Rabu, 20 Juni 2012

Dengan Catur-samgraha-vastu melangkah di jalan yang benar dan merekrut Bodhisatwa dunia secara meluas

Raja Bimbisara sangat mengagumi Sang Buddha, suatu hari dia datang ke hadapan Sang Buddha dan menyampaikan permintaan tulus kepada Sang Buddha agar mau membawa serta para murid ke istana untuk menerima persembahan seumur hidup. Mendengar perkataan ini, Sang Buddha tidak menjawab sama sekali.

Melihat itu, Raja Bimbisara menurunkan permintaannya menjadi 12 tahun, namun Sang Buddha juga tidak menjawab; kemudian dia meminta lagi: “Biarkanlah saya memberi persembahan selama 12 bulan!” Sang Buddha tetap tidak menjawab. Raja Bimbisara tidak ingin melewatkan kesempatan yang ada, dia kembali meminta dengan tulus: “Paling tidak Anda membiarkan saya memberi persembahan selama 3 bulan.” Akhirnya Sang Buddha tersenyum dan menganggukkan kepala: “Baiklah! Demi memenuhi harapanmu, anda akan dibiarkan memberi persembahan kepada Buddha dan Sangha selama 3 bulan.”

Mengapa Sang Buddha tidak mau menerima usul Raja Bimbisara untuk menerima persembahan selama seumur hidup, 12 tahun atau 12 bulan? Sebab jika hanya menerima persembahan dari satu individu saja, berarti para anggota Sangha tidak perlu lagi melakukan pindapata, tidak berkesempatan lagi untuk berhubungan dengan khalayak banyak, orang-orang juga tiada kesempatan untuk memberikan persembahan pada anggota Sangha dan mendengarkan pembabaran dhamma, lalu bagaimana ajaran Buddha dapat disebarkan secara lebih meluas?

Ini juga merupakan semangat “perekrutan Bodhisatwa dunia” dari Tzu Chi pada masa sekarang. Saya berharap biar berada di negara mana pun atau pelosok mana pun, insan Tzu Chi dapat terjun ke dalam masyarakat luas dengan citra bersih dari murid Buddha, membangkitkan cinta kasih tanpa pamrih dalam diri semua orang dan membawa orang-orang melangkah ke arah yang tepat, agar jalan Bodhisatwa yang ditapaki dapat semakin lebar, semakin luas dan semakin jauh.

Menyerap dhamma ke dalam batin dan menerimanya dengan suka cita, menjalin jodoh baik secara luas demi menyadarkan semua makhluk

“Catur-samgraha-vastu” (Empat metode dalam memeluk semua makhluk) yang terdiri atas dana (berdana), priyavacana (berkata baik), arthakriya (berbuat baik), serta samanarthata (dapat bekerja sama dengan baik) merupakan metode yang tidak boleh tidak ada bagi Bodhisatwa dalam upaya menyadarkan semua makhluk.
 
“Dana”: selain “amisa dana” (berdana berupa materi) yang berwujud, kita juga harus menanamkan benih kebajikan dengan “dhamma dana” (berdana berupa dhamma atau ajaran) dan “abhaya dana” (berdana dengan memberikan rasa aman), membasahi lahan batin para penerima bantuan dengan air dhamma, membuat mereka menjadi tegar tanpa rasa takut dan mampu melangkah maju dengan langkah yang mantap.

“Priyavacana”: kita harus mempergunakan “kekuatan lembut” dan di mulai dari ucapan, mempergunakan tutur kata baik dan lembut untuk menghibur, memberi dorongan semangat dan bimbingan sesuai kemampuan batin setiap orang; jika di antara sesama dapat berkomunikasi dengan kata-kata baik, tentu akan dapat “saling mewariskan kata-kata baik”.

“Arthakriya”: kita harus menjaga tindakan diri sendiri, agar setiap langkah yang ditapaki atau setiap hal yang diperbuat dapat memberi manfaat bagi dunia ini. Selain berbuat baik, lebih penting lagi adalah “bertindak secara nyata”, harus membangun keteladanan bagi dunia ini, dengan memberikan bimbingan tanpa kata berupa keteladanan diri sendiri.

“Samanarthata”: ketika melangkah ke dalam masyarakat ramai, kita harus mempergunakan kewelas asihan dan kebijaksanaan, memberikan bimbingan dengan sabar dan secara sistimatis, saling memberi perhatian, serta mengajak masyarakat luas untuk sama-sama berbuat baik dan merasakan manfaat dhamma.

Dhamma harus diserapkan ke dalam batin dan diterima dengan suka cita, baru kita dapat menjalin jodoh baik secara luas di dalam masyarakat luas sesuai dengan tingkat pemahaman orang-orang, sehingga orang-orang dapat menaruh hormat dan mencintai kita; saya berharap setiap orang dapat menjaga aktifitas tubuh, ucapan dan pikiran dengan baik, agar orang-orang dapat tergugah untuk ikut berpartisipasi, sehingga terbentuk barisan Bodhisatwa yang panjang, sama-sama menunaikan perbuatan baik di dunia ini.

Dikutip dari Majalah Bulanan Tzu Chi edisi 543
 
四攝法行正道 人間菩薩大招生
 
頻婆沙羅王非常景仰佛陀,一日,他至誠懇切地來到佛陀面前,請佛帶領弟子入王宮,接受他的終身供養。佛陀聞言默然。

頻婆沙羅王見狀,退而請求供養十二年,但佛陀仍未答應;他再提出請求:「讓我虔誠供養十二個月吧!」佛陀依舊沒有回應。頻婆沙羅王不願放棄機會,再度懇求:「至少請您讓我供養三個月吧!」這時,佛陀終於微笑點頭:「好吧!就圓滿你的心願,讓你供佛及僧三個月。」

為何佛陀不願接受頻婆沙羅王的提議,帶領僧團弟子接受一輩子、十二年或是十二個月的供養?因為假使只接受一人供養,出家眾無須托缽化緣,就無法接觸人群,眾生也沒有機會供僧聞法,佛法如何普遍開展?

回到現代,這也是慈濟「人間菩薩招生」的精神。我希望,不論在哪一個國度、任何一個角落,慈濟人都能以佛弟子的清淨形象,走入人群,啟發眾生無私之愛,帶領人人行往正確的方向,讓菩薩道愈走愈寬、愈廣、愈遠。

法入心喜受用 廣結善緣度眾生

「四攝法」布施、愛語、利行、同事,是菩薩度眾不能缺少的方法。

「布施」:除了有形的「財施」,還要以「法施」和「無畏施」,播下善種,引法水滋潤受助者心田,讓人堅定無畏,安穩前行。

「愛語」:要運用「軟實力」,從說話開始,隨順對方根機,用善而柔的語言去安慰、勉勵、教育;彼此好話相對,就能「愛語相受」。

「利行」:要愛惜自己的身行,所走的每一步、所做的每一件事,都是有利人間。利行更需「力行」,要為人間立典範,做「不言之教」。

「同事」:行入人群,要提起慈悲智慧,循循善誘、相互關懷,接引大眾同做好事,同霑法益。

法要入心、歡喜受用,才能在人群中觀機逗教,廣結善緣,使人敬而愛之;期待人人照顧好身、口、意,讓人感動相隨,號召浩蕩長的菩薩隊伍,共同成就人間好事。

本文摘自《慈濟月刊》543

Tidak ada komentar:

Posting Komentar