Ada
orang bertanya kepada Master Cheng Yen:
Mengapa
lautan penderitaan senantiasa hadir dalam kehidupan manusia awam?
Master menjawab:
Pada manusia
awam sejak masa tiada awal, “sebersit pikiran bodoh
dalam batin melahirkan tiga kehalusan”, debu halus terus terakumulasi dan
akhirnya tertimbun menjadi padang pasir; lapis demi lapis kerisauan tertumpuk
di dalam batin, membuat sifat hakiki yang semula jernih bagaikan cermin menjadi
tertutup oleh debu, tidak jelas lagi akan makna sesungguhnya daripada segala
sesuatu di alam ini, juga tidak dapat lagi menerangi jalan kehidupan dengan
jelas.
Dharma bagaikan air yang dapat membasahi semua makhluk. “Benih, buah karma dan jalinan jodoh buruk harus dipahami dengan sejelas-jelasnya, hukum karma tidak pernah dapat dihindari, bagaimana tidak bertobat setelah menciptakan karma” adalah mengingatkan semua orang agar senantiasa bersungguh hati dalam keseharian, melakukan refleksi diri dan bertobat. Air Dharma dapat membersihkan debu dalam lahan batin, namun tetap harus bertobat dan refleksi diri barulah dapat menyerapkan Dharma ke dalam batin, membersihkan debu, membuat cermin batin menjadi terang bersinar dan mengkilap, kembali pada sifat hakiki yang cemerlang, sehingga mampu melihat makna sesungguhnya dari “berawal dan sirna sesuai jalinan jodoh”.
Setiap orang memiliki sifat hakiki yang jernih setara dengan Buddha, bagi murid Buddha selalu “dalam hati ada Buddha dan dalam tindakan ada Dharma”. Akan tetapi, seberapa lamakah Buddha dapat “menetap” dalam hati kita? Seberapa lama pula Dharma dapat “menetap” dalam tindakan kita? Jika satu niat pikiran saja tidak terjaga dengan baik, begitu membalikkan badan dan bersinggungan dengan orang, bukan saja tidak mengucapkan permintaan maaf, malah menyalahkan orang kenapa yang bersangkutan berdiri di sana, jadi begitu membalikkan badan sudah pun menjalin jodoh tridak baik dengan orang.
Banyak orang tahu akan “ketidak kekalan”, juga sering menempelkannya di bibir; namun mereka tidak mampu memahami kalau sebetulnya ketidak kekalan adalah “berawal dan sirna sesuai jalinan jodoh”, berkumpul ketika jodoh datang dan berpisah sesudah jodoh berakhir. Orang yang benar-benar mengerti akan ketidak kekalan, tentu akan mampu mencengkam kesempatan untuk menjalin jodoh baik dengan orang; ketika timbul niat pikiran, dapat menjaganya dengan baik, paham dengan sejelas-jelasnya tanpa pernah lengah sedikit pun.
Bagi manusia awam, “bertekad mudah, namun sulit untuk mempertahankannya”, menginisiasi sifat hakiki tidaklah sulit, namun jika ingin mempertahankan sifat hakiki yang jernih dalam batin selama-lamanya, agar Dharma tetap terwujud dalam tindakan, itu betul-betul tidak mudah; sifat hakiki yang jernih mudah tergantikan oleh tabiat buruk, maka “lautan penderitaan senantiasa hadir”.
※ Dikutip dari Majalah Bulanan Tzu Chi edisi 533
都是習氣惹的禍
上人開示:凡夫從無始以來,「一念無明生三細」細小塵埃不斷累積,終能囤積成沙漠;層層疊疊的煩惱囤積在心地,會使圓明如鏡的清淨本性蒙塵,不明天地真諦,也照不清人生道路。
法譬如水,可以潤蒼生。「惡因惡報惡緣,必須纖毫明鑑,因果歷歷不爽,造業豈能不懺」,是提醒大家,日常生活時刻都要用心,反省懺悔。法水可以洗滌心地塵埃,但要懺悔、反省,才能引法入心、滌淨塵埃,讓心靈明鏡發光、發亮,恢復亮麗本性,照見「緣起緣滅」的無常真諦。
人人都有與佛同等的清淨本性,佛弟子「心中要有佛,行中要有法」。然而,佛在我們內心「住」多久?法在我們行動中「住」多久?一念心沒有照顧好,一轉身、與人一個碰撞,沒有跟人說對不起,反而責怪他為什麼站在那裏;轉身之間,就與人結下惡緣。
許多人知「無常」,也常掛在口頭上;卻不能體悟無常其實就是「緣起緣滅」有緣則聚,緣盡則散。真知無常者,能把握好因緣,結好人緣;在起心動念間,照顧好一念心,纖毫明鑑,一念間都不放鬆。
凡夫「發心容易,恆心難」,啟發本性不困難,但要讓清淨的本性常住心中、讓法維持在行中,卻不容易;清淨的本性很容易被習氣取代,所以「苦海常現」。
※本文摘自《慈濟月刊》533期.無盡藏
Tidak ada komentar:
Posting Komentar