Banyak orang yang ketika berada kondisi sulit atau batin kehilangan arah, selalu saja meminta pertolongan dewa atau menanya pada peramal; ketika berbincang-bincang dengan insan Tzu Chi Changhua pagi ini, Master menyatakan kalau tindakan tersebut hanya akan membuat kehidupan semakin keruh. “Dalam memuja Buddha terpenting adalah memuja Buddha dalam batin dengan sikap mawas diri dan hati tulus, melaksanakan ajaran Buddha dengan keyakinan yang benar, sehingga kita akan dapat menghadapi lika liku kehidupan dengan sudut pandang hukum karma.”
Master menyampaikan bahwa berbuat baik atau jahat hanya tergantung pada satu niat pikiran saja, sebuah niat baik dapat menunjang pencapaian keBuddhaan dan satu niat jahat dapat menjadikan Iblis; batin manusia awam senantiasa berubah mengikuti kondisi luar, timbul niat pikiran dan terus berbuat, sehingga terus mereproduksi kerisauan dan mengakumulasi tabiat buruk.
“Kesulitan dalam pembinaan diri bukan terletak pada dalamnya ajaran Buddha yang sulit dimengerti, melainkan pada apakah setelah kita memahami prinsip kebenaran, kita dapat melakukan refleksi diri dan senantiasa berusaha menghapus tabiat buruk, agar batin dapat kembali ke dalam kondisi terang dan jernih.”
Menghapus tabiat buruk dan memperbaiki kondisi batin
Jika ingin menghapus kegelapan batin sungguh bukan hal yang mudah, Master mengumpamakan bagai seorang tukang sapu, tak peduli seberapa kotornya lingkungan, asal tetap dibersihkan dengan sapu, pada akhirnya tentu akan kembali bersih.
“Ketika menyapu lantai, kita juga harus menyapu lahan batin; jika tidak menyapu lahan batin, sama saja dengan kerja menyapu yang percuma.” Kondisi luar berubah dengan cepat, maka Master memberi nasehat agar semua orang harus memanfaatkan secara optimal kehidupan yang berbatas ini untuk giat menghilangkan tabiat buruk, berbuat kebajikan demi menciptakan keberkahan dan memperbaiki kondisi batin kita.
“Insan Tzu Chi sangat banyak sekali, saya tidak dapat mengenal setiap orangnya, hanya tahu kalau ada orang yang mengenakan seragam, itu adalah anggota barisan Tzu Cheng dan komite; dalam hati saya, semua orang adalah setara, tidak kurang satu orang pun. Kalian telah memasuki kehidupan saya, hanya dengan menyerap air Dharma untuk membersihkan noda batin dan pada saat bersamaan juga terjun berpartisipasi, baru kalian bisa menyerap intisari Dharma dan terus menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kalian.”
Master menyerukan kepada semua orang agar bersyukur karena cuaca Taiwan bersahabat dan sedikit bencana selama setahun lalu. “Jika dalam batin ada rasa syukur, maka batin akan terasa lapang dan suka cita; jika batin semakin bajik dan lapang, jiwa kebijaksanaan dan jalan pencerahan akan ikut tumbuh bersamanya.”
Vihara adalah aula pendidikan untuk membabarkan Dharma, agar setiap orang yang datang ke lahan pelatihan ini mendapatkan arah kehidupan yang benar. Namun Master menekankan, jika tidak mau giat membina diri di lahan pelatihan, juga tidak akan mampu untuk “tamat”. “Bukan dengan memuja Buddha dan memberi persembahan pada Buddha, maka kita akan mendapatkan perlindungan, aman dan bebas dari bencana; kita harus menghapus kegelapan dan noda batin, serta tidak lagi menciptakan karma buruk, baru merupakan keyakinan yang benar.”
Master mengajarkan, dalam belajar pada keteladanan Buddha dan belajar ajaran Buddha, kita harus memahami prinsip kebenarannya, serta diri sendiri harus melatih jasmani dan rohani kita. Jika kita dapat membina tabiat dengan baik dan dapat berhubungan secara harmonis dengan orang, baru kita dapat mengajak orang-orang untuk sama-sama belajar, kembali pada sifat hakiki yang semula bajik dan bersumbangsih demi umat manusia di bumi ini. “Jika setiap orang dapat membersihkan noda batin, menghilangkan tabiat buruk, mengerti akan prinsip kebenaran dan menunaikan kewajiban diri, baru kita mampu menjauhkan dunia dari bencana.”
〔Kata Perenungan〕
Jika kita mau menaruh perhatian ke dalam lahan batin sendiri, dengan senantiasa melakukan refleksi diri dan menghapus ketidak tahuan, maka kita akan dapat menumbuhkan batin menuju pencerahan dan jiwa kebijaksanaan kita.
Ceramah Master Cheng Yen pada 2 - 4 Januari 2012
※ Dikutip dari Majalah Bulanan Tzu Chi edisi 543
禮拜心中的那尊佛
上人表示,行善、造惡皆在一念心,一念可以成佛、一念也可以成魔;凡夫心隨境轉,起念造作、不斷複製煩惱,累積習氣。
「修行之難,不在於佛法深奧難解;而是理解道理之後,要能自我反省,時時掃除不良習氣,讓心靈回歸自然澄明。」
掃除習氣 改善心境
要消除內心無明煩惱,實不簡單;上人比喻,就像從事清潔工作,任憑環境如何髒亂,只要拿起掃帚不斷清掃,終能回歸清淨。
「掃地,掃心地;不掃心地,空掃地。」外在境界快速變化,上人致勉,要把握有限生命,努力修除習氣,行善造福,改善心靈境界。
「慈濟人眾多,師父不一定認得每一位,只知道身穿制服者就是委員、慈誠;在我心中人人平等,也少不了每一位。你們已經走入師父的生命,唯有吸收法水、洗滌心靈污垢,同時親自投入去做,才能汲取法髓、持續增長慧命。」
上人勉眾感恩過去一年臺灣風調雨順、少有災禍。「心存感恩,心境就能開闊而歡喜;心靈愈益寬廣,慧命道業也能隨而增長。」
寺院是傳法的教育殿堂,讓大家親近道場而能得正確的人生方向。但上人強調,若在道場中不肯用功,也無法「畢業」。「並非拜佛、供養,就能得佛庇佑、平安無災;必須撥除心靈的無明污垢,不再造惡業,才是正確信仰。」
上人教眾,學佛、學法,要懂得道理,自我修身、修心。自己的脾氣修得好,與人和睦相處,才能引導大家共同學習、回歸善良本性,為大地人間付出。「人人滌心垢、除習氣,懂道理、守本分,才能消弭天下災難。」
〔靜思小語〕向自我心地下功夫,時時反省、掃除無明,增進道心慧命。
證嚴上人開示於2012年1月2日~4日《農十二月‧初九至十一》
※本文摘自:慈濟月刊543期《證嚴上人.衲履足跡》