Chen Zhi-guang dari Surat Kabar “Commercial Times” Taiwan bertanya kepada Master Cheng Yen, disebabkan tahun depan diperkirakan kondisi ekonomi akan memburuk, maka banyak perusahaan atau warga biasa yang merasa khawatir, bagaimana pandangan Master terhadap hal ini?
Master menyatakan bahwa dia bukan ahli ekonomi, namun menurutnya Taiwan sangat kaya, asal setiap orang mau patuh pada hukum dan berprilaku baik, dengan hati tahu puas dan jangan terlalu boros, maka bukan saja tidak usah mengkhawatirkan kehidupan keluarga sendiri, malah masih ada kemampuan berlebih untuk menolong orang lain.
Batin suci dan tahu berpuas hati akan mendatangkan keberkahan
“Saya menghimbau insan Tzu Chi agar ‘makan dengan 80% kenyang dan 20 % sisanya untuk membantu orang miskin dan kelaparan’. Asal kita mau mengurangi makan di luar dan masak sendiri di rumah, serta mengendalikan kuantitas bahan makanan dan mengurangi sampah dapur, maka kita akan dapat menghemat biaya makan yang lumayan jumlahnya dan dapat membantu banyak orang.” Master menekankan kalau orang yang tahu berpuas hati adalah paling kaya. Di depo pelestarian lingkungan Tzu Chi sering dijumpai barang hasil pengumpulan, setelah ditata oleh relawan ternyata dapat kembali menjadi barang berguna, makanya dengan hidup hemat dan sederhana, serta mengurangi belanja konsumtif, relatif kita akan dapat mengurangi konsumsi sumber daya alam dan mengatasi masalah masyarakat yang disebabkan oleh konsumsi berlebihan.
Ketika berbicara tentang pelestarian lingkungan, Li Guo-zheng yang turut hadir menyatakan kalau dirinya sangat pesimis terhadap masa depan dari lingkungan dunia. Master memberi dorongan semangat: “Nafsu keinginan manusia sangat mendalam, maka mensucikan batin manusia adalah cara melestarikan lingkungan yang paling tuntas; dengan mengurangi nafsu keinginan dan tahu berpuas hati, akan dapat merubah kebiasaan hidup, dengan sendirinya lingkungan tidak perlu dirusak lagi oleh eksploitasi tanpa batas.”
Master mengungkit kalau dulu pernah mendengar sharing dari seseorang, orang itu pergi ke Srilanka untuk melakukan penambangan batu berharga, walau lokasi penambangannya sangat luas, namun hasil penambangannya hanya sedikit saja, jika dipandang dari sudut ekonomi mau pun lingkungan, sungguh keuntungannya tidak dapat menutup kerugiannya. “Demi ekonomi, semua orang mencari ‘keuntungan’, namun ‘bahaya’ bencana mengikutinya. Jika orang yang berkeinginan untuk merubahnya saja sudah pesimis, maka dunia ini sudah tiada harapan lagi di masa mendatang.” Master menyampaikan, keberhasilan Taiwan dalam bidang daur ulang sampah telah menduduki peringkat atas di dunia. Tahun ini, ketika Tzu Chi menggalakkan pementasan Sutra “Dharma bagaikan air”, juga sekaligus menggalakkan pola makan vegetarian di komunitas-komunitas, membuat banyak orang berhasil merubah kebiasaan hidup bermewah-mewahan dan penuh pemborosan.
“Asal batin manusia dibersihkan dengan Dharma, sadar dan bebas dari nafsu keserakahan, tentu akan tahu kalau pola hidup hemat akan menguntungkan diri sendiri dan orang lain. Walau pun lingkungan besar masih gelap gulita, namun asal ada sebuah pelita kecil, itu sudah cukup untuk menyalakan harapan terang bagi dunia.”
Jangan saling membandingkan dan harus jelas akan kebenaran sejati
Ada seorang wanita yang sharing kalau dulu dirinya pernah salah paham terhadap Tzu Chi, juga pernah menulis hal sangat negatif tentang Tzu Chi dalam penerbitan; namun sesudah kali ini hadir dalam Acara Pemberkatan Akhir Tahun Tzu Chi, dia merasa sangat terharu dan berikrar akan menjadi relawan, serta akan mengunakan media massa untuk “melaporkan kebenaran dan membimbing ke arah benar”.
Master mengatakan: “Setiap kali membaca berita miring terhadap Tzu Chi, saya hanya dapat memberi dorongan semangat pada diri sendiri kalau sedang ‘beraktifitas tanpa beban di dunia ini’ --- saya tidak mau terlibat dalam perselisihan antar manusia, namun harus sungguh-sungguh berbuat kebajikan dan sungguh-sungguh mencari kebenaran sejati.”
Terhadap perbincangan benar salah di luar bisa saja dianggap sepi dengan senyum saja, namun Master menyampaikan: “‘Dalam era besar ini perlu membedakan benar dan salah’ --- kita harus menuntut diri sendiri agar dapat membedakan benar dan salah, serta mengenal jelas akan kebenaran sejati; jika tidak, kalau pola pikir dan prilaku ada sedikit menyimpang, itu mungkin akan menimbulkan kekacauan di dalam masyarakat.”
“Selanjutnya, ‘dalam bencana besar perlu memupuk kewelas asihan terluhur’ --- ketika menyaksikan penderitaan di dunia ini, mestinya tahu kalau sangat beruntung dapat hidup di Taiwan, kita harus menghargainya dan senantiasa memberkati diri sendiri; jika kita tidak mau memberkati Taiwan, malah memutar balikkan fakta, membuat semua orang merasa cemas dan risau tanpa ketenangan, sehingga tidak dapat saling mengasihi dan saling bantu, maka Taiwan akan menjadi bagaikan sebuah perahu kesepian di samudera luas, mudah sekali untuk terbalik.”
“Kemudian, ‘dalam ketidak tahuan besar perlu kebijaksanaan terluhur’ --- dalam kegelapan perlu ada orang yang membawa pelita untuk menerangi jalan, media massa memiliki kesempatan terbesar untuk menerangi jalan bagi masyarakat luas. Jika ingin menyelamatkan dunia ini, media massa harus dapat “melaporkan kebenaran dan membimbing ke arah benar”, baru masyarakat dapat lebih aman dan selamat.”
Master mengeluhkan bahwa orang jaman sekarang hanya memiliki pengetahuan tinggi, namun tidak mampu meningkatkan kebijaksanaan diri, sehingga saling berseteru dan tidak mampu bersumbangsih cinta kasih universal dengan tanpa membeda-bedakan; Master mengharapkan agar semua orang dapat merubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan. “Mungkin dahulu pernah membuat berita yang menghasut orang dan menyebabkan kekacauan, maka ‘dalam kekacauan besar perlu pertobatan besar’ --- harus bertobat dengan tulus hati, mulai sekarang bersumbangsih dengan cinta kasih dan menjaganya dengan kebijaksanaan, sungguh-sungguh beraktifitas di alam manusia dengan perasaan bebas dari kerisauan.”
【Kata Perenungan Master Cheng Yen】
Dengan membangkitkan hati cinta kasih dan niat kebajikan, tentu akan bisa menanam benih “kekayaan” untuk masa kehidupan mendatang.
Ceramah Master Cheng Yen pada tanggal 20 - 22 Desember 2011
※ Dikutip dari Majalah Bulanan Tzu Chi edisi 542
經濟惡化對治有方
上人表示,自己並非經濟學家,不過據自己看來,臺灣很有福,只要人人安分守己,心能知足,不要太浪費,不只自家生活無虞,還有餘力能助人。
心靈淨化 知足有福
「我呼籲慈濟人『吃八分飽,兩分助飢貧』。只要減少外食、在家開伙,控制食物量、減少廚餘,就能節省一筆可觀的伙食費,幫助很多人。」上人強調,心能知足最富 有。在慈濟環保站常見回收物品,經志工整理就能發揮功用,所以儉樸節約、減少消費,相對地也能減少資源耗用以及過度消費衍生的社會問題。
談及環保,座中李國政先生表示,自己對於全球環境生態的未來持悲觀態度。上人勉勵:「人心欲望深重,所以心靈淨化是最徹底的環保;少欲知足,就能改變生活習慣,自然環境就不再受無盡的開發、破壞。」
上 人提及,曾聽聞一位先生分享,他到斯里蘭卡挖寶石礦,鑿山挖礦的範圍很大,但所挖到的礦石只有一點點,從經濟效益與環境角度來看,皆是得不償失。「為了經 濟,人人向『利』看齊,災『害』隨之而來。如果有心改變的人再持悲觀消極態度,世界將來就沒有希望了。」上人表示,臺灣的資源回收成果在世界名列前茅,今 年慈濟推動「法譬如水」經藏演繹,也在社區帶動素食,讓許多人改變奢侈浪費的習慣。
「只要人心得法洗滌,能起覺悟、洗淨貪欲,就懂得儉約生活才是利人利己。雖然大範圍都是黑暗無明,只要有一盞小小燈火,就能為人間燃起光明的希望!」
人我勿較 真理要明
一位女士分享,過去對慈濟有誤解,刊物也曾寫了非常負面的新聞;這次前來參與歲末祝福深受感動,她發願要做志工,且運用媒體力量「報真導正」。
上人嘆道:「每次看到誤解慈濟的報導,只能自勉『遊戲人間』——不計較人我是非,但是要很認真做好事、認真追求真理。」
對於外在的是非言論可以一笑置之,但上人表示:「『大時代需明大是非』——要自我要求明辨是非、認清真理;否則個人思想行為稍有偏差,可能引發社會動亂。」
「其次,『大劫難需養大慈悲』——看到天下災難,應知臺灣很有福,要珍惜且時時自我祝福;假如不祝福臺灣,反而搬弄是非、使人焦躁浮動,無法互愛互助,臺灣就如大海中的一葉孤舟,極易遭遇覆舟之禍!」
「再者,『大無明需要大智慧』——黑暗之中,亟需提燈照路人,而媒體最有機會為大眾提燈照路。要救世,媒體就要『報真導正』,社會才能更平安。」
上人感嘆現代人徒有高知識,智慧卻沒有提升,才會彼此對立,無法平等付出大愛;期待人人轉知識成為智慧。「或許過去曾做了煽動人心的報導,造成動亂,然『大動亂需要大懺悔』——要誠心懺悔,從現在開始用愛付出、用智慧關照,認真遊戲人間。」
【靜思小語】啟動愛心善念,就能為未來種下「富有」的因。
證嚴上人開示於2011年12月20~22日
※本文引用自2012.01.25《慈濟月刊》第542期衲履足跡
Tidak ada komentar:
Posting Komentar