

上人勉眾感恩過去一年臺灣風調雨順、少有災禍。「心存感恩,心境就能開闊而歡喜;心靈愈益寬廣,慧命道業也能隨而增長。」

寺院是傳法的教育殿堂,讓大家親近道場而能得正確的人生方向。但上人強調,若在道場中不肯用功,也無法「畢業」。「並非拜佛、供養,就能得佛庇佑、平安無災;必須撥除心靈的無明污垢,不再造惡業,才是正確信仰。」

上人教眾,學佛、學法,要懂得道理,自我修身、修心。自己的脾氣修得好,與人和睦相處,才能引導大家共同學習、回歸善良本性,為大地人間付出。「人人滌心垢、除習氣,懂道理、守本分,才能消弭天下災難。」

〔靜思小語〕向自我心地下功夫,時時反省、掃除無明,增進道心慧命。

證嚴上人開示於201212日~4日《農十二月初九至十一》
本文摘自:慈濟月刊543期《證嚴上人.衲履足跡

Lakukan Saja yang Pantas Dilakukan


Jika tidak mampu mempengaruhi orang,
lakukan saja hal yang pantas kita lakukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
如果影響不了別人,
就做自己該做的事。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
If we cannot convince others,
then just do what we have to do.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Kembang yang Berbuah Manis


Kembang yang dapat bertahan pada kondisi yang sangat sulit,
akan lebih bisa menghasilkan buah yang manis.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
愈能忍受艱難的花,
愈能有甜蜜的果。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
A blossom which can endure
the toughest conditions will
bear the sweetest fruit
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Di Dunia Ini Tiada yang Abadi


Di dunia ini tidak ada benda yang tidak akan rusak
dan dapat bertahan untuk selamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
世間沒有一樣東西
是永久不壞的。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
In this world,
nothing remains forever.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Lembutkan Hati Marah

Lembutkan hati yang sedang sangat marah dan rubahlah menjadi cinta kasih universal,
Seandainya setiap orang memiliki kemampuan ini, dunia ini akan bertambah indah.-
Kata Perenungan Master Cheng Yen -
把氣憤的心軟化,把軟化的心轉為大愛,
人人若有這股力量,
世界將會愈來愈美。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Subdue our anger and transform into the spirit of great love to enhance the beauty of the world
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Sepasang Mata Kecil

Sepasang mata kita meskipun kecil,
namun mampu melihat ruang lingkup yang sangat luas,
mengapa hati kita tidak bisa dibuat lebih lapang,
agar dapat menampung seluruh jagad raya?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
雙眼雖小,卻看得到很大的空間,
為什麼我們的心不能寬廣些,
裝進整個宇宙呢?
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Although our both eyes are small,
yet it could see a vast space,
why can’t our mind be broad,
to accommodate the entire universe?
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Saling Tersenyum

Jika menginginkan orang tersenyum kepada diri kita,
kita sendiri harus tersenyum terlebih dahulu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
要别人笑,
自己要先笑。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
If you want others to smile,
you must smile first.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Mampu Memberi Perhatian Paling Diberkahi

Orang yang mampu memberikan perhatian pada orang lain
dan mendapatkan perhatian dari orang lain adalah
orang yang memiliki berkah luar biasa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen - 
能關心別人
被人關心的人
即是福中之福人。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
People who care for others and
are cared for are most blessed.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Kegagalan Sebagai Pelajaran

Jadikan kegagalan dalam hidup ini sebagai pelajaran,
jangan pernah merasa gentar menghadapi kegagalan,
hendaknya kegagalan malah dapat menambah keberanian,
ini merupakan sikap seorang kesatria yang gagah berani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
將人生的挫折視為教育,
不畏艱難愈挫愈勇,
即是生命的勇士。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Take setbacks and defeats in life as education.
Do not be afraid of difficulty, the braver one becomes.
This is the way of a spiritual warrior.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Jangan Remehkan Sebatang Lilin


Jangan pernah meremehkan cahaya dari sebatang lilin,
karena cahaya dari jutaan lilin akan dapat menciptakan
dunia yang terang benderang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
絕對不要輕視
一支蠟燭的光芒,
因為千千萬萬的燭光,
可以造就一個大光明世界。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Never despise the radiance of a single candle,
because lighting up millions of candles
would make a world full of brightness.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Hidup adalah Penderitaan

Jika kita tidak pernah mau memahami
bahwa hidup itu adalah sebuah penderitaan,
maka kita akan selalu membandingkan
diri kita dengan orang yang lebih mampu
dan selamanya tidak akan pernah merasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
不了解人生疾苦,
永遠「比上不足」。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Without awareness of human sufferings
we will always compare with the high
and above and feel discontented.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Pola Hidup Sederhana atau Rumit

Menjalani pola hidup sederhana dapat menyucikan kehidupan,
sedangkan pola hidup serba rumit akan memperburuk kehidupan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
簡單可以淨化人生,
複雜會醜化人生。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
A simple heart purifies life,
a complicated mind corrupt it.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Kondisi Luar Berubah Tapi Batin Tidak Berubah


Meskipun kondisi di luar berubah,
kondisi hati tetap dijaga agar jangan ikut berubah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
境轉心不轉。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
As external conditions changed,
let the mind remain unperturbed.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Tidak Melakukan Aktifitas

Pada saat seseorang tidak melakukan aktifitas apa pun
dan membiarkan waktu berlalu begitu saja,
itu akan membuat semangatnya menjadi lesu
tidak bergairah dan kehidupannya kehilangan makna.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
人一旦無所事事,虛度光陰,
精神就會萎靡不振,
生命也就失去意義。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
When we have nothing to do and
idle away our time,
our spirit becomes weak and
life seems meaningless.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Berniat Baik dan Tidak Baik

Berniat baik dapat membuat diri kita penuh pengertian.
Hilangnya niat tidak baik dapat menghindarkan diri kita dari berbuat jahat,
dengan demikian malapetaka akan menjauh dari diri kita.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
善念生,就會善解;
惡念消,就不會作惡,
則災難自然遠離。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Good thoughts lead to understanding.
By eliminating bad thoughts, one will not commit bad acts,
and calamities will naturally recede.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Yang Harus Dipelajari dan Jangan Dipelajari

Belajar untuk setuju pada pendapat orang,
belajar untuk mengalah pada orang
jangan belajar menggunakan kekerasan
untuk mencapai tujuan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
學點頭,學低頭,不要學拳頭。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Learn to be agreeable,
learn to be humble,
but don’t learn to
resolve matters with your fists.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Ketentraman Hati

Ketenteraman hati dengan sendirinya
akan membuat seseorang bisa menyadari kondisi dirinya,
sehingga dapat melalui hari-harinya dengan damai dan gembira.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
心靜自然人安分,
人安分就能過著
和樂的日子。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
When our minds are calm and not restless,
we will know our role in life and be able to play it well.
This allow us to have a happy and peaceful life.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Kecemburuan adalah Senjata Tajam

Kecemburuan adalah senjata tajam tanpa wujud,
selain dapat melukai orang lain
juga tidak menguntungkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
嫉妒心是無形的利器,
傷人又不利己。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Jealousy is an invisible dagger
that harms others and does not benefit oneself.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Nilai Berdana

Nilai dari berdana
terletak pada ketulusan hatinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
布施貴在真誠。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
The preciousness of giving lies in its sincerity.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Bersyukur Atas Segalanya

Hendaknya kita bisa bersyukur setiap saat, di mana saja,
terhadap setiap orang dan terhadap berbagai hal.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
時時感恩,處處感恩,
人人感恩,事事感恩。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Be grateful always for everything and everyone at every moment.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Dada Yang Lapang

Dengan dada yang lapang,
kita baru mampu menyumbangkan tenaga
untuk semua makhluk di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen - 
心量大,才能付出力量給天下眾生。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Broadmindedness is a great source of
strength to benefit mankind.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Dua Orang Guru pada Masa Kini Membicarakan Tentang Pembinaan Diri dan Manajemen (Bag. 2)

Venerable Thich Nhat Hanh: Ketika organisasi amal di seluruh dunia sedang berkembang besar, selalu saja timbul masalah pembagian kekuasaan. Karena kita semua masih manusia awam, maka dalam proses ekspansi dari organisasi akan timbul masalah kekuasaan. Sebagai organisasi Buddhis, bagaimana caranya mengatasi masalah pembagian kekuasaan ini? Jangan sampai berubah menjadi motivasi bersifat negatif, tetapi harus dapat dirubah menjadi motivasi bersifat positif, ini adalah masalah yang harus dipertimbangkan oleh organisasi amal di seluruh dunia.

Menjaga batin dengan baik, dengan sila sebagai sistim

Master Cheng Yen: Sampai sekarang saya masih belum pernah menemukan masalah demikian. Setiap pimpinan pada badan-badan misi Tzu Chi berkontribusi dengan sepenuh hati, setiap orang menjadikan semangat Tzu Chi sebagai sasarannya, sehingga tidak ada masalah perebutan kekuasaan. Namun saya akan mulai memikirkannya, sebab kehidupan manusia ini tidak kekal adanya. Biar bagaimana pun, saya tetap sangat berterima kasih setiap harinya.
 
Sering ada orang bertanya kepada saya: “Bagaimana cara Master mengatur organisasi Tzu Chi ini?” Saya selalu menjawab: “Saya berharap setiap orang dapat mengatur dirinya sendiri.” Barusan saya mengatakan berterima kasih adalah saya berterima kasih kepada semua orang karena telah berhasil mengatur diri sendiri dengan sangat baik, seperti yang barusan Master Zen katakan: Setiap orang harus terlebih dahulu memperkaya kebijaksanaan diri dan menjaga kondisi batin sendiri dengan baik. Dalam dunia Tzu Chi, setiap insan Tzu Chi mampu menjaga kondisi batin sendiri dengan baik, makanya tidak ada masalah pembagian kekuasaan yang perlu saya khawatirkan, saya sangat berterima kasih!

Bhiksuni Chan Khong: Saya ingin bertanya apakah orang-orang yang datang ke sini untuk menggalakkan kegiatan Tzu Chi bersama Master pernah menerima pelatihan sukarelawan? Ataukah hanya membawa serta sebuah hati kebajikan datang ke sini?
 
Master Cheng Yen: Saya sering menyebutnya dengan “relawan”, bukan “sukarelawan”, perbedaan antara sukarelawan dengan relawan adalah sukarelawan bersifat sukarela, boleh melakukan dan boleh juga tidak melakukannya; sedangkan relawan telah berikrar dalam hati dan melakukannya dengan keinginan sendiri. Sebagai contoh adalah barisan Tzu Cheng kita, setelah mereka bergabung harus mematuhi 10 Sila Tzu Chi, termasuk larangan mengunyah buah pinang, minum minuman keras dan merokok, bahkan tidak boleh bermain saham. Dalam mematuhi 10 Sila Tzu Chi, kita bukannya mengumpulkan mereka untuk mengikuti pelatihan, melainkan menginginkan mereka melatih diri sendiri di rumah.

Mengatur diri sendiri, pasangan hidup saling jaga

Untuk mengetahui apakah mereka ada mematuhi 10 Sila Tzu Chi atau tidak, itu perlu pembuktian dari isteri mereka, jika ada bukti dari isteri kalau kehidupan suami sudah berubah dan semua kebiasaan buruk juga telah dihilangkan, baru mereka boleh bergabung ke dalam barisan Tzu Cheng. Dalam organisasi kita ini, banyak sekali yang merupakan keluarga Tzu Chi, suami dan siteri sama-sama bergabung dalam Tzu Chi, suami dan isteri sama-sama membina diri, saling jaga dan saling bimbing.

Bhiksuni Chan Khong: Menurut pendapat saya, umat Buddha di Taiwan sangat baik dan jujur, sedangkan ketika kami menggalakkan kegiatan sukarelawan di Vietnam, selalu saja terjadi masalah, contohnya ketika mereka datang akan berkata: “Saya tidak merokok lagi!” dan sebagainya; namun ketika mereka dikirimkan ke daerah perdesaan, kadangkala tetap saja akan menunjukkan kebiasaan buruk mereka. Demi menjaga kualitas kegiatan kami, biasanya sukarelawan kami harus melewati masa pelatihan selama tiga sampai enam bulan.
 
Master Cheng Yen: Jika diberikan pelatihan secara menetap di suatu tempat tertentu, karena adanya keterbatasan waktu, mungkin sulit untuk merubah kebiasaan buruk mereka dalam seketika; namun jika membiarkan mereka saling memberi dorongan semangat dan saling bimbing di rumah, tentu tujuannya akan tercapai. Contohnya adalah dalam 10 Sial Tzu Chi ada satu sila “Menjaga sikap dan prilaku lemah lembut”, artinya dalam berbicara harus lemah lembut.

Venerable Thich Nhat Hanh: Apakah ini mudah dilakukan? Mungkin sulit sekali!
 
Master Cheng Yen: Sebetulnya, mereka semua melakukannya dengan cara berikut, ketika suami berbicara dengan sedikit keras, isteri akan mengingatkan: “Apakah kamu lupa akan sila menjaga sikap dan prilaku lemah lembut?” Ketika isteri lupa diri, suami akan berkata dengan lembut: “Bagaimana Master mengajarmu?” Mereka saling mengingatkan dan saling memberi semangat agar senantiasa mematuhi 10 Sila Tzu Chi dengan baik. Metode yang dipergunakan oleh kita di Tzu Chi adalah sangat bersifat kekeluargaan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Venerable Thich Nhat Hanh: Saya sangat kagum karena Master dapat menggerakkan sedemikian banyak keluarga, dengan cara kekeluargaan saling belajar dan saling melatih diri. Sebagai seorang anggota Sangha, saya menemukan kalau vihara juga bagaikan sebuah keluarga, sebab di dalam vihara semua orang memanggil “Master”, Master itu bagaikan orangtua. Biar pun di dalam vihara juga sulit dihindarkan adanya ketidak sepahaman antar sesama, jadi jika hendak melatih semua orang agar harmonis sungguhlah tidak mudah!

Tzu Chi memiliki sedemikian banyak anggota, selain mengikuti Master melakukan kegiatan sosial, biasanya apakah ada metode lain untuk mengajarkan para umat dan murid agar dapat berhubungan dengan lebih harmonis dan saling mengerti satu sama lainnya? Bagaimana melakukan kebaktian bersama untuk belajar ajaran Buddha?
 
Master Cheng Yen: Benar sekali, mereka secara rutin ada melakukan kebaktian bersama secara rutin untuk saling memberi dorongan semangat.
 
Catatan: Pada tanggal 23 Maret 1995, Venerable Thich Nhat Hanh dan murid pertamanya Bhiksuni Chan Khong serta rombongan sebanyak sepuluhan orang datang berkunjung ke Griya Perenungan. Venerable Thich Nhat Hanh adalah kelahiran Vietnam, namun kemudian berimigrasi ke Prancis, pada usia 16 tahun menjadi Bhiksu, pernah menjadi dosen pada perguruan tinggi di Amerika Serikat, setelah kembali ke Vietnam mendirikan sekolah pelayanan sosial dan melakukan kegiatan pendidikan masyarakat. Venerable Thich Nhat Hanh pernah menyurati Prof. You Xiang-zhou dan menyampaikan harapannya untuk bertemu dengan “Bunda Teresa dari Taiwan” Master Cheng Yen, sehingga dapat terlaksana perjalanan kali ini.

※ Dikutip dari buku “Ada teman datang dari jauh” yang diterbitkan pada tanggal 31 Oktober 2000


當代宗師對談修行與管理 ()
 
一行禪師:全世界的慈善組織在發展擴大時,都會發生權力分配的問題。因為我們畢竟是凡夫,所以在組織擴大的過程中便會有權力問題的發生。站在佛教組織的立場,對權力分配的問題要如何轉化?不要轉到負面,而能轉成正面的發心,這是全世界的慈善組織都要考慮的問題。

把心顧好 以戒為制度

證嚴法師:到目前我還沒遇到這個問題。慈濟志業體中的每位主管,都很用心投入,每個人都是以慈濟的精神為目標,並沒有爭權力的問題。不過我會開始想想,因為人總是無常啊!但是,我還是天天都很感恩。

常 常有人問我:「您如何管理慈濟這個團體?」我都這麼說:「我希望每個人都能自我管理。」我剛才說感恩,就是感恩大家把自己管理得很好,就如剛才禪師所說 的:要把自己先充實好,把心照顧好。在慈濟世界裡,所有的慈濟人都能把自己的心照顧好,所以就沒有什麼權力分配的問題讓我煩心過,所以我很感恩!

真空法師:請問來這裡和您一起推動慈濟工作的人,他們是否接受過義工訓練?或只是帶著一顆善心來到這裡?

證嚴法師:我常說「志工」,而不說「義工」,義工和志工不同之處是:義工是義務性質,可做、可不做;志工則是從內心發願,自動自發去做。就如我們的慈誠隊, 他們進來後要守十戒包含戒檳榔、戒酒、戒菸……,連股票也不能玩等等。要守這十戒,不是讓他們集中在一起訓練,而是要他們在自己家裡自我訓練的。

自我管理 同修共惕厲

至於他們有沒有守十戒,就要讓他們的太太來證明,太太證明先生的人生都改變了,所有不好的習慣也都戒掉了,才能加入慈誠隊。我們這個團體中,有很多都是慈濟家庭,太太和先生一起進入慈濟;夫妻同修、彼此照顧、互相勸導。

真空法師:我想,在臺灣的佛友都很善良。在越南,我們推動這種義工的工作時,常會發生一些困難,例如他們來的時候,會說:「我不吸菸了!」等等;但是派他到鄉下時,有時候還是會做一些個人習氣的事情。為了保持我們的工作品質,我們的義工通常需要經過三至六個月的訓練時間。

證嚴法師:若固定在一個地方接受訓練,因為時間有限,可能無法一下子改變習氣;但是若讓他們在家裡彼此鼓勵、彼此教戒,就有辦法達到。例如慈濟十戒中,有一戒是「聲色柔和」,即說話要輕聲細語。

一行禪師:這容易嗎?可能不容易吧!

證嚴法師:事實上,他們都是這樣做到的。先生一時說話太大聲時,太太就會提醒他:「你忘記要『聲色柔和』了嗎?」一旦太太失態時,先生也會輕聲說:「師父怎麼教妳的?」他們便是如此相互提醒、鼓勵,時時守好十戒。我們慈濟所用的方法都很家庭化、生活化。

一行禪師:我很敬佩您能帶動這麼多的家庭,用家庭化的方式相互學習、訓練。身為一名出家人,我發現在寺院裡也像是一個家;因為在寺院裡我們都稱「師父」,師父就像父親一樣。即使在寺院裡,大家也難免會有意見不合的時候,所以要訓練大家相處融洽,相當不容易!

慈濟這麼多會員,除了跟隨您從事社會工作以外,平時是不是還有其他的方式,教導會員和弟子們怎樣相處以增進彼此了解?怎樣在佛法上共修精進?
 
證嚴法師:是的,他們平常都有定期的共修、互相勉勵。

註:1995 323日,一行禪師及大弟子真空法師等十餘人,參訪精舍。七十餘歲的一行禪師是越南人,後移居法國,十六歲即出家,曾赴美國任大學教席,返國後成立社 會服務學校,從事社會教育工作。禪師曾去函游祥洲博士,表達希望拜會「臺灣的德蕾莎修女」證嚴法師,遂成就此行。

本文摘自:2000/10/31出版《有朋自遠方來

Dua Orang Guru pada Masa Kini Membicarakan Tentang Pembinaan Diri dan Manajemen (Bag. 1)

Venerable Thich Nhat Hanh: Saya memiliki kesan sangat mendalam terhadap semua hal yang telah dilakukan Tzu Chi, lalu bagaimana Master bisa memiliki sedemikian banyak energi untuk melakukan sedemikian banyak hal?
 
Master Cheng Yen: Kekuatan terbesar Tzu Chi datang dari banyak orang yang berpartisipasi dengan penuh suka cita dan keikhlasan.

Venerable Thich Nhat Hanh: Walau pun ada banyak orang yang sangat antusias untuk membantu dan melakukan perbuatan baik, namun ketika sama-sama melakukan kegiatan, sulit dihindarkan akan timbul ketidak harmonisan, saya ingin bertanya bagaimana caranya Master menjaga agar semua orang tetap harmonis dan bersatu padu dalam berbuat? Saya ingin belajar tentang metode yang bisa membuat semua orang tetap harmonis, bekerja sama dan berkekuatan ini.
  
Master Cheng Yen: Master terlalu sungkan! Sebetulnya saya tidak ada metode apa-apa, hanya ada “jalinan jodoh” yang memungkinkan semua itu. Saya hanya menggenggam sebuah jalinan jodoh yang paling kecil, kejadian yang paling kecil dan ikrar hati pada ketika itu saja; saya menemukan kalau setiap orang pada dasarnya memiliki hati cinta kasih, maka saya menghimbau dan menghimpun hati cinta kasih mereka mulai dari misi amal. Terhadap setiap makhluk menderita, kita tidak berani menghilangkan kesempatan untuk memberikan bantuan; selanjutnya adalah misi pengobatan, misi pendidikan, misi budaya humanis, satu demi satu langkah ditapakkan ke luar, pendek kata, semuanya dimungkinkan oleh adanya jalinan jodoh, di kemudian hari masih ada banyak hal harus dikerjakan.

Pelatihan meditasi demi menenangkan batin dan landasan dari penyelamatan dunia

Venerable Thich Nhat Hanh: Saya juga ada melakukan banyak kegiatan pelayanan sosial di lingkungan masyarakat Barat sebagaimana yang dilakukan Tzu Chi, saya menganggap semua kegiatan tersebut sebagai bagian daripada pelatihan meditasi. Disebabkan penderitaan di dunia ini tiada batasnya, namun energi setiap orang ada batasnya, maka kita harus baik-baik menyayangi tubuh kita ini, serta baik-baik melindungi kondisi hati penuh suka cita dan hati penuh welas asih kita, dengan demikian barulah tidak akan ada sedemikian banyak penderitaan yang akan membuat diri kita ikut terjerumus ke dalamnya tanpa kita sendiri sadari.
 
Dalam pengalaman saya, penderitaan dalam kehidupan ini sungguh banyak, kadangkala walau pun saya adalah seorang Master Zen, saya sendiri juga sulit melewati hari-hari penuh penderitaan itu. Pada masa perang Vietnam dengan dampak perang yang sangat tragis, banyak warga yang menderita akibatnya, maka sebagian orang muda bertanya kepada saya: “Master! Apakah peperangan ada saat berhentinya? Sampai kapankah peperangan ini akan berlanjut?” Saya lalu berpikir: Di manakah harapan masa mendatang? Di manakah kedamaian? Maka saya harus lebih giat lagi melatih meditasi, hanya bila batin sendiri sudah tenang dan terus menjaga akar kebajikan dalam diri, baru ada kekuatan untuk menghadapi orang-orang muda ini; jika saya menampakkan keputus asaan, maka orang-orang muda ini akan kehilangan harapan. Maka ketika kita berkegiatan, itu adalah satu dengan pelatihan meditasi.

Dalam kegiatan pelayanan
sosial yang pernah saya lakukan pada masa lalu, saya beranggapan bahwa seorang praktisi di jalan Bodhisattva dalam setiap harinya mesti memiliki persiapan mental; sehingga ketika menemui kesulitan, masih bisa terus melangkah maju. Ketika saya memimpin orang-orang muda ini belajar ajaran Buddha dan melakukan kegiatan pelayanan sosial di Vietnam, saya setiap menekankan kepada setiap orang agar setiap hari harus memelihara kondisi hati penuh suka cita dan hati yang stabil, sebab ini adalah bekal terpenting. Jika memiliki bekal ini, baru akan timbul perasaan akrab ketika berhubungan dengan warga masyarakat dan akan memperoleh dukungan dari masyarakat, “dukungan” juga merupakan bekal penting dalam mendorong kegiatan.

Juga ada sebagian orang muda yang datang ke tempat saya hanya demi mencari “nama”, sehingga sangat menyulitkan untuk memberikan kerja sama dalam kegiatan. Dalam pengalaman saya, ketika bersama orang-orang muda ini melakukan kegiatan pelayanan
sosial, dikarenakan adanya bekal mental dari ajaran Buddha, secara perlahan-lahan akar kebajikan dalam diri anak-anak ini akan tumbuh ke luar dan terbangkitkan hati welas asihnya; akan tetapi, jika pada masa-masa awal menghendaki mereka bersumbangsih total dalam kegiatan pelayanan sosial, maka beban pikiran mereka akan sangat besar. Maka, sebaiknya mereka diberikan kesempatan untuk lebih banyak melafal nama Buddha dan melakukan meditasi; jika bisa menjadikan ajaran Buddha sebagai bekal mental, baru jalan ini dapat ditapaki sampai selama-lamanya.

Walau pun poin-poin di atas hanya merupakan pengalaman pribadi saya, namun saya yakin Master yang telah berhasil memimpin sedemikian banyak umat dan melakukan sedemikian banyak tugas mulia, pandangan dan pemahaman Master pasti melampaui diri saya, saya berdoa semoga Anda dapat terus berkegiatan Tzu Chi. Kegiatan pelayanan
sosial terdiri dari berbagai lapisan, makhluk hidup pada masa kini bukan hanya menderita dalam bidang materi atau jasmani, bahkan menderita dalam bidang batin, saya yakin Anda akan dapat mengembangkan kekuatan lebih besar dalam menghadapi penderitaan batin semua makhluk di masa mendatang, dapat bertindak sebagai sandaran bagi lebih banyak makhluk hidup.

Saya masih ada satu poin untuk disampaikan, saya mendengar Anda telah memberikan banyak bantuan di Tiongkok, ini adalah sebuah jalinan jodoh yang sangat baik, secara perlahan-lahan warga Tiongkok akan tahu kalau Tzu Chi bukan hanya memberikan bantuan dana kepada mereka, juga dapat memberikan bekal batiniah kepada mereka.

Bersumbangsih dengan suka cita, kebajikan kecil terhimpun menjadi cinta kasih universal

Master Cheng Yen: Dalam berkegiatan Tzu Chi, awalnya berjalan sangat alamiah, dengan perasaan kalau ini merupakan kewajiban diri; dalam bersumbangsih terhadap orang yang menderita, bagi diri sendiri merupakan hal yang sesuai dengan jalinan jodoh dan kemampuan diri. Karena insan Tzu Chi selalu menjaga kondisi batin sesuai dengan jalinan jodoh dan kemampuan diri ini, makanya semua orang dapat berkegiatan dengan sangat suka cita. Tzu Chi dapat tegak berdiri di dalam masyarakat, terpenting dikarenakan kita dapat menghimpun kekuatan dari semua orang, sehingga semuanya berjalan sangat alamiah.

Dalam masyarakat Taiwan, setiap orang perlu menenangkan batinnya. Tzu Chi bertekad untuk mensucikan batin manusia dan membangkitkan hati cinta kasih semua orang, hanya dengan merekrut lebih banyak orang, baru kekuatan akan terus bertambah. Sungguh beruntung karena selama puluhan tahun ini, kondisi ekonomi Taiwan masih cukup stabil; lebih beruntung lagi adalah setiap orang mau bersumbangsih hati cinta kasih, tak peduli menyumbang sedikit atau banyak, semua orang melakukannya dengan hati suka cita. Kita tidak akan memberikan beban mental kepada mereka, sehingga penyumbang uang melakukan dengan gembira dan penyumbang tenaga juga melakukan dengan sangat suka cita. (bersambung...)

Catatan: Pada tanggal 23 Maret 1995,
Venerable Thich Nhat Hanh dan murid pertamanya Bhiksuni Chan Khong serta rombongan sebanyak sepuluhan orang datang berkunjung ke Griya Perenungan. Venerable Thich Nhat Hanh adalah kelahiran Vietnam, namun kemudian berimigrasi ke Prancis, pada usia 16 tahun menjadi Bhiksu, pernah menjadi dosen pada perguruan tinggi di Amerika Serikat, setelah kembali ke Vietnam mendirikan sekolah pelayanan sosial dan melakukan kegiatan pendidikan masyarakat. Venerable Thich Nhat Hanh pernah menyurati Prof. You Xiang-zhou dan menyampaikan harapannya untuk bertemu dengan “Bunda Teresa dari Taiwan” Master Cheng Yen, sehingga dapat terlaksana perjalanan kali ini.

※ Dikutip dari buku “Ada teman datang dari jauh” yang diterbitkan pada tanggal 31 Oktober 2000
 
 
當代宗師對談修行與管理 ()
 
一行禪師:我對慈濟所做的事,印象很深刻!法師如何有這麼多精力,做這麼多的事?

證嚴法師:慈濟最大的力量,來自於眾人歡喜、志願的投入。

一行禪師:儘管很多人都很熱心要幫忙、要做好事,但是一起做事時,難免會有不和諧的情形,請問師父用什麼方法使大家這麼和諧,能夠團結力量來做事?我很想學習這個方法,使大家能和諧、合作、有力量。

證 嚴法師:大師客氣了!其實我沒有什麼方法,可能是一個「因緣」的成就。我只是把握最微小的因緣、最小的一件事情與當初的心願;我發現每個人都很有愛心,所 以呼籲並結合他們的愛心,從慈善工作開始著手。對於每一個苦難的眾生,我們都不敢遺漏地給予救助;接著是醫療、教育、文化,一步一步地走出來,總之,一切 都是因緣所成就,未來還有很多事要去做。

禪修定心 濟世之根本

一行禪師:我在西方社會也做了許多像慈濟一樣的社會工作,我把這些工作都當成是我修禪的一部分。因為世間的苦難無窮,但每個人的精力很有限。所以,絕對要好好愛惜自己的身體,保護好我們的歡喜心、慈悲心;如此,才不會因為這麼多的苦難,使我們自己也墮落下去而不自知。

在 我的經驗中,人生的苦難這麼多,有時候即使身為一個禪師,在這麼苦難的日子還是很難度過。在越戰時,戰爭非常慘烈,很多人民遭受到這種苦難,有些年輕人問 我:「師父!戰爭是否有停止的一天?戰爭到底要持續到何時?」我想:未來的希望到底在哪裡?和平又在哪裡?所以我要更加努力修禪,唯有自己的心能安定、繼 續保持善根,才有力量面對這些年輕人;如果我表現出失望,這些年輕人也會失去希望。所以在從事這些工作的同時,跟禪修是合一的。

在我過去從事的社會工作當中,認為一個菩薩道的修行者,每日都要有精神的資糧;如此在遇到困難時,才能繼續走下去。我在越南帶領這些年輕人學佛和從事社會工作時, 每天都強調每個人在每一天都要保持歡喜心和安定心,因為這是最重要的資糧。有了這個資糧,一旦和社會大眾接觸時才有那分親切感,才能受到民眾的支持,「支持」也是推動工作很重要的資糧。

也 有一些青年來我這裡,只是為了求「名」。在這當中,大家要一起從事工作就很困難。在我的經驗中,和這些青年一起從事社會工作時,因為有佛法的精神資糧,慢 慢地這些孩子的善根便滋長出來,發出慈悲心;但是,剛開始要他們完全地付出自己,從事社會工作,精神負擔會很大。所以,這些朋友應該留一些時間來念佛、坐 禪;用佛法作為精神資糧,這條路才能走得長久。

以 上雖然是我個人的一些經驗,但我相信法師您帶領這麼多信徒,做這麼多事,您的眼光和知見絕對超過我,祝福您能繼續從事慈濟的工作。社會工作有許多層面,現 代的眾生不僅有物質上或身體上的病苦,更甚者是心理上的苦,相信您將來對眾生心理的苦這方面,會發揮更大的力量,成為更多眾生的依靠。

還有一點要提出的是,我聽說您對大陸做了許多救濟;這是一個很好的因緣。慢慢地能讓大陸受災的同胞知道,不僅是給他們金錢上的資助,而且可以給他們精神上的資糧。

歡喜付出 小善聚大愛

證嚴法師:慈濟的工作,開頭只是很隨緣,覺得是本分事;對苦難的人,我們去付出,對自己來說是隨分隨力的事情。慈濟人因為保持這種隨分隨緣的心,所以大家做得很歡喜!慈濟能立足於社會,最重要的就是結合了大家的力量,一切都很自在。

臺灣的社會,需要人人將心靜下來。慈濟就是要淨化人心、啟發愛心;唯有將大家帶動起來,力量才能不斷地增加。真的很慶幸臺灣這幾十年來,經濟都很穩定;更慶 幸的是,每一個人都肯付出愛心,不管捐多捐少,大家都是抱著一分歡喜心。我們都不會讓他們有心理負擔,出錢的人做得高興,出力的人也做得很歡喜。(明日待續......)

註:1995323日,一行禪師及大弟子真空法師等十餘人,參訪精舍。七十餘歲的一行禪師是越南人,後移居法國,十六歲即出家,曾赴美國任大學教席,返國後成立社會服務學校,從事社會教育工作。禪師曾去函游祥洲博士,表達希望拜會「臺灣的德蕾莎修女」證嚴法師,遂成就此行。

本文摘自:2000/10/31出版《有朋自遠方來

Kekuasaan Bagai Tambang yang Melilit Jasmani dan Rohani


Kekuasaan bagaikan tambang yang melilit jasmani dan rohani,
membuat diri tidak nyaman dan leluasa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
權勢如繩索,綑綁身心,不得自在。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Power is like a rope, it binds the body, the mind and the spirit.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Pandang dari Sudut Berbeda

Pandanglah dunia ini
dari sudut pandang berbeda,
dunia akan terasa luas tak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
換個角度看世界,
世界無限寬廣。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Take a different angle to look at the world,
the world is boundlessly vast and wide.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Kehidupan Tanpa Makna

Selalu mencari kehidupan yang penuh dengan kenikmatan
akan membuat kehidupan menjadi kosong tanpa makna.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
貪求享受的人生,是一片空白。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
A life in constant pursuit of leisure is an empty life.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Dengan tekad bukan emosi, seorang wanita muda yang berikrar cita-cita luhur

Ada orang bertanya pada Master Cheng Yen: “Bagaimana cara merekrut orang secara luas untuk menggapai keberhasilan misi-misi Tzu Chi?”
 
Pertanyaan ini memancing kenangan di dalam benak Master Cheng Yen.

Pikiran melayang pada peristiwa lama, di mana ada kondisi buruk sebagai faktor pendukung

Lebih dari 20 tahun lalu, saat itu saya masih belum mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi, tiada tempat yang tetap dan selalu berpindah-pindah. Setelahnya, ada seorang umat lelaki lanjut usia bernama Xu Cong-min yang membangunkan sebuah gubuk kecil, berlokasi tepat di belakang Griya Perenungan sekarang ini dan di sebelah vihara kecil
Ksitigarbha Bodhisattva. Rumah itu berukuran sekitar 3 kali 3,6 meter, segala urusan sehari-hari dijalani di sana, berfungsi sebagai ruang altar Buddha, ruang tidur, juga dapur. Saya seorang wanita muda tinggal sendirian di sana, namun ada banyak orang yang sangat memperhatikan diri saya, terutama para Bodhisattva tua sekalian yang sering datang menemani saya. Pernah sekali ketika topan datang, seorang wanita tua marga Ping yang selama ini memang sangat menyayangi saya dan tinggal di vihara Ksitigarbha Bodhisattva untuk membina diri, dia adalah ibu dari Kepala Dinas Pembangkit Tenaga Listrik Taiwan bagian timur, puteranya mengirimkan mobil untuk menjemputnya pulang. Nenek Ping mengajak saya ikut dengannya, saya menjawab: “Saya hanya punya satu gubuk ini saja, jadi saya tetap tinggal untuk menjaganya.” Nenek Ping mengatakan: “Jika kamu seorang diri tinggal di tempat sepi ini, lagipula sedang ada topan, bagaimana saya bisa tenang hati? Jika kamu tidak mau ikut, saya juga tidak akan pergi.”

Saya sangat terharu mendengarnya, juga merasa tidak tega di hati. Apalagi jika nanti terjadi hal tidak diinginkan di tempat kecil ini, bagaimana menjelaskan pada puteranya? Saya terpaksa memenuhi keinginannya untuk sama-sama pergi ke Hualien. Pada masa itu saya hanya memiliki selembar lukisan Tiga Makhluk Agung dari alam
sorga Sukavati (Amitabha Buddha, Avalokitesvara Bodhisattva dan Mahasthamaprapta Bodhisattva), saya lalu membawa serta lukisan tersebut bersama sebuah kitab Sutra, namun sesampainya di luar, sebuah hembusan angin kencang membuat diri saya sempoyongan dan terjatuh, ketika bangun dan melihat ke belakang, dinding bambu di luar gubuk sudah runtuh dihantam angin. Saya merasa sedih, namun angin dan hujan demikian besar, saya terpaksa tetap naik mobil ke kota Hualien. Keesokan harinya ketika hujan sudah berhenti, saya segera pulang. Nenek Ping berkata kepada saya: “Gubuk pasti sudah diterbangkan angin.”  Saya juga berpikir: “Dinding saja sudah runtuh, bagaimana mungkin masih ada gubuk kecil saat pulang?”

Jika setiap orang mau mengulurkan satu jari tangan saja, kekuatan semua orang akan dapat dapat memindahkan gunung dan sungai

Ketika pulang ke rumah dan memandang dari vihara Ksitigarbha Bodhisattva, ternyata bukan saja gubuk kecil masih ada, dinding sekelilingnya yang tumbang diterjang angin tanpa diduga masih berdiri tegak, ternyata angin selatan telah mengangkatnya kembali. Hati saya sangat terharu, saya berikrar akan lebih keras lagi dalam bekerja dan lebih tulus lagi dalam membina diri. Ketika isteri dari bapak tua Xu Cong-min datang menemui saya, dia bertanya: “Apakah gubuk kecil anda ada rusak?” Saya menjawab: “Tidak rusak, lagipula yang sulit dibayangkan adalah angin utara menumbangkan dinding gubuk saya, namun angin selatan membangkitkannya kembali.” Dia berkata: “Mana mungkin?” Tetapi setelah memeriksa kondisi gubuk kecil, ternyata memang benar, dia lalu berkata dengan penuh perasaan: “Manusia hendak menumbangkan anda, namun Tuhan tidak mau menumbangkan anda.”
 
Mendengar di dalam perkataannya sepertinya ada maksud tersembunyi, saya terus bertanya padanya: “Siapa mau menumbangkan saya?” Akhirnya dia dengan terpaksa menjawab: “Orang di vihara Ksitigarbha Bodhisattva kalau di kemudian hari anda akan membangun vihara di sini dan itu akan memberikan dampak pada vihara mereka, makanya hati mereka menyimpan niat kurang baik, ketika topan datang ada orang yang mengatakan: ‘Wahai angin, lekaslah tumbangkan gubuk kecil itu!’ Juga ada yang mengatakan: ‘Jika angin tidak bisa menumbangkannya, maka kita satu orang satu jari juga dapat mendorongnya agar tumbang’” Mendengar semua perkataan ini, hati saya merasa sangat sedih, maka saya lalu berketetapan hati untuk meninggalkan gubuk kecil dan mencari tempat lain. Namun hendak kemana mencarinya? Sejak menjadi Bhiksuni, saya telah menemui banyak kesusahan, berkelana ke sana ke mari tanpa satu tempat yang tetap. Saya berpikir bahwa mungkin pembinaan kebajikan saya masih kurang cukup, sehingga disumpahi orang, mereka mau menumbangkan gubuk kecil saya dengan ujung jari tangan mereka; namun pada saat bersamaan memberikan satu pencerahan kepada saya, seketika itu juga saya diam-diam mengikrarkan satu cita-cita, suatu hari kelak, saya akan menghimpun banyak ujung jari tangan untuk mengembangkan sebuah kekuatan cinta kasih yang dapat memindahkan gunung dan sungai.
 
Harus menggunakan “tekad”, jangan menggunakan “emosi”

Anda sekalian! Pada saat itu saya tidak emosi, saya hanya memberitahukan pada diri sendiri: jangan menggunakan “emosi”, tapi harus menggunakan “tekad”; saya mengikrarkan satu “tekad”, karena sekarang saya dianggap remeh oleh orang lain, makanya mereka memperlakukan saya sedemikian rupa, maka saya harus sungguh-sungguh membina diri, jika saya mampu membina diri sampai tercapai cita-cita saya dalam merekrut orang secara luas, maka ujung jari semua orang juga dapat memindahkan gunung dan sungai. Seberapa besar tekad, sebegitu besar juga kekuatan yang timbul darinya, sekarang Tzu Chi telah memiliki lebih dari 1,8 juta anggota, secara bertahap juga berhasil mengembangkan kegiatan menolong kaum miskin dan membimbing kaum kaya di seluruh dunia, bekerja keras untuk mensucikan batin manusia dan menolong kaum miskin dalam masyarakat; namun pada lebih 20 tahun lalu, itu hanya merupakan sebuah cita-cita dari seorang wanita muda yang tidak sadar akan kemampuan diri sendiri, namun ternyata saya berhasil menggapainya dengan usaha tanpa kenal putus asa.

Ceramah Master Cheng Yen pada tanggal 20 Februari 1992
Dikutip dari Almanak Tzu Chi Tahun 1966 - 1992
 
用志不用氣 女孩立大願
 
有人問:「如何廣招徠眾,成就慈濟志業?」勾起了上人的回憶。

飄泊舊事 逆境增上緣

二十多年前,我尚未成立慈濟功德會,居無定所,四處流浪。後來有一位許聰敏老居士為我搭建了一間小小的屋子,就在現在靜思精舍的後面,地藏菩薩的小廟旁邊。那個屋子約有十尺長、十二尺寬,一切生活起居都在那兒,是佛 堂、是臥室、也是廚房。我一個年輕女孩住在那裏,但是有很多人都很關心我,尤其是一些老菩薩們時常來看我。有一次颱風來襲,一位素來疼我,住在地藏廟修行 的平老太太,她是東部發電處處長的母親,她兒子派車來接她回去。平老太太邀我同行,我說:「我只有這一間小房子,我要守著它。」平老太太說:「你一個人在 這荒郊野外,又是颱風天,我怎麼放心呢?你不去,我也不走了。」

我聽了好感動,也不忍心。而且在這小地方,萬一有什麼閃失,要如何向她兒 子 交代呢?只好答應與她一起到花蓮市去。當年我只有一幅西方三聖像,我請出佛像和一部經,到了外面,一陣強風颳來,把我吹的踉蹌倒地,爬起來回頭一看,小屋 子外面的竹籬笆牆在風雨中,竟然倒塌了!我很心疼,可是風雨這麼大,我只好向前走,坐車到花蓮去。第二天,風雨停了,我趕緊回來。平老太太說:「小屋一 定被颱風颳跑了。」我想:「牆已倒了,我回去還能有一個小精舍嗎?」

人人一根手指 眾力可轉山河

回到家,從地藏廟望過去──不但小屋還在,被北風吹倒的圍牆,竟然又正正的站立著!原來是南風把它扶了起來。我的心裡好感動,發願一定要好好的努力,更虔誠 的修行。許老居士的夫人來看我,她說:「妳的小屋有沒有損壞?」我說:「沒有,而且不可思議的是,北風把我的牆吹倒,南風又把它扶了起來。」她說:「那怎 麼可能!」仔細一看,果然如此,她感嘆道:「人要倒你,天不倒你。
 
我一聽這話中有話,就一直追問:「誰要倒我?」她老人家只好說:「地藏廟的人怕妳以後也再這裡蓋寺廟,會影響他們,所以心不自在,見颱風來都說:『風呀! 快把小屋吹倒吧!』也有人說:『若沒吹倒,我們一人一根指頭,也能把它推倒。』」我聽到這些話,心裡非常難過,決心放棄小屋,另謀棲身之處。但是,何去何 從呢?自棄俗出家後,我吃了很多苦,到處流浪,居無定所。又想到我是自己修德不夠,才會被人如此咒說,要用指頭把我的小屋推倒;但同時也給我一個啟示── 當下,我默默的許下了一個心願:將來有一天,我要集合很多的手指頭,發揮善的力量,可以轉動山河!

要用「志」不要用「氣」

各位!當時我沒有生氣,只告訴自己:不要用「氣」,要用「志」;我立下一個「志」,因為現在我被人家看不起眼,才會如此待我,我要認真修行,若能修得如願, 廣招徠眾,指頭也能轉山河!有多大的願,就有多大的力,如今慈濟有一百八十多萬會員,在世界各地陸續開展濟貧教富的工作,致力於人心的淨化與社會的救濟; 而二十多年前,它不過是我──一個小女孩,一分不自量力的願,鍥而不捨發展起來的!

證嚴上人開示於1992220
本文摘自:《慈濟年鑑(19661992
 

Kehidupan Bersahaja

Dalam kehidupan sehari-hari yang paling bersahaja,
jiwa kita terasa paling tenteram;
karena tiada perasaan ingin mendapatkan
atau kerisauan akan kehilangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
最平淡的日子,
心裡最安定;
因為沒有患得之心,
便沒有患失之苦。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Living a simple life makes the heart feel at ease;
because there is no worry of winning or losing.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -

Menjadi Bodhisattva

Siapa saja bisa menjadi seorang Bodhisattva,
asalkan mau melayani sesama dengan hati yang tulus,
dia akan menjadi Bodhisattva yang paling dapat diandalkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
你、我、他都可以做菩薩,
只要拿出一分誠心為人服務,
就是最靈驗的菩薩。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Every person can be the most efficient Bodhisattvas
if we are willing to serve others with sincerity.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen -