Selasa, 13 Maret 2012

Dua buah karung goni

Liu Gang adalah seorang terpidana kasus perampokan, dia sudah dipenjara selama satu tahun dan tidak ada seorang pun yang pernah datang menjenguknya.
 
Ketika menyaksikan narapidana lainnya dalam selang waktu tertentu selalu saja ada orang yang datang menjenguk dan menghantarkan segala macam makanan enak, mata Liu Gang menjadi gatal, maka dia lalu menulis surat kepada ibunya dan meminta mereka untuk datang, bukan demi makanan enak, hanya karena rindu pada mereka saja.
 
Namun setelah tiada terhingga lembar surat yang dikirimkannya bagaikan tenggelam di laut saja, Liu Gang akhirnya mengerti kalau ayah ibunya tidak menginginkannya lagi. Dalam kesedihan dan keputus-asaannya, dia kembali menulis selembar surat, di dalamnya dikatakan jika ayah ibunya masih belum datang juga, maka mereka akan kehilangan anaknya ini untuk selama-lamanya. Ini bukan lampiasan kekecewaan, tetapi dikarenakan beberapa orang terpidana hukuman berat sudah beberapa kali mengajaknya untuk melarikan diri dari penjara, hanya saja dia belum berani mengambil keputusan, namun sekarang pendeknya ayah dan ibu sudah tidak menginginkannya, tiada lagi yang menjadi ganjalan batin, jadi apa lagi yang harus dikhawatirkannya?
 
Cuaca hari ini sangat dingin. Bertepatan pada saat Liu Gang secara diam-diam sedang membicarakan rencana pelarian dengan beberapa orang narapidana, tiba-tiba ada orang berteriak: “Liu Gang, ada orang datang menjengukmu!” Siapa pula ini? Ketika masuk ke dalam ruang kunjungan, Liu Gang tertegun, itu adalah ibunya. Setahun tidak bertemu, ibunya sudah berubah sampai sulit dikenal lagi. Orang yang berusia tidak sampai 50 tahun, semua rambutnya sudah beruban, punggungnya juga bongkok seperti udang, badannya kurus kerempeng bagai tidak berbentuk manusia lagi, pakaiannya lusuh dan koyak sana sini, sepasang kakinya tidak beralas dan penuh dengan debu dan bercak darah, di sampingya diletakkan dua buah karung goni yang sudah koyak.
 
Kedua ibu dan anak ini saling berpandangan, sebelum Liu Gang sempat membuka mulut, air mata ibunya sudah mengalir turun, sambil menyeka air mata, ibunya berkata: “Xiao Gang, suratmu sudah ibu terima, jangan menyalahkan ayah dan ibu, tetapi ayah dan ibu benar-benar tidak bisa menyempatkan diri untuk datang, ayahmu .... dia jatuh sakit dan ibu harus merawatnya, lagipula perjalanan ke sini sangat jauh ....” Pada saat ini, seorang pembina narapidana masuk dengan membawa semangkuk besar mi telur yang panas-panas dan berkata dengan antusias: “Ibu, makan dulu semangkuk ini, nanti baru lanjutkan perbincangannya.” Ibu Liu segera berdiri, tangannya terus menggosok tubuhnya keras-keras: “Tidak boleh, tidak boleh begitu.” Pembina menyorongkan mangkuk ke tangan orang tua ini dan berkata sambil tersenyum: “Ibuku juga ada seusia anda, apakah kurang pantas jika ibu makan semangkuk mi dari anaknya?” Ibu Liu tidak menolak lagi, dia menundukkan kepala dan segera menyantap mi itu dengan lahap, seakan sudah beberapa hari tidak makan saja.
 
Setelah ibunya siap makan, Liu Gang melihat pada sepasang kaki yang bengkak dan penuh bercak darah dari kaki yang luka, tanpa tertahankan bertanya: “Ibu, apa yang terjadi dengan kakimu? Mana sepatu ibu?” Sebelum ibunya menjawab, pembina yang menjawab dengan nada suara dingin: “Ibumu datang dengan jalan kaki, sepatunya sudah tergesek koyak.”
 
Berjalan kaki? Dari rumah sampai ke sini ada 500 - 600 kilometer, juga ada satu ruas merupakan jalan gunung yang sangat panjang. Liu Gang perlahan-lahan berjongkok dan pelan-pelan mengelus sepasang kaki yang tidak berbentuk lagi itu: “Ibu, mengapa ibu tidak naik bus saja? Kenapa tidak membeli sepasang sepatu?”
 
Ibu menarik kakinya dan berkata seakan tidak ambil peduli: “Naik bus apa, lebih baik jalan kaki saja. Tahun ini terjadi wabah penyakit babi, beberapa ekor babi yang ada di rumah mati semua, udara juga sangat kering, panen tanaman di ladang tidak baik jadinya, ada lagi .... ayahmu sakit dan perlu pengobatan, itu menghabiskan sangat banyak uang .... jika kesehatan tubuh ayahmu cukup baik, kami sejak lama sudah datang menjengukmu, jadi jangan menyalahkan ayahmu.”
 
Pembina itu menyeka air matanya dan diam-diam ke luar dari ruangan. Liu Gang bertanya sambil menundukkan kepalanya: “Apakah tubuh ayah sudah sehat?”
 
Liu Gang menunggu sangat lama, namun tiada jawaban, ketika menonggakkan kepala, dia melihat ibunya sedang menyeka air matanya, namun mulutnya mengatakan: “Mata ibu masuk pasir, kamu bertanya akan ayahmu? Oh, dia sudah mau sembuh .... Dia meminta ibu menyampaikan kepadamu agar jangan terlalu memikirkannya, kamu harus baik-baik membina diri agar nantinya menjadi orang baik-baik.”
 
Waktu kunjungan sudah habis. Pembina masuk kembali dengan kedua tangan memegang setumpukan uang dan berkata: “Ibu, ini adalah sedikit uang dari kami beberapa orang pembina penjara, anda jangan pulang lagi dengan berkaki telanjang, jika tidak, Liu Gang akan merasa sangat sedih.”
 
Sepasang tangan ibu Liu Gang terus terayun dan berkata: “Mana boleh begitu, anakku di sini sudah cukup merepotkan kalian, jika ibu mengambil uang kalian, bukankah akan memperpendek umur ibu nantinya?”
 
Pembina berkata dengan suara bergetar: “Sebagai anak, Li Gang tidak dapat membuat anda menikmati kehidupan ini, malah membuat orangtua khawatir dan mencemaskannya, membuat ibu berjalan dengan kaki telanjang sepanjang ratusan kilometer sampai ke sini, jika membiarkan ibu pulang dengan kaki telanjang, apakah anak anda ini masih tergolong manusia?”
 
Liu Gang tidak dapat menahan diri lagi, dengan suara parau memanggil: “Ibu!” Kemudian tidak dapat melanjutkan kata-kata lagi, saat ini di luar jendela juga terdengar banyak suara tangisan, itu merupakan suara para terpidana yang diundang oleh pembina untuk ikut menyaksikan.
 
Pada saat ini, ada seorang penjaga masuk ruangan dan pura-pura berkata dengan enteng: “Jangan menangis lagi, ibu datang melihat anak adalah peristiwa bahagia, semuanya harus senang, mari saya lihat makanan enak apa yang dibawa oleh ibu.” Sambil berkata dia mengambil karung dan menuangkannya ke lantai, ibu Liu Gang tidak sempat mencegah, semua isi sudah dikeluarkannya, seketika semua orang tertegun.
 
Isi karung pertama ternyata semuanya adalah roti dan sejenisnya, semuanya sudah pecah-pecah dan keras bagai batu, lagipula ukurannya besar kecil. Tidak usah dikatakan lagi, ini pasti hasil dari ibu Liu Gang mengemis sepanjang perjalanan ke sini. Ibu Liu Gang merasa malu sekali, sepasang tangannya memegang keras pada ujung bajunya dan bergumam: “Anakku, jangan salahkan ibu telah melakukan pekerjaan ini, sebab di rumah sama sekali tidak ada satu pun barang berharga lagi ...”
 
Liu Gang bagaikan tidak mendengar perkataan ibunya ini, dia terus memandang lurus pada benda yang dituangkan dari karung goni kedua, itu adalah sebuah guci abu tulang manusia. Liu Gang bertanya dengan termangu-mangu: “Ibu, ini apa?” Wajah ibu Liu Gang tampak kebingungan, dia mengulurkan tangan untuk memeluk guci tersebut: “Bukan apa-apa...” Liu Gang merebutnya bagaikan gila, dengan tubuh gemetar berkata: “Ibu, apa ini?”
 
Ibu Liu Gang terduduk tanpa bertenaga, kepala dengan rambut ubannya bergetar hebat. Sejenak kemudian, dia berkata dengan susah payah: “Itu adalah .... ayahmu! Demi mencari uang agar dapat datang menjengukmu, dia bekerja siang malam, akhirnya tubuhnya tidak tahan dan jatuh sakit. Sebelum wafat, dia mengatakan sangat sedih karena dalam masa hidupnya tidak dapat datang menjengukmu, maka dia meminta ibu agar sesudah mati dapat membawanya datang menjengukmu dan melihatmu untuk terakhir kalinya...”
 
Liu Gang berteriak dengan hati sangat sedih seakan hatinya terkoyak: “Ayah, saya akan merubah diri ...” Kemudian terdengar suara “buuuk”, Liu Gang sudah berlutut, kepalanya terus dianggukkan ke lantai. “Buuuuk, buuuk”, terlihat semua  orang di luar ruangan ikut berlutut dengan suara tangisan memenuhi langit....
 
兩隻麻袋
 
劉剛是個搶劫犯,入獄一年了,從來沒人看過他。
 
眼看別的犯人隔三岔五就有人來探監,送來各種好吃的,劉剛眼饞,就給父母寫信,讓他們來,也不為好吃的,就是想他們。
 
在無數封信石沈大海後,劉剛明白了,父母拋棄了他。傷心和絕望之餘,他又寫了一封信,說如果父母再不來,他們將永遠失去他這個兒子。這不是說氣話,幾個重刑犯拉他一起越獄不是一兩天了,他只是一直下不了決心,現在反正是爹不親娘不愛、赤條條無牽掛了,還有什麼好擔心的?
 
這天天氣特別冷。劉剛正和幾個服刑人員密謀越獄,忽然,有人喊到:「劉剛,有人來看你!」會是誰呢?進探監室一看,劉剛呆了,是媽媽!一年不見,媽媽變得都 認不出來了。纔五十開外的人。頭髮全白了,腰彎得像蝦米,人瘦得不成形,衣裳破破爛爛,一雙腳竟然光著,滿是污垢和血跡,身旁還放著兩隻破麻布口袋。
 
娘倆對視著,沒等劉剛開口,媽媽渾濁的眼淚就流出來了,她邊抹眼淚邊說:「小剛,信我收到了,別怪爸媽狠心,實在是抽不開身啊,你爸……又病了,我要服侍 他,再說路又遠……」這時,指導員端來一大碗熱氣騰騰的雞蛋面進來了,熱情地說:「大娘,吃口面再談。」劉媽媽忙站起身,手在身上使勁地擦著:「使不得, 使不得。」指導員把碗塞到老人的手中,笑著說:「我娘也您這個歲數了,娘吃兒子一碗面不應該嗎?」劉媽媽不再說話,低下頭「呼啦呼啦」吃起來,吃得是那個 快那個香啊,好像多少天沒吃飯了。
 
等媽媽吃完了,劉剛看著她那雙又紅又腫,裂了許多血口的腳,忍不住問:「媽,你的腳怎麼了?鞋呢?」還沒等媽媽回答,指導員冷冷地接過話:「你媽是步行來的,鞋早磨破了。」
 
步行?從家到這兒有三四百里路,而且很長一段是山路!劉剛慢慢蹲下身,輕輕撫著那雙不成形的腳:「媽,你怎麼不坐車啊?怎麼不買雙鞋啊?」
 
媽媽縮起腳,裝著不在意地說:「坐什麼車啊,走路挺好的。唉,今年鬧豬瘟,家裡的幾頭豬全死了,天又旱,莊稼收成不好,還有你爸……看病……花了好多錢……你爸身子好的話,我們早來看你了,你別怪爸媽。」
 
指導員擦了擦眼淚,悄悄退了出去。劉剛低著頭問:「爸的身子好些了嗎?」
 
劉剛等了半天不見回答,頭一抬,媽媽正在擦眼淚,嘴裡卻說:「沙子迷眼了,你問你爸?噢,他快好了……他讓我告訴你,別牽掛他,好好改造。」
 
探監時間結束了。指導員進來,手裡抓著一大把票子,說:「大娘,這是我們幾個管教人員的一點心意,您可不能光著腳走回去了,不然,劉剛還不心疼死啊!」
 
 
劉剛媽媽雙手直搖,說:「這哪成啊,娃兒在你這裡,已夠你操心的了,我再要你錢,不是折我的壽嗎?」
 
指導員聲音顫抖著說:「做兒子的,不能讓您享福,反而讓老人擔驚受怕,讓您光腳走幾百里路來這兒,如果再光腳走回去,這個兒子還算個人嗎?」
 
劉剛橕不住了,聲音嘶啞地喊道:「媽——!」就再也發不出聲了,此時窗外也是泣聲一片,那是指導員喊來旁觀的勞改犯們發出的。 
 
這時,有個獄警進了屋,故作輕鬆地說:「別哭了,媽媽來看兒子是喜事啊,應該笑纔對,讓我看看大娘帶了什麼好吃的。」他邊說邊拎起麻袋就倒,劉剛媽媽來不及阻擋,口袋裡的東西全倒了出來,頓時,所有的人都愣了。
 
第一隻口袋倒出的,全是饅頭、麵餅什麼的,四分五裂,硬如石頭,而且個個不同。不用說,這是劉剛媽媽一路乞討來的。劉剛媽媽窘極了,雙手揪著衣角,喃喃地說:「娃,別怪媽做這下作事,家裡實在拿不出什麼東西……
 
劉剛像沒聽見似的,直勾勾地盯住第二隻麻袋裡倒出的東西,那是——一個骨灰盒!劉剛呆呆地問:「媽,這是什麼?」劉剛媽神色慌張起來,伸手要抱那個骨灰盒:「沒……沒什麼……」劉剛發瘋般搶了過來,渾身顫抖:「媽,這是什麼?!」
 
劉剛媽無力地坐了下去,花白的頭髮劇烈地抖動著。好半天,她纔吃力地說:「那是……你爸!為了攢錢來看你,他沒日沒夜地打工,身子給累垮了。臨死前,他說他生前沒來看你,心裡難受,死後一定要我帶他來,看你最後一眼……
 
劉剛發出撕心裂肺的一聲長號:「爸,我改……」接著「撲通」一聲跪了下去,一個勁兒地用頭撞地。「撲通、撲通」,只見探監室外黑壓壓跪倒一片,痛哭聲響徹天空……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar