Kamis, 08 Maret 2012

Tiga Keinginan Setiap Tahunnya

“Jika tidak sanggup bertenggang rasa, tentu tidak pantas untuk disebut sebagai ‘Dewa pelindung Dharma’.” Master mendorong para anggota barisan Tzu Cheng di daerah Kaohsiung agar sebagai lelaki sejati seharusnya memiliki hati yang lapang, jika sanggup bertenggang rasa terhadap orang lain, barulah dapat benar-benar mengembangkan fungsi sebagai “pelindung Dharma”, jika hati sangat sempit, tentu diri sendiri yang akan sering terjerumus ke dalam pertengkaran dan perselisihan, bagaimana mungkin dapat melindungi Dharma agar dapat tetap langgeng?

“Kita harus melihat ketidak sepahaman dengan jelas, agar jangan disebabkan oleh adanya sedikit masalah antar sesama, lalu timbul keinginan untuk mundur.” Master menekankan bahwa Tzu Chi adalah “lahan pelatihan Bodhisattva dunia”, apakah lahan batin manusia berhasil disucikan atau tidak adalah lebih penting daripada berhasil atau tidak menggalang dana yang banyak, jadi diharapkan setiap orang dapat menjaga batin masing-masing dengan baik, dalam kelompok dapat saling percaya dan saling mengasihi, baru dapat merekrut lebih banyak orang untuk ikut bergabung dalam barisan kebajikan.

“Dalam berkegiatan Tzu Chi, ke luar adalah mensucikan batin manusia, ke dalam adalah menggarap lahan batin diri sendiri. Kita harus berpegang teguh pada niat awal kita, terus maju dengan gagah berani sampai akhir.” Master menyatakan bahwa hati manusia awam selalu saja maju mundur, mesti ada kekuatan untuk mendorongnya, baru akan terus maju, itu sebabnya Tzu Chi terus membangun misi-misi, membantu kaum miskin dan membimbing mereka agar kaya batiniah, tujuannya agar semua orang dapat terus giat  membina batin, “Kalau tidak, maka lahan batin akan ditumbuhi semak belukar dan benih pencerahan menjadi layu”.
 
Selanjutnya dalam Acara Pemberkatan Akhir Tahun, walau masih dalam kondisi sakit, Master berceramah untuk memberi dorongan semangat kepada semua orang dengan “Tiga keinginan” yang diikrarkan oleh beliau setiap tahunnya.
 
“Kita harus menghargai kesehatan yang ada pada saat ini dengan lebih banyak bersumbangsih bagi orang ramai.” Master menyampaikan bahwa dalam kehidupan ini, dia tidak ada keinginan, jika ada “keinginan”, itu adalah keinginan yang disampaikannya setiap tahun, yaitu:
 
Tidak menginginkan tubuh yang sehat, hanya menginginkan agar diberikan pikiran bijak dan tangkas --- pikiran bijak dan tangkas artinya dapat membedakan benar dan salah, memahami masalah secara tuntas, batin tidak terbawa oleh perselisihan, tahu mana yang pantas dilakukan dan tidak pantas dilakukan; jika bertubuh sehat tetapi pikiran kacau, tidak mampu melihat masalah dengan jelas, tidak dapat membedakan baik dan buruk atau benar dan salah, maka semua yang dilakukan hanya akan merugikan orang lain tanpa menguntungkan diri sendiri. Jika mampu memahami kebenaran sejati dengan jelas, itulah kebijaksanaan.

Tidak menginginkan semua hal sesuai keinginan, hanya menginginkan diberikan keuletan dan keberanian --- dalam melakukan sesuatu, tentu sulit terhindarkan dari kesulitan, hanya dengan membangkitkan keberanian dan keuletan untuk mererobos segala macam kesulitan, baru kehidupan ini memiliki nilai. Perjalanan Tzu Chi sejak awal penuh dengan rintangan, jika tidak ada keberanian dan keuletan yang kokoh, maka tidak mungkin ada Tzu Chi hari ini; jika perhatian dan pikiran ada wujudnya, maka inci demi inci jalan Bodhisattva Tzu Chi dibentangkan dengan perhatian dan pikiran ini.

Tidak menginginkan tanggung jawab dikurangi, hanya menginginkan diberikan tambahan kekuatan --- manusia terlahir ke dunia ini mestinya disertai dengan sebuah panggilan jiwa, jika dapat menghimpun kekuatan dari banyak orang, maka tanggung jawab sebesar apa pun tentu akan dapat dipikul.

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 - 8 Januari 2001
Dikutip dari Majalah Tzu Chi edisi 411
 
年年三願
 
「沒有包容之心,就不堪稱作『金剛護法』。」上人勉勵高雄地區慈誠師兄,大丈夫心量要大,能包容別人才能真正發揮「護法」的功能,若心量狹窄,自己常陷入是非紛爭中,如何能維護正法久住?

「看清人我是非,就不會因人事挫折而退轉道心。」上人強調,慈濟是「人間菩薩道場」,人心是否受到淨化,比捐獻多少錢財更重要,期待人人照顧好自己的心,在團體中互信互愛,才能帶動更多人投入善的行列。

「做慈濟,對外而言是淨化人心,對己而言是耕耘心田。要堅持初發心,始終勇猛精進。」上人表示,凡夫心反反覆覆,必定要有股力量推動,才能不斷精進,所以慈濟不斷建設志業、濟貧教富,就是要使大家的心能持續精進,「否則內心雜草叢生,菩提種子就會枯萎。」
 
隨後的歲末祝福中,上人感於自己有病在身,遂在開示時,以年年的「三不求」心願,致勉眾人。
 
「要珍惜此時此刻的健康,去為人群付出。」上人表示,一生向來無所求,若要說「求」,便是自己常言之:

不求身體健康,只求精神敏睿──精神敏睿就能明辨是非、透徹事理,心不受人我是非所轉,有所為有所不為;若是身體健康,但精神糊塗,無法看透是非、善惡、對錯,如此所作所為將損人不利己。所以能夠透徹真理,就是智慧。

不求事事如意,只求毅力勇氣──做事不免會遇到困難,唯有提起毅力、勇氣,突破種種難關,人生才有價值。慈濟一路走來步步坎坷,若非堅持毅力、勇氣,實無今日;若心血有形,則慈濟寸寸道路都是心血鋪過來的!

不求減輕責任,只求增加力量──人來世間應懷抱使命感,若能集合眾人之力,則再大的重擔都能夠挑得起。

證嚴上人開示於 200117日及8
本文摘自:《慈濟月刊》411
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar