Selasa, 28 Februari 2012

Memuji kebajikan

Ada seorang pintar yang sedang melakukan perjalanan bersama seorang temannya. Ketika mereka melewati sebuah lembah gunung, akibat kurang berhati-hati orang pintar ini tergelincir dan sepertinya nyawanya akan segera melayang di dasar lembah, namun beruntung temannya sempat menariknya dengan sekuat tenaga. Setelah terselamatkan, dia bersikeras untuk mengukirkan peristiwa ini di atas batu. Temannya bertanya: “Apakah perlu melakukan hal ini?” Orang pintar menjawab: “Tentu saja.” Maka dia mengukirkan di atas batu sebagai berikut: Pada tanggal XX bulan XX tahun XX, ketika sedang melewati lembah gunung XX, teman telah menyelamatkan nyawaku. Setelah selesai mengukirnya, mereka lalu melanjutkan perjalanan.

Pada suatu hari mereka tiba di pantai lautan, disebabkan sesuatu hal terjadi pertengkaran di antara keduanya, dalam kemarahannya temannya ini menempeleng muka orang pintar. Sambil meraba mukanya yang terasa panas, orang pintar berkata: “Saya pasti harus mencatat peristiwa ini!” Dia lalu mencari sebatang kayu dan menulis di atas pantai pasir yang airnya baru surut: Pada tanggal XX bulan XX tahun XX, temanku XX telah menempelengku.

Temannya bertanya dengan heran: “Kenapa anda tidak mengukirkannya di atas batu?” Orang pintar menjawab sambil tersenyum: “Hal yang saya beritahukan kepada batu adalah peristiwa yang saya takutkan akan terlupakan, jadi saya ingin batu ikut mengingatnya; sedangkan hal yang saya beritahukan kepada pantai pasir adalah peristiwa yang saya takutkan tidak akan terlupakan, jadi saya ingin pantai pasir ikut melupakannya.” Perkataan ini membuat temannya merasa sangat malu dan menyesal.

Orang bijak tahu memperlakukan orang dengan baik. Marilah kita menyerahkan semua hal-hal yang tidak pantas dikenang kepada pantai pasir saja, biarlah air laut menggulung pergi hal-hal tidak menggembirakan, sehingga yang datang kemudian adalah jiwa raga yang penuh pengertian dan bebas dari kerisauan, serta wajah penuh keceriaan, sepatah kata pujian akan dapat menimbulkan perasaan suka cita di hati orang.
 
揚人善事
 
一位智者和朋友結伴旅行。在行經山谷時智者一不留神滑跌了,眼看他快要葬身谷底,朋友盡全力拉住他,智者得救後,執意要在石頭上刻下這件事情。朋友問: 「真的有必要這樣做嗎?」智者說:當然。於是他在石頭上刻下了:某年某月某日,經過某山谷時,朋友某某救我一命,刻完後他們繼續未竟的旅程。

有一天在海邊,兩人因為一件事情爭吵起來,朋友一怒之下,給了智者一記耳光。智者捂著發燒的臉說:我一定要記下這件事情!於是找來一根棍子,在退潮後的沙灘上寫下了:某年某月某日,朋友某某打了我一耳光。

朋友不解地問他:「你為什麼不刻在石頭上呢?」智者笑了,說:「我告訴石頭的,都是我唯恐忘了的事情,我要讓石頭替我記住;而我告訴沙灘的事情都是我唯恐忘不了的事情,我要讓沙灘替我忘了。」朋友慚愧。

有智慧的人懂得善待別人。讓我們將不值得記得的事情統統交給沙灘吧,讓海水捲走那些不愉快,隨之而來是明白自在的身心和喜悅的笑臉,一句讚美人的好話,可以使人心生歡喜。

Tidak ada komentar:

Posting Komentar