Selasa, 20 Maret 2012

Berterima kasih Karena Ada Saudara Sedharma Yang Berjalan Seiring

Ada orang bertanya kepada Master Cheng Yen: “Mengapa Tzu Chi perlu terus menerus merekrut relawan baru?”

Master menjawab:
“Jika ingin melakukan kegiatan menolong orang, pasti membutuhkan banyak orang, baru kita bisa menemukan orang-orang yang menderita di setiap pelosok yang ada dan memiliki cukup kekuatan untuk menolong mereka; dengan banyaknya orang, bidang penglihatan menjadi lebar dan kekuatan juga besar, baru kita mampu memikul tanggung jawab berat atas dunia ini.” “Dari itu, setiap kali membuka mata setiap harinya, pemikiran pertama saya adalah ‘berterima kasih’, pertama-tama adalah berterima kasih karena pada hari ini masih dikarunia tubuh yang berfungsi baik, selanjutnya berterima kasih kepada insan Tzu Chi sedunia yang dengan bersatu hati, harmonis, saling mengasihi dan bergotong royong melakukan pertolongan terhadap semua makhluk menderita di setiap pelosok dunia.”

Master mengatakan dengan nada tulus, setiap insan Tzu Chi yang sedang membina diri di jalan Bodhisattva, masing-masing memiliki tabiat buruk sebagai manusia awam, walau saat mobilisasi relawan dalam bencana, semua orang dapat bersatu hati, harmonis, saling mengasihi dan bergotong royong, sama-sama menyelesaikan misi dengan memuaskan, namun dalam pergaulan sehari-hari, selalu saja timbul hati membeda-bedakan terhadap saudara sedharma (sesama relawan), hanya akrab dengan orang-orang tertentu, tetapi tidak suka pada orang lain, Master sering merasa sedih melihat semua orang masih saja belum mampu merubah tabiat buruk dari manusia awam ini.
 
“Selama beberapa tahun ini, saya telah berusaha dengan segenap cara agar setiap orang dapat tetap mempertahankan sikap bersatu hati, harmonis, saling mengasihi dan bergotong royong ketika berkegiatan, sehingga batin dapat selalu menyimpan kekuatan cinta kasih untuk memberi perhatian kepada saudara sedharma; saya selalu mengajarkan kepada semua orang agar senantiasa menyimpan perasaan berterima kasih dalam hati, sebab dengan adanya hati berterima kasih, baru bisa berpengertian, dengan adanya hati berpengertian, baru tahu bertenggang rasa, orang yang bisa bertenggang rasa kepada orang lain tentu akan tahu berpuas hati, orang yang tahu berpuas hati tentu tidak akan selalu meminta orang lain yang memberikan kerja sama kepada diri sendiri, tetapi mampu mengambil inisiatif untruk memberikan kerja sama terhadap orang lain.  Jika setiap individu dalam kelompok dapat saling berkordinasi, ketika lima ratus orang bergerak pada satu arah, kekuatan seribu tangan ini akan sangat rapi dan serentak, kalau tidak, maka bisa saja ada orang yang mendorong ke atas dan ada yang menarik ke bawah, ini hanya akan membebani kelompok.”

Dengan meminjam tenaga banyak orang menyelesaikan tugas besar

Pernah ada sekali kegiatan bantuan bencana internasional, sekitar sepuluhan insan Tzu Chi harus membagikan 2500 ton beras cinta kasih di sebuah negara yang sedang tertimpa bencana, itu termasuk tugas memuat dan membongkar barang. Sepulangnya tim tanggap darurat bencana ke Taiwan, Master bertanya kepada para relawan, apakah tidak merasa lelah memindahkan beras sebanyak itu? Relawan menjawab, ketika sedang memindahkannya seakan tidak terasa sedang mengeluarkan tenaga, karung beras sepertinya terbang sendiri dengan cepat ke tempatnya.

“Mendengar perkataannya ini, saya segera sadar kalau mereka meminjam tenaga orang untuk dipergunakan sebagai tenaga sendiri, banyak relawan berbaris menjadi sebuah garis estafet, saat memindahkan karung beras jangan berhenti, ada yang mengangkat, ada yang menyorong, ada yang menyambut, ada yang meletakkan, semua dilakukan tanpa berhenti, sehingga tidak terasa berat.” Master mengambil contoh ini untuk memberikan bimbingan, biar pun cuaca dingin membeku dan salju beterbangan, insan Tzu Chi tetap melanjutkan perjalanan di jalan gunung yang tidak rata dengan menahan hembusan angin dingin, hanya demi menghantarkan bahan bantuan ke tempat tujuan dan menolong orang-orang yang sedang menderita, tiada maksud hati lainnya; namun untuk mencapai sasaran ini, mesti ada banyak orang untuk berjalan seiring dan sama-sama mengeluarkan tenaga, jadi kita harus senantiasa memendam perasaan berterima kasih terhadap saudara sedharma.

“Ketika terpikirkan akan orang-orang yang sedang kelaparan dan kedinginan di atas gunung, setelah kita meninggalkan mereka sudah ada beras untuk ditanak, selimut dan pakaian untuk menahan dingin, semua itu harus berterima kasih kepada saudara sedharma yang seiring. Jika pemikiran ini tetap langgeng berada dalam hati kita, maka cinta kasih antar saudara sedharma tentu akan sangat mendalam. Semoga semua orang dapat berhubungan satu sama lainnya dengan cinta kasih suci tanpa noda dan setiap hari menerima perasaan suka cita dalam dharma yang paling membahagiakan.”

※ Ceramah Master Cheng Yen pada 7 Februari 2009
Dikutip dari “Jurnal Harian Master Cheng Yen” edisi musim semi tahun 2009
 
感恩有法親同行
 
有人問:「為何要不斷地招募志工?」

上人開示:
「要做救人的工作,一定要有很多人,才能在每一個角落發現苦難人,有足夠的力量幫 助他們;人多、視野廣、力量大,才能扛負天下重任。」「所以,每天睜開眼睛那一刻,第一個念頭就是『感恩』,首先感恩我今天身體還能有功能,再者感恩全球 慈濟人合和互協,在全球各地救助苦難眾生。」

上人懇切言,慈濟人在菩薩道上學習,各有凡夫習氣,雖在災難動員時皆能合和互協、共同成就圓滿;然於平時相處時,總是會對團隊成員起分別心,分別與誰投緣、與誰不投緣,師父常為大家無法改過凡夫習氣而心疼。

「這幾年來,我用盡方法,要讓人人的心維持在團隊活動時的合和互協,心中常存愛的力量,關懷法親;總是教大家隨時都能心存感恩,有感恩心才能善解,有善解心才 懂得包容,能包容人者即能知足,能知足者就不會常要求別人配合自己,而能主動配合別人。團隊之中人人彼此配合、方向一致,五百人同時伸手,千手的力量就很 合齊,否則有人往上推、有人往下拉,會更加重團體負擔。」

借力使力成就大事

曾有一次國際賑災,十多位慈濟人要在受災國家發放二千五百噸大米,包括上卡車、卸貨等等。賑災團返臺後,上人詢問師兄們,搬了那麼多沈重的米糧,累不累?師兄回答,在搬運時絲毫不覺得有出力,米袋像自己在飛一樣迅速送達定位。

「聽到他這麼說,我恍然大悟,他們是借力使力──許多志工密集排成一條動線,傳送米袋時不要停頓,有人搬起、有人推送、有人傳接、有人安放,一氣呵成,就不會 感覺到重量。」上人引以教勉,即使天寒地凍,大雪紛飛,慈濟人仍然冒著寒風行於崎嶇山路,只為將救濟物資送達目的地,救助苦難人,別無其他用心;但是要達 到此一目標,須有許多人同行、共同出力,所以要對法親常懷感恩心。

「想到那些在山上挨餓、受凍的人,在我們離開以後,已經有米可煮飯,有暖被、棉衣可禦寒,這一切都要感恩與我們同行的法親。假如這一念永遠存在,法親之愛是多麼濃厚!大家以清淨無染的愛相處,天天都領受最幸福的法喜快樂。」

證嚴上人開示於200927
本文摘自:《證嚴上人衲履足跡》2009春之

Tidak ada komentar:

Posting Komentar