Rabu, 20 Juni 2012

Jangan mengeluh, jagalah niat pikiran kita

Ketika seseorang terlahir ke dunia ini, dia akan ke luar dari tubuh ibunya dalam kondisi telanjang bulat, walau sakitnya terasa menusuk tulang, namun hanya berlangsung sekejap saja dan itu bukan merupakan penderitaan yang sesungguhnya.

Lahir, menjadi tua, sakit dan mati adalah hal alami, namun semua orang takut pada kematian, sebab beranggapan kematian adalah peristiwa yang paling menyakitkan. Sebetulnya tidak demikian adanya, kelahiran adalah awal dari kematian, lahir dan mati tidak perlu ditakutkan, paling menakutkan adalah masa kehidupan di antaranya yang berlangsung selama beberapa puluh tahun, karma apa saja yang sudah kita ciptakan dan penderitaan apa pula yang akan kita terima sebagai akibatnya nanti?

Setiap orang memiliki cinta kasih semurni Buddha, namun dikarenakan pengaruh lingkungan terbentuklah tabiat buruk yang berbeda, pemikiran yang berbeda satu sama lainnya dan cara menangani masalah yang juga berbeda, maka di antara sesama kemudian saling tidak menyukai dan timbul kerisauan, sehingga ketika berkumpul bersama terasa sangat menderita.

Menetapkan arah kehidupan pada masa mendatang dengan tepat dan jelas, serta menjaga setiap niat pikiran dalam pembinaan diri

Terhadap kondisi buruk dalam kehidupan, manusia selalu menghadapinya dengan kondisi hati yang menyalahkan. Apa yang perlu disalahkan? Seharusnya yang disalahkan adalah karena dulu kita pernah menanamkan benih kebencian, sehingga terjalin ikatan karma buruk.

Kehidupan ini bagaikan mimpi, yang menyakitkan bukan kelahiran atau kematian, melainkan mimpi apa yang anda ciptakan dalam kehidupan ini? Jika selama hidup banyak melakukan kejahatan, melakukan hal-hal yang mencelakai orang lain tanpa menguntungkan diri sendiri, tentu akan terjalin ikatan karma buruk dan memperoleh balasan karma buruk pula. Sebaliknya, jika dalam kehidupan ini berhasil meraih mimpi untuk menciptakan keberkahan, tentu akan terjalin ikatan karma penuh keberkahan dan memperoleh balasan karma baik pula.

Walau pun kehidupan ini bagaikan mimpi, namun kita bisa memilih jalan yang pantas kita tempuh. “Kesalahan yang sekecil rambut pun bisa mengakibatkan sesat sampai ribuan kilometer”, jika arah ada sedikit menyimpang saja, perbedaan akhirnya sudah sangat jauh sekali.  

Sang Buddha mengajarkan kepada kita kalau dalam pembinaan diri terpenting adalah menjaga niat pikiran kita, jika bisa terjaga dengan baik, walau pun sudah sampai pada helaan napas terakhir, tetap saja akan terasa nyaman dan bebas dari kerisauan.

Dikutip dari tabloid Tzu Chi edisi 353
 
莫埋怨 守住這念心
 
每個人出生時,赤裸裸地離開母親身體,那種痛雖然徹骨,但只是剎那間的、很快就過去,不是真正的苦。

生、老、病、死都是自然的事情,但人人害怕死亡,以為死是最痛苦的。其實不然,生是死的開頭,生與死不足畏,最可怕的是,中間幾十年的人生,我們造了一些什麼業,又將受到怎樣的苦?

人人都有和佛一樣純淨的愛,但是因環境薰習出不同的習氣,彼此觀念不同、做事方法不同,因而互相看不順眼、起煩惱,相處起來就很痛苦。

未來方向確實 修行守心念

對於人生中逆境的緣,凡夫總是不斷掙扎,抱著埋怨的心。埋怨,埋下什麼呢?埋下一顆怨恨的種子,因此結下惡緣!

人生如夢,痛苦的不是生與死,而是你這一生做的是什麼夢?假使一生為惡,做些損人不利己的事,就會結出惡緣惡果;反之,此生圓了造福的夢,將結下福緣善果。

雖然人生如夢,但我們可以選擇自己該走的路。「差之毫釐、失之千里」,方向只要有一點點偏差,最後差距就很遠了。

佛陀教導我們,修行最重要就是要守住這念心;若守得好,就算呼出最後一口氣的當下,也是自在輕安的。

本文摘自《慈濟道侶》353

Tidak ada komentar:

Posting Komentar