Rabu, 02 Mei 2012

Ketika ada sanak keluarga yang sedang mendekati ajalnya, apa yang seharusnya kita lakukan?

Ada orang bertanya kepada Master Cheng Yen:
Ketika ada sanak keluarga yang sedang mendekati ajalnya, bagaimana seharusnya kita berbicara dengannya? Apa yang seharusnya kita lakukan?

Master menjawab:
Paling baik adalah memberi penghiburan agar hatinya tenang, jangan meratap tanpa berkesudahan, sebab itu hanya akan membuat hatinya semakin galau, semakin sulit merelakan dan semakin panik. Hendaknya kita dapat menghadapinya dengan sikap berani, walau pun dalam hati memang sulit untuk merelakannya, namun kita tetap harus membangkitkan semangat untuk menghiburnya, jangan biarkan hatinya menjadi tidak tenang. Itu sebabnya umat Buddha melafalkan nama Buddha untuk orang yang sedang mendekati ajalnya, tujuannya adalah untuk menciptakan suasana yang tenang dan damai, agar batin setiap orang yang akan ditinggalkan bisa mendapatkan tempat untuk bersandar, sedangkan orang yang sedang mendekati ajalnya juga dapat pergi dengan hati yang tenang.

Kembali ditanyakan:
Melafalkan nama Buddha bisa mengalihkan perasaan pada ketika itu, akan tetapi sepertinya sangat sulit untuk dilakukan?

Master menjawab:
Jika kita tidak melafalkan nama Buddha, maka semua orang tentu akan meratap tanpa berkesudahan, membuat seluruh ruangan dipenuhi suasana yang sedih. Ketika menghadapi sanak keluarga yang sedang mendekati ajalnya, kita hendaknya sedih tanpa menunjukkan kepiluan, walau ada kesedihan mendalam, namun jangan merasa menderita, harus tetap menjaga kedamaian, agar orang yang sedang mendekati ajalnya akan dapat pergi dengan hati yang tenang, di mana batinnya akan sangat nyaman dan bebas dari ganjalan. Jika menjelang ajal, batinnya masih memiliki ganjalan dan tidak rela, maka dirinya akan sangat menderita.

Kembali ditanyakan:
Jika dalam keluarga ada anak-anak yang berbeda agama, ketika menghadapi datangnya ajal dari ayah atau ibu, timbul perbedaan pendapat dan perselisihan, bagaimana menangani masalah demikian?
 
Master menjawab:
Ini seperti yang disebutkan sebelumnya, jangan biarkan orang yang sedang mendekati ajalnya memiliki ganjalan di hati, hendaknya orang yang ditinggalkan dapat bertenang hati, baru arwah dari orang yang meninggal dunia dapat ikut tenang, jika hati dari orang yang ditinggalkan tidak tenang, arwah dari orang yang meninggal dunia juga ikut tidak tenang, panik dan penuh ganjalan. Maka pelafalan Buddha dapat membuat semua orang ikut melafalkannya, biar pun ada orang paling yang dikasihi datang, juga tidak akan mengganggu arwah orang yang telah meninggal dunia, sehingga dia dapat pergi dengan hati yang tenang.

Dikutip dari buku “Hidup dan mati dengan nyaman” karangan Master Cheng Yen
 
親人臨終該做什麼?
 
有人問:當親人臨終時,我們如何跟他說法?或是要做些什麼事?

上人開示:
最好是安慰他要放心,不要哭哭啼啼,這樣會讓他更掛礙,更難捨更掙扎。要勇敢面對他,雖然自己心裡也很難捨,仍是要提起精神安慰他,不要讓他掛礙。所以佛教徒為臨終者念佛,就是為了營造安詳平和的氣氛,使大家的心都有依靠,臨終者也能安心的走。

又問:念佛也可以轉移自己當時的情緒。不過好像很難做到?

上人:如果沒有念佛,大家就會哭哭啼啼,讓家裡瀰漫傷心的氣息。面對親人臨終時,應該是哀而不傷,雖然哀痛,但是不要感傷,要保持祥和。讓臨終的人安安心心的走,那麼他會很輕安而自在。如果臨終時有掛礙,捨不得,他就會很痛苦。

再問:家中的子女有不同信仰,面對父母臨終有不同的意見而起爭執,這要如何處理?

上人:這就是剛才所說的,不要讓臨終的人有掛礙,要讓生者心安,亡者才能靈安;生者不安,往生者就會不安,會很掙扎、很掛礙。所以念佛的好處就是大家一起念,即使有至親至愛的人來了,就不會打擾往生者,可以讓他安心的離開。

本文摘自:證嚴上人著作《生死皆自在

Tidak ada komentar:

Posting Komentar