Sabtu, 10 Maret 2012

Tekad tak pernah surut

Poros mesin penggiling harus terpaku kuat, baru batu penggiling atasnya dapat didorong agar berputar; Master Cheng Yen mencontohkannya untuk memberi dorongan semangat pada salah seorang staf Tzu Chi, memintanya agar jangan hanya berdasarkan rasa antusias sesaat lalu ikut berputar-putar, jika memang memiliki keinginan untuk berbuat, harus memiliki tekad yang tidak pernah kenal surut.
 
“Memiliki ‘keinginan’ adalah cita-cita. Jika tahu kalau arah kehidupan sudah tepat, kita harus memantapkan tekad hati dan menjadikan ‘tekad’ sebagai poros, tak peduli bagaimana orang, masalah dan benda di sekitar berubah, niat pikiran tidak boleh ikut bergejolak. Jangan dikendalikan oleh permasalahan antar sesama, namun perlu dihadapi dengan tekad hati yang kokoh, tanpa takut pada kesulitan, baru kita dapat benar-benar mengerjakan sesuatu dengan baik.”
 
Master mengatakan, jika dalam kelompok semua orang bersatu hati dan harmonis, baru setiap hal dapat berlangsung dengan memuaskan. Sebaliknya, jika hanya karena suatu hal lalu timbul ketidak harmonisan, maka tidak pantas disebut sebagai kelompok lagi. “Tutur kata dan sikap harus lembut, jangan membuat orang merasa tidak enak di hati. Insan Tzu Chi sering mengatakan ‘tiga tiada’, jadi harus ada tindakan yang sesuai dengan perkataan yang diucapkan ini, benar-benar berbuat sampai ‘di dunia ini tiada orang yang tidak kucintai, tiada orang yang tidak kupercayai dan tiada orang yang tidak kumaafkan’.”
 
“Dalam pergaulan harus bersikap ramah tamah, serta dapat membedakan benar dan salah.” Master menekankan bahwa di antara tiga orang yang kita temui, pasti ada orang yang dapat dijadikan guru kita, sebab setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, harus dibedakan dengan bijaksana dan belajar pada kelebihan orang; jika melihat orang melakukan kesalahan, harus mengingatkan diri sendiri agar jangan berbuat kesalahan yang sama, serta harus sabar melakukan komunikasi agar menjadi serasi, jangan sampai terjadi konflik.
 
Master telah berulang-ulang menasehati para muridnya, namun ternyata tabiat buruk tetap saja tidak berubah, ini membuat Master mengeluhkan kalau kadangkala beliau juga merasa ingin “bersikap kejam agar bisa lebih baik”; namun akhirnya tetap saja bertenggang rasa dan memaafkan dengan penuh cinta kasih.
 
“Jangan biarkan gesekan antar sesama menambah beban kita; harus melapangkan hati untuk sama-sama memikul tanggung jawab atas dunia ini.”
 
Dikutip dari Majalah Bulanan Tzu Chi edisi 507
 
立志不移
 
石磨的中心基軸必須固定,上方的磨子才能推轉運作;上人以此教勉一位同仁,莫憑一時熱心而跟著團團轉,有心做事,就要立志不移。
 
「有『心』,就是志願。既知人生方向正確,就要穩定心志,以『志』為中心軸,無論身旁的人、事、物如何動盪,心念都不隨之起伏。不受人事左右,以堅定心志面對、不怕磨難,才能真正將事情做好。」
 
上人慈示,團隊中人人心合、氣和,事事才能圓滿;反之,為了做一件事而失和,就稱不上團隊了。「言語、態度要柔和,莫讓人有不好的感受。慈濟人常說『普天三無』,一定要言行合一——真正做到『普天下沒有我不愛、不相信、不原諒的人』。」
 
「相處要和氣,是非要明辨。」上人強調,三人行必有我師,人人都有優點也有缺點,要以智慧明辨,學習別人的優點;若見他人犯錯,要警惕自己不犯相同的缺失,且以耐心溝通磨合,切莫對立衝突。
 
對弟子們一而再、再而三地教誨,其習氣卻無法改善,上人感嘆有時也會有「恨鐵不成鋼」的心情;然總是包容、以愛寬諒。
 
「莫因人與人之間的碰撞磨擦,增添負擔;要放寬心胸,共同挑起天下重擔!」上人殷切叮嚀。
 
 本文摘錄自:《慈濟月刊》507

Tidak ada komentar:

Posting Komentar