KOMPAS.com - Pepatah Jerman mengatakan, "Tambah satu anak, maka setelah itu berat badan ibu bertambah 3 kg." Pepatah ini ternyata ada benarnya. Penelitian membuktikan rata-rata perempuan akan mengalami kenaikan berat badan (BB) sekitar 6,3 kg dalam rentang 8,5 tahun setelah punya anak. Begitu juga ibu yang saat hamil BB-nya kurang dari ideal, ternyata 8,5 tahun kemudian masih menyisakan kelebihan BB rata-rata 4,1 kg.
Jadi kalau tidak waspada dan peduli dengan BB pada masa prahamil dan semasa kehamilan, perempuan bisa mengalami obesitas. Padahal obesitas yang telah menkadi epidemi di seluruh dunia ini biasanya diikuti pula dengan penyakit diabetes.
Berat badan ideal sangat bergantung pada tinggi badan seseorang. Salah satu parameter yang digunakan adalah Body Mass Index (BMI) atau indeks massa tubuh. BMI dihitung berdasarkan berat badan dalam satuan kilogram yang dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. BMI membuat pengategorian sebagai berikut:
Kurus: berat < 18,5
Normal: berat = 18,5 - 24,9
Overweight: berat = 25 - 29,9
Obesitas: 30 atau lebih besar
Contoh: BMI ibu 50 kg dengan tinggi badan 1,65 meter adalah 50/1,65 (2 kwadrat) = 18,4 kg/m2. Mengacu pada pengategorian di atas, maka berat badannya tergolong kurus.
Calon ibu yang memiliki berat badan kurang (kurus), umumnya lebih sering mengalami anemia pada masa kehamilannya, serta berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir bayi rendah (BBLR). Sedangkan diabetes kehamilan, preeklamsia, dan perdarahan setelah persalinan lebih jarang dijumpai pada ibu dengan berat badan rendah. Risiko hipertensi kronik, diabetes kehamilan, atau preeklamsia lebih banyak mengintai ibu yang sebelum hamil sudah memiliki kelebihan berat badan. Kemungkinan lainnya, bayi-bayi dari ibu gemuk/obesitas berpotensi memiliki BB lahir lebih dari 4 kg sehingga mempunyai risiko jangka panjang untuk menderita diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi, serta lemak darah yang tinggi.Dampak buruk lainnya adalah terjadinya kegagalan persalinan normal, cacat bawaan, dan kematian janin dalam kandungan pada usia kehamilan lanjut.
Pada ibu hamil yang gemuk/obesitas umumnya agak sulit dilakukan pemeriksaan ultrasonografis (USG) dan pengawasan detak jantung janin. Hal itu disebabkan oleh lapisan lemak pada dinding perut yang tebal. Akibatnya, pengawasan selama kehamilan dan proses persalinan tidak bisa dilakukan secara optimal.
Berat badan ideal selama hamil
Kenaikan berat badan yang ideal selama hamil adalah 11,5 hingga 16 kg bagi wanita dengan BMI normal sebelum hamil. Pada wanita gemuk, kenaikan berat badan yang dianjurkan berkisar 5 - 9 kg. Sedangkan untuk yang kurus disarankan berkisar 12,5 - 18 kg. Anjuran kenaikan berat badan untuk ibu dengan kehamilan kembar dua berbeda dengan kehamilan tunggal. Ini sesuai rekomendasi kenaikan berat badan untuk ibu dengan kehamilan tunggal dan kembar dua, berdasarkan BMI sebelum hamil dari Institute of Medicine (2009), USA seperti yang tercantum berikut ini:
Rekomendasi kenaikan BB
BMI Kehamilan tunggal Kehamilan kembar dua
Rendah: < 19,8 12,5 - 18 Tidak ada pedoman kenaikan BB
Normal: 19,8 - 26 11,5 - 16 17 - 24,5
Tinggi: 26 - 29 7 - 11,5 14 - 22,5
Obesitas: > 29 5 - 9 11,5 - 19
Menjaga BB ideal sebelum hamil
Untuk menjaga berat badan agar tetap ideal pada masa prahamil, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan.
Pertama, tingkatkan konsumsi makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan beras yang masih ada kulit arinya. Bahan makanan yang berserat tinggi akan memperlama proses pencernaan dan memberikan rasa kenyang yang juga lama.
Kedua, perhatikan jadwal makan. Sarapan dengan porsi yang mencukupi sangat penting dilakukan, sedangkan porsi makan malam boleh dikurangi. Seperti pepatah Jerman, "Sarapan seperti seorang raja, makan siang seperti seorang menteri, dan makan malam seperti seorang pengemis." Kesalahan yang sering dilakukan adalah tidak sarapan dan makan malam dalam jumlah banyak atau makan terlalu malam.
Ketiga, lakukan olahraga secara teratur. Olahraga bermanfaat untuk meningkatkan laju metabolisme dalam tubuh dan membakar kalori yang berlebihan.
Keempat, perhatikan waktu tidur malam. Orang yang tidur terlalu larut malam cenderung mengonsumsi makanan tambahan seperti snack karena didera rasa lapar.
Narasumber: Dr Med dr Calvin Tjong, SpOG, dari RS Puri Indah, Jakarta Barat, dan RSIA Family, Jakarta Utara
(Tabloid Nakita/Utami Sri Rahayu)