Senin, 26 Maret 2012

Pandangan Mata Seorang Ibu

Setelah menjadi seorang ibu, saya sangat suka melihat anakku tidur. Punggungnya halus mengkilap bagaikan ikan belut, lengannya legam dan sehat, kakinya penuh dan tegap, dahinya sangat menarik tak terlukiskan. Ketika memandangnya, saya sering merasakan kalau dengan memandang demikian saja, setiap wanita seharusnya tidak boleh kehilangan kesempatan untuk menjadi seorang ibu.
 
Tiba-tiba saya teringat, pada saat usiaku masih kecil, diriku pasti juga tertidur lelap di bawah pandangan mata ibu. Namun dalam masa kecil penuh kebahagiaan itu, saya masih belum tahu apa-apa dan tidak pernah terbangun sekali pun di bawah pandangan mata ibu, jadi saya tidak ingat sama sekali. Saya mulai merasakan pandangan mata seperti ini ketika mulai tumbuh dewasa, tahun itu usiaku sekitar 13 atau 14 tahun, masa-masanya seorang anak perempuan mulai memiliki beban pikiran.
 
Suatu hari ketika saya sedang tidur siang dan belum lelap benar, saya mendengar suara ibu masuk ke dalam kamar, ibu meraba-raba sepertinya sedang mencari sesuatu, tidak seberapa lama kemudian, mendadak tidak terdengar ada suara lagi. Jelas-jelas ibu belum ke luar dari kamar. Suara napas kami saling bersahutan, bagaikan suara dedaunan berderu lembut, tanpa tertahankan saya mulai merasa gelisah dan tidak nyaman. Sejenak kemudian karena belum mendengar mendengar suara ibu, saya lalu membuka mata. Saya melihat ibu sedang berdiri di tempat berjarak satu langkah dari ranjangku sambil diam-diam memandang pada diriku.
 
“Ibu, ada apa?” Saya bertanya dengan sangat heran.
 
“Tidak apa-apa.” Ibu menjawab. Sepertinya sedikit tersentak dan segera berlalu.
 
Di kemudian hari, hal demikian sekali lagi terulang kembali. Saya lalu tidak sabaran dan bertanya: “Ibu, mengapa ibu selalu memandang padaku?” Ibu bagaikan telah berbuat salah dan tidak berkata sepatah kata pun.
 
Namun sesudah hari itu, dia tidak pernah lagi memandangku seperti itu, atau bisa dikatakan bahwa ibu tidak pernah membiarkan diriku mengetahui kalau dirinya ada datang memandangku seperti itu lagi. Sampai ketika saya memahami apa arti pandangannya itu, ibu telah pun telah pun meninggal dunia akibat sakit.
 
Tiada orang yang memandangku seperti itu lagi. Setahuku, ini adalah pandangan langit terhadap awan putih, ini adalah pandangan batu karang terhadap ombak lautan, ini adalah pandangan tepian sungai terhadap ikan-ikan kecil. Pandangan seperti ini hanya dimiliki oleh seorang ibu.
 
Di bawah pandangan mataku, anakku terlihat tertawa. Apakah pandangan mataku membawakan mimpi indah kepadanya? Saya tiba-tiba berpikir, jika saya kembali mendapatkan pandangan mata dari ibuku yang seperti ini, apa yang harus saya lakukan? Apakah saya akan tertawa manis untuk menghibur rasa lelahnya? Apakah menggunakan butiran air mata untuk menampakkan perasaan berterima kasihku? Atau tetap menjaga sikap tidurku yang polos demi memuaskan perasaannya yang ingin menikmati kondisi tidur anaknya?
 
Ada beberapa kesalahan yang tidak mungkin ada kesempatan untuk diperbaiki lagi dalam kehidupan ini. Saya tahu, perumpamaan di atas bagi diriku hanya merupakan impian saja. Akan tetapi, saya pikir masih banyak orang yang perlu diingatkan dengan mempergunakan perumpamaan ini. Jika anda beruntung masih memiliki ibu, jika ketika anda masih belum lelap dan mendadak ada pandangan penuh kehangatan dari ibu, maka jangan demikian berlaku bodoh seperti diriku dulu, pura-puralah tetap tidur dan jangan mengganggu ibu anda.
 
Anda akan tahu, kalau tindakan kecil ini bagi ibu anda akan merupakan sebuah kebahagiaan tiada terhingga.
 
母親的目光
 
做了母親之後,十分喜歡看著兒子睡覺。他泥鰍一樣光滑的背,黝黑健康的胳膊,飽滿茁壯的腿,眉宇間不可言說的可愛……看著看著,我常常覺得,單是為了這麼一看,女人就不能錯過做母親的機會。
 
忽然又想,自己這麼小的時候,一定也是這麼在母親的目光裡熟睡的吧?然而快樂的童年是懵懂的,在這種目光裡我一次也沒有醒過,所以也不曾記得。對這種目光開始有感受,是在漸漸長大之後,那一年我大約十三四歲,正是女孩子剛剛有心事的時節。
 
一 天,我正在裡間午睡,還沒睡穩,聽到母親走進來,摸摸索索的,似乎在找什麼東西,過了一會兒,忽然靜了。可她分明又沒有出去。我們兩個的呼吸聲交替著,如 樹葉的微嘆,我莫名地覺得緊張起來,十分不自在。等了一會兒,還沒有聽到她的聲響,便睜開眼。我看見,母親站在離床一步遠的地方,正默默地看著我。
 
「媽,怎麼了?」我很納悶。
 
「不怎麼。」她說。似乎有些慌亂地怔了怔,走開了。
 
後來,這種情形又重複了一次。我就有些不耐煩地說:「媽,你老是這麼看我幹嗎?」母親仿佛犯了錯似的,一句話也沒有說。
 
以後,她再也沒有這麼看過我,或者說,是她再也沒有讓我發現她這麼看著我了。而到我終於懂得她這種目光的時候,她已經病逝了。
 
再也不會有人這麼看著我了。我知道,這是天空對白雲的目光,這是礁石對海浪的目光,這是河床對小魚的目光。這種目光,只屬於母親。
 
孩子在我的目光裡,笑出聲來。我的目光給他帶來美夢了嗎?我忽然想,如果能夠再次擁有母親的這種目光,我該怎麼做?是用笑的甜美來撫慰她的疲憊和勞累?是用淚的晶瑩來詮釋自己的呼應和感懷?還是始終維持著單純的睡顏,去成全她欣賞孩子和享受孩子的心情?
 
有些錯誤,生活從來都不再賜予改過的機會。我知道,這種假設對我而言,只是想象的盛宴而已。但是,我想,是不是還有一些人也許需要這種假設的提醒呢?如果, 你有幸擁有母親;如果,你淺眠時的雙瞼,偶然被母親溫暖的目光所包裹,那麼,千萬不要像我當年一樣無知和愚蠢。請你安然假寐,一定不要打擾母親。
 
你會知道,這種小小的成全,對你和母親而言,是一種深深的幸福。

Tujuan sesungguhnya dari pendirian lahan pelatihan Tzu Chi

Ketika berbincang dengan insan Tzu Chi Xiamen Tiongkok, Master Cheng Yen menekankan bahwa tujuan insan Tzu Chi mendirikan lahan pelatihan di semua pelosok dunia, bukanlah demi membangunkan vihara bagi para Bhiksuni dari Griya Perenungan Hualien Taiwan, melainkan demi mempraktikkan ajaran Jingsi dan menjalankan mazhab Tzu Chi di setempat, agar semua orang bisa terlepas dari penderitaan, berbahagia jasmani dan batin.

Melindungi dunia dan membantu umat manusia

“Jika hanya ada lahan pelatihan, namun tidak ada orang, maka kita tidak akan bisa berbuat apa-apa; maka kita harus memiliki hati yang lapang dan terus merekrut relawan setempat. Kita yang berada di lahan pelatihan Tzu Chi, bukan untuk ‘melayani umat’ agar supaya mereka mau melindungi dan menunjang kebutuhan lahan pelatihan atau memberi persembahan kepada para Bhiksuni, melainkan harus ‘memimpin orang-orang’, mengajak semua orang agar melindungi dan menunjang kebutuhan dunia, serta membantu semua umat manusia.

Ketika Sang Buddha masih ada di dunia dan menghadapi Bhikkhu yang tidak mau mengikuti aturan, Sang Buddha tetap bertenggang rasa dengan hati welas asih dan terus membimbing mereka; jika memang benar-benar tidak bisa lagi dipandu kembali ke jalan yang benar, Sang Buddha juga hanya bisa menjatuhkan “brahmadanda”, artinya semua orang tidak menghiraukan dan berbicara dengannya. Master menasehati semua orang, masalah dengan orang yang tidak sepaham agar jangan terus disimpan dalam hati, sehingga memberi dampak pada batin pencerahan kita; insan Tzu Chi harus melatih “
ketulusan, kebenaran, keyakinan dan kejujuran” ke dalam diri sendiri dan mempraktekkan “empat sifat luhur” kepada orang lain, terus aktif terjun ke dalam khalayak ramai untuk bersumbangsih tanpa pamrih.

“Dalam lahan bisnis ada hubungan kepentingan, jadi selalu saling berhitungan untung rugi, sehingga interaksinya lebih realistis; sedangkan di lahan pelatihan adalah demi menumbuhkan jiwa kebijaksanaan diri sendiri, maka ketika ada ketidak sepahaman dengan orang, itu harus dihadapi dengan kondisi batin sedang membina diri.”

Ceramah Master Cheng Yen pada 13 Desember 2011
Dikutip dari Majalah Bulanan Tzu Chi edisi 542
 
建道場的真實義
 
與廈門慈濟人談話,上人強調,慈濟在世界各地建設道場,並非為了靜思精舍的出家眾建寺院,而是要將靜思法脈、慈濟宗門落實在各地,讓人人解脫苦難,身心安樂。

護持天下事 幫助天下人

「只有土地、有道場卻沒有人力,無法做事;所以要有寬大的心量,不斷帶動在地志工。來到慈濟道場,不是『應付信徒』,要他們來護持道場、供養出家眾;而是要『領導居士』,帶領大家護持天下事、幫助天下人。」

佛陀在世時面對不守規矩的比丘,仍教導大家以慈悲心包容、引導;若實在無法導引回正道,也只能「默擯」——不與之往來交談。上人以此勉眾,莫為不合群者耿耿於懷,而影響自我道心;慈濟人要內修誠正信實、外行慈悲喜捨,積極入人群且付出無所求。

「在商場上利益相關,常為利潤而計較,互動總是比較現實;在道場中是為了成長自己的慧命,與人意見相左時,要以修行之心待之。」


證嚴上人開示於20111213日《農十一月十九》
本文摘自:慈濟月刊542期《證嚴上人.衲履足跡
 

Orang tua yang banyak akal dan tidak mementingkan diri sendiri

Puluhan tahun lalu, pada sebuah desa kecil dekat tepi laut di Jepang terjadi sebuah kisah yang sangat mengharukan orang.
 
Pada bulan Juli suatu tahun, vihara di bawah gunung mengadakan sebuah upacara keagamaan dan semua penduduk desa menghadirinya, hanya ada seorang kakek berusia 80-an dan cucunya yang tinggal di puncak gunung tetap berada di rumah karena tidak leluasa untuk berjalan jauh.
 
Ketika hampir senja, kakek ke luar dari rumah untuk jalan-jalan, sebentar-bentar ada angin gunung menghembus datang, kakek merasa sangat aneh sebab angin ini terasa lengket di badan dan tidak seperti biasanya. Tiba-tiba dia merasakan ada getaran gempa, walau tidak kuat, namun berbeda dengan gempa biasanya, gempa ini terjadi perlahan-lahan dan bergoyang dengan perlahan-lahan pula, dia tidak pernah bertemu dengan gempa seaneh ini. 
 
Kakek teringat akan perkataan kakeknya dulu ketika dia masih kecil, jika di tempat jauh terjadi gempa bumi, di sini juga akan terasa getarannya. Tanpa disadari dia memandang ke arah laut.... Eh! Kenapa air laut menjadi hitam? Lagipula gelombang ombak berbeda dari biasanya, ombak biasa datang dari jauh dan mendekat ke pantai, menghantam ke pantai dan surut kembali ke laut, namun ombak kali ini bagaikan dinding kokoh dan semakin lama semakin mendekat.
 
Gawat! Ini pasti tsunami besar yang diakibatkan oleh gempa dahsyat sebagaimana pernah dikatakan kakeknya dulu.
 
Kakek segera memanggil cucunya untuk mengambilkan obor, tanpa ragu-ragu dia membakar tanaman padi yang baru dipanen dan setumpuk demi setumpuk rumput kering, seketika nyala api merambat sampai ke gudang.
 
Pada saat itu, semua warga desa sedang berkumpul di tepi laut untuk menyaksikan air laut yang berubah warna, namun begitu menyaksikan di atas gunung terjadi kebakaran, semuanya pada berlarian ke atas gunung untuk memadamkan api, namun kakek mencegah mereka untuk memadamkan api. Warga desa di bawah gunung terus berdatangan ke atas gunung, sampai semua warga di bawah gunung telah tiba, barulah kakek mengijinkan mereka memadamkan api.
 
Warga bertanya kepada kakek mengapa terjadi kebakaran? Mengapa pula mencegah warga memadamkan api? Cucu yang berdiri disamping berkata dengan ketakutan: “Kakek sudah gila! Dia terus melakukan pembakaran.”
 
Kakek menunjuk ke arah laut dan berkata: “Coba kalian lihat!” Semua orang melihat dan seketika tercekam rasa takut sampai melongo.
 
Air laut menerjang daerah pantai dengan dahsyat, rumah-rumah di bawah gunung bagaikan kotak korek api mengapung di atas permukaan air. Puluhan menit kemudian, air laut perlahan-lahan surut kembali dan semua rumah ikut terbawa ke dalam laut.
 
Pada saat ini semua warga desa baru mengerti kalau kakek membakar semua tanaman padi dan gudangnya untuk menyelamatkan nyawa semua orang.
 
 
Dengan senantiasa mendengar, mengamati dan merenungkan dengan sepenuh hati, barulah ketika terjadi kondisi darurat, kita dapat mengembangkan kebijaksanaan untuk menyelamatkan diri sendiri dan orang lain dari kesulitan.
 
機智無私的老人
 
幾十年前,在日本一個臨海的小山村裡,發生一件很感人的故事。
 
某年七月,山下的寺院舉行法會,所有村民都去參加了,只有住在山頂的八十多歲老人和孫子不便遠行,留在家裡。
 
近黃昏時,老人走出房子散步。陣陣山風吹來,老人覺得奇怪,風吹在身上黏黏的,和平常不同;忽然他感到有地震,雖然不強,但和平常的地震也不一樣,是慢慢地發生,也緩緩地搖盪,他從來不曾遇到這麼奇怪的地震。
 
老人想起小時候阿公曾告訴他,如果遠方發生大地震,這裡也會感到震動。他不經意地望向海面……咦?海水怎麼變成黑色?而且海浪和平日不同──平常的海浪是從遠而近,一波波地捲來又退去;現在卻像一層堅硬的牆壁,愈來愈近!
不得了!這一定是阿公說的──大地震引起的大海嘯!
 
老人趕緊叫孫子拿火把來,然後毫不猶豫地引燃剛收成的稻穀和一堆堆乾草,火勢一下子就蔓延到倉庫……
 
當時所有村民正聚在海邊看變色的海水,一發現山上失火了,紛紛跑上山來要滅火,老人卻阻止大家滅火。山下的村民繼續衝上山來,直到全村的人都到齊了,老人才讓大家滅火。
 
村民問老人為什麼會失火?為什麼阻止大家滅火?老人的孫子在一旁害怕地說:「阿公瘋了!一直點火!」
 
老人指著海面說:「你們看!」大家轉頭一看,不禁嚇得目瞪口呆……
 
海水似千軍萬馬般衝上海岸,山下所有房子都像火柴盒一樣在水上漂浮。幾十分鐘後,海水才慢慢退去,所有房子也隨著流入海裡了。
 
這時村民才明白,老人點火燒了自己所有稻穀和倉庫,是為了拯救大家啊!
 
 
時時刻刻用心地聆聽、觀察、思考,才能在緊急狀況發生時,發揮智慧幫助自己及別人度過難關。

Mengurangi pemborosan sumber daya air




Inline image 1
Kemarin tanggal 21 Maret adalah Hari Air Sedunia 2012.
Ada orang mengatakan kalau dulu orang berperang untuk minyak, maka di kemudian hari orang akan berperang untuk berebut air.
Tahukah anda? Industri pertanian menghabiskan 70% daripada konsumsi air sedunia, setiap jenis bahan makanan memang akan memboroskan air, jadi kalau kita memboroskan bahan makanan, sama artinya dengan memboroskan air, sedangkan industri peternakan adalah pihak yang memboroskan air terbanyak.

Memelihara seekor sapi seberat 600 kg membutuhkan 9.170 kiloliter air, termasuk untuk minum, buangan, pembersihan sapi sendiri, serta pengairan tumbuhan sebagai pakan sapi.

Jika dihitung, volume air sebanyak itu cukup untuk kebutuhan minum sehari bagi 4,58 juta orang, juga setara dengan kebutuhan minum setahun bagi 12.500 orang, serta dapat mengapungkan satu unit kapal induk.
Di seluruh dunia ada sebanyak 1,4 milyar ekor sapi, coba bayangkan, demi makan daging sapi, berapa banyak air yang diboroskan oleh umat manusia.
Bervegetarian adalah satu cara terbaik untuk mengurangi pemborosan air kita.

Mengingat asal diri di hari Cengbeng, berbakti pada orangtua adalah kewajiban manusia

“Hari ini adalah hari Cengbeng (hari ziarah makam bagi etnis Tionghoa), sebagaimana sebutannya ‘cengbeng’, kita semestinya paham akan makna ‘cengbeng’, ‘ceng’ artinya tidak tercemar, ‘beng’ artinya sangat jelas. Setiap orang harus mengerti kalau kepatutan dan moral manusia bersumber dari batin, setiap orang harus menjaga moral mendasar, yaitu berterima kasih pada kedua orangtua dengan hati bersyukur, darimana datangnya tubuh kita ini? Kita harus mengingat pada budi luhur orangtua. Maka orang dulu mengatakan, berbakti pada orangtua adalah urutan pertama dari segala kebajikan, ini menjelaskan pentingnya berbakti pada orangtua, terutama di kala kedua orangtua masih hidup, kita harus baik-baik berbakti pada orangtua.” Dalam pertemuan pagi ini dengan relawan, Master Cheng Yen berceramah akan makna berbakti pada orangtua dengan menjelaskan tentang arti daripada hari Cengbeng.

Memberi perhatian pada makam orangtua harusnya timbul dari dalam lubuk hati, berbakti dan membalas budi orangtua harus dilakukan dengan segera

Bagaimana caranya kita berbakti pada orangtua? Master mengatakan kalau itu dapat dilakukan dengan bersikap patuh pada orangtua, tidak boleh ada pikiran untuk membantah terhadap orangtua. Master mengatakan, “Murid Konghucu bertanya padanya tentang bakti pada orangtua, Konghucu menjawab ‘air muka sulit dikendalikan’, sulit sekali untuk menyelaraskan air muka terhadap orangtua. Orang sekarang bukan saja tidak memperlihatkan air muka yang baik kepada orangtua, sikap juga kurang hormat pada orangtua, orangtua berdiri dan berkata dengan serius pada anak, anak malah duduk menyilangkan kaki. Sekarang jarang mendengar ada anak yang berkata: Saya tidak berani mengatakannya, takut orangtuaku nanti marah! Jarang sekali ada anak yang bisa mempertimbangkan perasaan orangtua, moral mendasar berupa kepatutan moral itu sudah tidak ada lagi.”
 
Master mengungkit bahwa kadangkala ada mendengar para arsitek berbagi cerita, keluarga sekarang kalau hendak membangun rumah baru, selalu terlebih dahulu memikirkan di mana kamar tidur anak dan tempat belajar anak, barulah memikirkan kamar tidur diri sendiri, terakhir menyisakan lokasi yang tidak begitu strategis untuk kamar tidur orangtua, semua ini membuat orang sedih mendengarnya; ketika orangtua meninggal dunia, barulah berpikir untuk mengadakan upacara pemakaman meriah dan membangunkan makam megah untuk mengenang orangtua, akan tetapi makam itu berada di daerah luar kota yang sepi dan dipenuhi semak belukar, sungguh kesepian sekali! Ini benar-benar menjungkir-balikkan mana yang utama dan mana yang sekunder. Ada pepatah Taiwan mengatakan, “Ketika orangtua masih hidup, memberikan oleh-oleh berupa sebutir kacang pada orangtua, ketika orangtua sudah meninggal, barulah bersembahyang dengan kepala babi.”  Artinya berbakti pada orangtua seharusnya dilakukan ketika orangtua masih hidup, bukan sesudah orangtua meninggal dunia.

Pembakaran kertas sembahyang hanya memperburuk gejala pemanasan global, jangan membunuh demi bersembahyang pada leluhur

Niat dan sikap berbakti pada orangtua bukan hanya untuk satu hari atau sesaat saja, Master mengambil contoh relawan Li Zongji. Pada masa kecilnya, Li Zongji hidup dalam keluarga miskin, ayahnya telah meninggal dunia dini sekali dan dia dibesarkan oleh ibunya, dia sangat berbakti pada ibunya, di kemudian hari ketika dia sangat berhasil dalam usaha transportasi laut, dalam upacara pelayaran pertama kapal perusahaannya, pengguntingan pita tidak pernah dilakukan oleh pejabat atau tamu terhormat, selalu dipimpin oleh ibunya. Ketika ibunya meninggal dunia, dimakamkan pada tanah pemakaman terdekat, dia setiap hari pergi ke makam ibunya untuk membersihkan makam dan berbicara dengan ibunya, tidak pernah terhambat sekali pun oleh hujan dan angin. Master memberi pujian, “Li Zongji baru merupakan Cengbeng sesungguhnya, setiap hari merupakan hari Cengbeng baginya, dia memimpin orang dengan akhlak baik, juga mendidik anak dengan akhlak baik, sekeluarganya merupakan insan Tzu Chi, ini barulah cengbeng sesungguhnya, memberi perhatian pada makam orangtua adalah bentuk berterima kasih pada budi luhur orangtua.”

Master berceramah, “Hari Cengbeng adalah saat memberi perhatian pada makam orangtua, membersihkan makam para pendahulu dan mengenang budi leluhur, kita harus memberitahu anak-anak akan akhlak leluhurnya, dapat mengenang akhlak leluhur baru merupakan bentuk memberi perhatian pada makam orangtua sesungguhnya. Tetapi jangan membakar kertas sembahyang dan mempersembahkan daging hewan, membakar uang kertas akan memercikkan api yang dapat membakar ladang rumput nan luas; mempersembahkan daging hewan adalah bersembahyang dengan mayat, semestinya mengenang akhlak dengan hati tulus, ini barulah makna dari memberi perhatian pada makam orangtua di hari Cengbeng.”

Bumi merekah dan kering sebagai sinyal peringatan, hanya batin manusia yang dapat meredakannya

Di dunia ini bencana alam semakin sering terjadi, empat unsur utama alam sudah tidak selaras lagi, Master berpesan dengan meminjam hari Cengbeng ini, “Setiap orang harus kembali pada sifat hakiki dan akar moralitas, barulah bisa membuat dunia terbebas dari bencana. Begitu banyak bencana alam melanda dunia, bencana kekeringan sudah merata di seluruh dunia, selain itu empat unsur utama alam sudah tidak selaras lagi, bagaimana memperlambatnya? Hanya dengan merubah kondisi batin manusia.”

Master berceramah, “Hari ini adalah hari Cengbeng, kita harus membuat alam tetap hijau dan melindungi udara dari pencemaran, yang perlu kita lakukan adalah memberi perhatian pada makam orangtua dengan cara sesungguhnya, jangan lagi merusak tanaman alam, jangan lagi melakukan eksploitasi dan perusakan, hanya dengan mengurangi gejala ketidak selarasan empat unsur utama alam, barulah bumi bisa terselamatkan dan dunia terbebas dari bencana. Saya berharap semua orang paham akan makna hari Cengbeng, arah batin harus benar, jangan percaya takhayul, semua ini yang mesti kita miliki.”
 
  Ceramah Master Cheng Yen pada tanggal 5 April 2010

清明思源 孝道為人本
 
「今天是清明節,顧名思義既然是『清明』,我們就應該了解『清明』的意義;『清』就是不污染,『明』就是要很清 楚。人人要知道,人的倫理道德本源於心,人人要顧好德之本,就是要用感恩心感恩父母親,身體從何來?要感念父母恩。所以古人說,百善孝為先,就是說明了孝 道的重要,特別是在父母在世時,就要好好的盡孝道。」今日證嚴上人志工早會上,以清明之意開示孝道的意涵。

慎終追遠應發心  行孝報恩當及時

要用什麼方式盡孝道?上人說,就是要順從父母,對父母不可有忤逆之心。上人說,「孔夫子的弟子問孝,孔子跟他說『色難』,對父母要調和臉色很難。現代人不只是臉色,態度上也不恭敬父母,父母親是站著、很謹慎地對 孩子說話,孩子卻坐著、翹起腳來。現在很少聽到孩子說:我不敢講,擔心我父母會生氣!很少考慮到父母的心,少了那一分德本、原本的道德倫理。」

人提到,有時聽聞建築師分享,現在的家庭若要興建新的房子,往往都先設想孩子的臥房、讀書環境,再來是自己的主臥房,最後不甚理想的空間才是父母親的房 間,在在聽來令人心中戚戚;一旦父母往生了,卻又才想到要以風光的儀式、偌大的墓地去追思,但是荒郊野外、雜草叢生,甚為孤單!如此實為本末倒置。有句台 灣俗諺說,「在生一粒豆,卡嬴死了拜豬頭。」即是意指盡孝道應在父母在世時,而非往生後。

紙錢焚煙添暖化  莫以殺生祭先人

孝心與孝行不應只是一日一時,上人以李宗吉師兄為例。李宗吉幼時家貧、父親早逝,由母親帶大的他,事親至孝,之後經營海運事業有成,企業船運首航沒有達官顯 貴剪綵而是由母親主持。母親逝後,葬於鄰家墓地,他更是天天至母親墳前,清掃打理,和母親說話,日日風雨無阻。上人讚嘆,「李居士才是清明啊!天天都是清 明節,他以德服人、以德教育,一家人都是慈濟人,這才是真的清明, 慎終追遠就是要感恩父母。」

上人開示,「清明節是慎終追遠,清理先人的墓地、緬懷祖先的恩情,要告訴子女祖父母的德,顯德緬懷才是慎終追遠。但是不要焚燒紙錢、拜三牲五禮,燒紙錢,星星之火可以燎原;拜三牲,是拿屍體去祭拜,應該要用虔誠的心感懷恩德,才是清明慎終追遠的意義。」

地裂枯旱示警訊  唯有人心能紓緩

普天之下災難偏多、四大不調,藉此清明節上人叮嚀,「人人要回歸本性、道德的根源,才能讓天下無災無難。普天之下多少災難,乾旱已經普遍在全球,除此之外,四大不調已經造成,如何緩和?唯有人心。」

人開示,「今天是清明節,要讓大地一片綠意盎然,保護空氣不受污染,我們需要的是真正的慎終追遠,不要再破壞大自然的草木、不要再開發、再毀壞,唯有緩和 四大不調的景象,才能真的地救地球、弭災難。希望大家要了解清明節的意義,心的方向要正、不要迷信,這都是我們應該要有的。
 
證嚴上人開示於201045日志工早會

Bergabung dalam Tzu Chi tidak akan menyesal selama-selamanya

Ada orang bertanya kepada Master cheng Yen:
“Master, Tzu Chi sudah memiliki begitu banyak orang, apakah masih perlu dana pembangunan?”

Master menjawab:
“Sejak kita membangun RS Tzu Chi sampai sekarang, oleh karena para anggota Komite terus bekerja keras dan para donatur terus membangkitkan niat kebajikan mereka, maka barulah kita mampu terus melakukan pembangunan tanpa henti. Tak peduli berapa pun sumbangan anda, setiap jengkal pada lahan kita dan setiap keping bata pada bangunan kita disusun bangun dari sumbangan anda. Pembangunan perguruan tinggi kedokteran dan jaringan rumah sakit di kemudian hari juga membutuhkan insan Tzu Chi untuk terus memberi dukungan dan menggalang dana pembangunannya.

Menapakkan setiap langkah maju dengan mantap

Apa yang dilakukan oleh Tzu Chi sekarang bukan hanya pembangunan dalam Empat Misi Utama Tzu Chi saja, jika membicarakan “Misi Pendidikan”, bukan hanya berkenaan perguruan tinggi kedokteran dan akademi keperawatan kita sendiri saja, akan tetapi semua sekolah di dalam masyarakat, mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi membutuhkan semangat Tzu Chi untuk menggerakkannya; sebab Tzu Chi merupakan sebuah aliran semangat suci, jika masyarakat ingin damai sejahtera dan keluarga ingin bahagia, maka pendidikan bagi orang muda tidak boleh dikesampingkan. Para Komite Tzu Chi sangat giat berbuat di setiap pelosok, selain menolong kaum miskin dan membimbing kaum kaya untuk mau menolong kaum miskin, masih harus melaksanakan program pendidikan di sekolah-sekolah; selain dalam bidang pendidikan, juga harus menggalakkan kegiatan pelestarian lingkungan demi meningkatkan kualitas kehidupan kita.

Misi-misi Tzu Chi terus ditapakkan langkah demi langkah, selama dua puluh tujuh tahun ini, kita telah berhasil mencapai skala cukup besar, saya berharap semua orang lebih giat lagi, setiap detik dan setiap menit dalam perjalanan kita harus ditapakkan dengan langkah mantap dan penuh arti, senantiasa mengembangkan hati cinta kasih semua orang.

Menggunakan tubuh ini seoptimal mungkin untuk berterima kasih kepada semua pihak di segala penjuru

Ribuan ucapan terima kasih tidak akan mampu mengungkapkan perasaan hati saya terhadap kalian semua, saya tetap ingin mengulangi sepatah kata ini: “Saya tidak punya uang, juga tidak punya kekuatan, hanya ada nyawa selembar, jadi saya ingin menggunakan tubuh ini seoptimal mungkin dan menyumbangkan nyawa saya, agar kalian semua merasakan kalau bergabung dalam Tzu Chi adalah sesuatu yang tidak akan pernah mendatangkan penyesalan selama-lamanya.” Inilah satu-satunya yang dapat saya lakukan untuk membalas budi kalian semua.

Dikutip dari Almanak Tzu Chi tahun 1966 1992 terbitan 30 Juni 1993
 
參加慈濟 永不後悔
 
有人問:「師父,慈濟已經有那麼多人了,還需要建設經費嗎?」

上人回答:「我們從建設慈濟醫院一直到現在,就是委員不斷的努力、會員不斷的發心,才能不斷的進行建設啊!不管你奉獻多少,我們的土地以及建築物上的每一塊磚,都是這樣砌起來的。所以未來的醫學院、醫療網,也要靠諸位慈濟人不斷的支持、推動。

踏穩眼前每一步伐

慈濟現在所做的,不止是四大志業的建設而已,以「教育」而言──不 僅我們的醫學院、護專,現在社會上自小學至中學、大學,所有的學校,都極需要慈濟的精神去帶動;因為慈濟是一股清流,社會要祥和、家庭要幸福,青少年的教 育不能忽視。我們各地的委員為了慈濟的志業,非常努力,除了濟貧教富外,還要進行學校教育;學校教育以外,還要推行環保工作,提升我們的生活品質。

慈濟的志業一直是步步前進,二十七年來,我們已走出一片規模,希望大家再努力,每一分、每一秒的步履,我們都要踏得穩,走得充實,隨時發揮大家的愛心。

盡此報身感恩十方

千聲、萬聲的感恩與感激,都無法表達我對你們的心意,我還是重複那一句:「我沒錢、沒力,只有一條命,我願盡此一報身,將我的命捐出去,讓大家覺得今生參加慈濟,是永不後悔的工作。」這是唯一我能回報大家的。

本文摘自:1993/06/30出版《慈濟年鑑(19661992)

Sabtu, 24 Maret 2012

Kasih Seorang Ibu

Ada sebuah peristiwa yang terjadi pada sebuah desa kecil, suatu ketika ada seorang ibu yang penuh kasih pergi ke kota besar, setelah kembali ke rumah dirinya berubah total dari sebelumnya. Semula ibu ini sangat mengasihi puterinya, tak peduli seberapa larut pun anaknya pulang rumah, dia akan menunggu untuk membuatkan makanan enak dan diantarkan ke hadapan anaknya. Akan tetapi sejak pulang dari kota besar, sang ibu berubah dan tidak mau lagi mengurus anaknya, biar pun anaknya pulang sangat larut malam, sang ibu tidak pernah mengindahkannya, bahkan tidak memasak lagi di rumah. Ketika sang anak merasa lapar dan memberitahukan pada sang ibu, dia hanya menjawab dengan nada dingin: “Kamu sudah besar, apakah masih belum bisa masak sendiri?”
 
Dari itu, sang anak berpikir bahwa sang ibu tidak sayang padanya lagi, lalu timbul perasaan tidak senang dan benci pada sang ibu, dia mulai mencuci pakaian sendiri, menata kamar sendiri, saat lapar memasak sendiri, semua urusan harus dikerjakan sendiri, sebab biar pun dirinya merasa lelah, haus, lapar atau mengantuk, sang ibu tidak pernah memperdulikannya. Dalam hati dia beranggapan kalau sang ibu sudah tiada.
 
Tak seberapa lama kemudian, sang ibu pun meninggal dunia, selama selang waktu ini, sang anak sudah jauh hubungannya dengan sang ibu, bahkan bersikap dingin dan seakan bermusuhan, sehingga kematian ibunya tidak membawa dampak kesedihan sama sekali pada dirinya.
 
Selanjutnya ayahnya kawin kembali, setelah ibu tirinya tinggal di rumah mereka, dia merasa ibu tirinya sangat baik padanya, paling tidak masih menyisakan sedikit lauk dan nasi baginya, setelah lelah seharian tidak perlu memasak sendiri, jadi hubungan dengan ibu tirinya masih terhitung cukup harmonis.
 
Sang anak belajar dengan keras dan akhirnya berhasil dalam ujian masuk perguruan tinggi. Akan tetapi dikarenakan kondisi ekonomi keluarga tidak baik, maka dia tidak ada dana untuk membayar uang kuliah, ketika sedang diliputi kecemasan, ayahnya menyerahkan sebuah kotak kecil kepadanya dan memberitahukan kalau sebelum ibunya meninggal dunia ada berpesan agar pada saat menemui kondisi paling sulit, baru boleh menyerahkan kotak ini kepadanya.
 
Sang anak menerima kotak ini dari ayahnya, ketika dibuka ternyata di dalamnya ada setumpuk uang dengan selembar surat di sampingnya.
 
Dalam surat tersebut tertulis pesan ibunya:
 
Anakku, kali itu ketika ibu pergi ke kota, sebetulnya ibu pergi memeriksakan kesehatan tubuh, setelah dilakukan pemeriksaan, barulah ibu tahu kalau ibu terkena kanker dan sudah stadium akhir, saat itu ibu hampir-hampir tidak bisa berdiri lagi. Ibu bukan khawatir akan diri ibu, akan tetapi ibu khawatir akan dirimu. Ibu berpikir jika ibu sudah tiada, bagaimana dengan dirimu nanti? Kamu masih kecil, bagaimana kamu bisa melanjutkan hidup? Bagaimana menghadapi masa depanmu?
 
Dari itu, sepulangnya ibu ke rumah, ibu bersikap dingin kepadamu dan ingin kamu mengerjakan sendiri semuanya, juga tidak peduli lagi padamu agar kamu membenci ibu, dengan demikian sesudah ibu sudah tidak ada di dunia ini lagi nanti, kamu tidak akan diliputi dengan kesedihan.
 
Anakku, walau ibu tidak pernah bertanya padamu, namun di dalam hati ibu sebetulnya tetap mengkhawatirkan dirimu, setiap kali kamu pulang larut malam, walau ibu tidak membuka pintu untuk melihat dirimu, namun ibu tetap menunggumu pulang. Ketika kamu pulang dengan tubuh lelah dan perut lapar, ibu membiarkanmu masak sendiri, sebab ibu berharap sesudah ibu tiada nanti, kamu bisa menjaga diri. Dulu ibu mengerjakan semuanya untukmu, namun sesudah ibu tiada nanti, siapa lagi yang akan menjagamu? Segala sesuatu di kemudian hari harus bergantung pada dirimu sendiri.
 
Ibu berlaku buruk padamu, bahkan tidak memasakkan nasi untukmu dan semua pekerjaan harus kamu lakukan sendiri, maka dengan demikian ketika nanti ayahmu kawin kembali, kamu akan berpikir bahwa ibu baru akan lebih baik dari ibu, sehingga kalian akan dapat berhubungan dengan baik dan hari-harimu akan lebih mudah dilalui.
 
Dalam kotak ini ada uang 5000 dolar yang diberikan nenek kepada ibu, sebetulnya ini adalah uang berobat ibu, namun ibu tidak rela menggunakannya, ibu tinggalkan untukmu dengan harapan ketika nanti kamu masuk perguruan tinggi dan membutuhkan uang, kamu dapat menggunakannya. Sekarang, ibu meminta bantuan ayah untuk menyampaikannya kepadamu.
 
Air mata segera mengaburkan mata sang anak, juga mengaburkan sepasang mata kita yang membaca kisah ini, kasih ibu terhadap anak sungguh tanpa pamrih dan penuh akal budi, mana mungkin ada ibu yang tidak mengasihi anaknya? Ketika dia harus menahan perhatian dan kasih dalam hatinya kepada anak, harus berusaha keras untuk memperlihatkan wajah dingin kepada anaknya, saya sungguh sulit membayangkan, betapa menderitanya perasaan ibu ketika itu, namun demi perkembangan anak yang lebih baik dan kehidupan anak yang lebih berbahagia di masa mendatang, ibu rela menerima segala kesedihan, bahkan tidak menyesal untuk membiarkan sang anak salah paham terhadapnya.
 
Namun apakah sebagai anak, kita mau memahami isi hati ibu?
 
Teringat pernah sekali, di dalam sebuah lift bertemu dengan seorang anak, ketika ibunya dengan sabar membimbingnya, anak ini terlihat tidak sabaran dan mengeluhkan kalau ibunya cerewet, bahkan marah-marah dan meminta ibunya agar tutup mulut. Ibunya juga marah, namun tetap menahan diri dengan terus meminum air mineral di tangannya, pada saat ini sang anak sama sekali tidak sadar akan betapa sedihnya hati ibunya.
 
Cinta kasih harus dirasakan dengan kesungguhan hati, ketika kita membantah ayah dan ibu kita, mengapa kita tidak menyadari kalau sepatah perkataan penuh emosi kita telah pun menyebabkan luka mendalam di dalam hati ayah dan ibu. Ketika ayah dan ibu sedang memberi bimbingan kepada kita, apakah kita dapat menyadari betapa besarnya hati kasih orangtua kepada anak? Atau kita menganggap ayah dan ibu tidak senang melihat kita dan selalu mencari masalah pada diri kita.
 
Ketika ibu memukul dan memarahi kita, apakah itu benar-benar disebabkan karena ibu tidak menyukai kita?
 
Pernah mendengar seorang ibu berkata demikian: Anak-anak tersayang, tidak semua ibu dapat berbuat seperti yang kalian harapkan, kalian semestinya mau mengerti akan tindakan ibu kalian dan jangan pernah menyalahkannya. Saya percaya, ibu kalian dan termasuk ayah kalian akan mencintai kalian selama-lamanya, tak peduli metode apa yang dipergunakan, mereka akan tetap berdiri di sisi kalian untuk selama-lamanya, tetap berharap kalian agar kalian cepat tumbuh dewasa dan nantinya dapat berbuat lebih banyak bagi negara dan masyarakat.
 
Benar sekali, ibu selalu mengasihi kita, mengapa kita masih saja meragukannya?
 
Apakah kita tahu kalau di mata ibu, kita selama-lamanya adalah anak-anak, biar pun kita telah berusia 80 tahun dan punya banyak anak cucu, ibu kita tetap mengkhawatirkan diri kita: apakah pakaian yang dikenakan sudah cukup hangat, apakah di malam hari tubuh ada ditutup selimut dengan baik, apakah ada makan kenyang, dan seterusnya.
 
Kasih ibu adalah sedemikian besar dan tanpa pamrih, bagaikan sumber air yang terus mengalir deras tanpa pernah berhenti. Akan tetapi, bilakah kita sebagai anak dapat benar-benar memahami akan isi hati ibu?
 
Pernah ada orang yang mengumpamakan kasih ibu bagaikan tanaman bunga di tepi jalan, tiada orang yang peduli, tiada orang yang merawat, tiada orang yang memberi perhatian, namun tak peduli dalam cuaca bertopan, hujan deras atau hawa dingin membeku, asalkan ada sedikit sinar mentari dan embun hujan, dia akan tetap tumbuh dan berbunga lebat.
 
Jangan lagi mengenyampingkan tali kasih ini, kasih ibu tiada pamrih dan kita perlu secepatnya memahaminya dengan sepenuh hati, merasakannya dengan sepenuh hati dan membalas budi luhurnya dengan sepenuh hati.
 
“Pohon ingin tetap tenang, namun angin terus berhembus; anak ingin berbakti, namun orangtua sudah tiada”, pastikan penyesalan seperti ini jangan sampai terjadi dalam kehidupan kita ini. Kita harus tahu bahwa ketika kita membuka pintu rumah dan memanggil “Ibu”, masih ada orang orang yang menyahut adalah suatu hal yang sangat membahagiakan. Dari itu, marilah kita menghargai kasih sayang termurni dan paling sulit diperoleh di dunia ini, kita juga harus membalas budi luhur ibu dengan cinta kasih kita yang paling tulus.
 
母親的愛
 
在一個小鄉村裡,發生了這樣的一件事:一位慈愛的母親,有一次到一個大城市里去,回來之後,就變了模樣。原本,母親非常疼愛自己的孩子,不管孩子多晚回來, 總是會等著,給孩子做好吃的,端到孩子面前。可是,當母親變了之後,就不再管孩子了,再晚回來,媽媽也不會搭理孩子一下,甚至不做飯。女兒肚子餓了,告訴 媽媽,媽媽只會冷冰冰地說:「你都這麼大了,難道不會自己煮嗎?」
 
於是,孩子認為媽媽不再愛自己了,對母親充滿了不滿與怨恨,她開始自己洗衣服,自己整理房間,餓了自己煮飯吃,什麼活都自己動手乾,因為就算自己累了渴了餓了困了,媽媽都不會理會。她內心想,就當沒有這個媽媽吧。
 
不久之後,母親去世了,這些日子來,女兒與母親不和,甚至是冷漠與敵對,因此,母親的去世,對於她並沒有帶來什麼打擊。
 
再不久,父親再娶,後媽進了門以後,她感覺這位後媽還挺好,起碼還會留一些剩菜剩飯給她吃,不用自己拖著疲憊的身體再做飯,因此,與後媽之間相處還挺融洽。
 
孩子很發奮地努力讀書,終於,考上了大學。可是,家裡經濟狀況不好,沒有錢可以交學費,正在愁苦萬端之際,父親拿出了一個小盒子遞給她,並告訴她,這是你媽媽臨終前,讓我交給你的,她還叮囑我,只有在最困難的時候,纔可以給你。
 
女兒接過父親遞來的盒子,打開來,發現裡面有一疊錢,旁邊還放著一封信。
 
展開信來,母親在信中告訴孩子:
 
孩子,那次媽媽到城裡去,其實是去檢查身體,當檢查之後,媽媽纔知道,自己得了癌癥,並且到了晚期,媽媽當時幾乎快站不住了。媽媽並不是擔心自己,而是擔心你啊!媽媽想,我走了之後,你怎麼辦呢?你還這麼小,你怎麼生活?怎麼去面對你的未來?
 
於是,媽媽回來後,對你很冷漠,什麼事都讓你自己乾,不管你,讓你恨媽媽,這樣,當媽媽離開這個世界的時候,你就不會太難過。
 
孩子,雖然媽媽沒有問你,其實媽媽心裡很掛念你,每當你很晚回來的時候,媽媽雖然沒有開門出來看,但一直都在等你回來。當你回來之後,肚子餓了、人累了,媽 媽還讓你自己煮東西吃,是希望在媽媽不在的日子裡,你能懂得照顧好自己。以前,媽媽總是什麼事都替你做,可是,媽媽走了之後,誰來照顧你?以後的一切,都 還要靠你自己。
 
媽媽對你很不好,甚至不給你做飯吃,什麼活都讓你乾,這樣,當爸爸再娶了新媽媽之後,你會想,新媽媽比媽媽好,你們也會相處得很好,以後,你的日子也能好過些。
 
這盒子裡,是你外婆給媽媽的五千塊錢,是給媽媽治病用的,可是媽媽捨不得用,媽媽留著給你,是希望你將來考上大學之後,如果有需要,就可以急用。現在,托爸爸轉給你……
 
淚水模糊了孩子的雙眼,也模糊了我們的雙眼,母親對孩子的愛是這樣的無私與理智,哪有媽媽不愛自己的孩子的?當她忍著內心那份對孩子的關愛,強作起一副冷漠 的臉孔時,我們無法想像,此時的媽媽,內心有多麼的痛苦,但為了孩子將來更好的成長,更快樂的生活,媽媽願意承受所有的悲痛,甚至不惜讓心愛的孩子誤會。
 
可孩子能明白媽媽的心嗎?
 
記得有一次,在電梯裡,就遇到這樣一個孩子,當母親苦口婆心教導他的時候,孩子顯得非常不耐煩,嫌母親嘮叨,對母親發脾氣,希望母親閉嘴。母親很生氣,但仍強忍著,不停地喝著手裡的礦泉水,此時,孩子根本察覺不到母親的心有多麼難過。
 
愛,是需要用心去感受的,當我們與父母頂嘴的時候,為什麼就不會發現,自己一句意氣用事的話,對父母的傷害會有多大?而當父母在教育我們的時候,我們是否能體恤到父母那顆關愛子女的心?還是以為父母看我們不順眼,總是挑我們的毛病?
 
而當母親打我們、罵我們的時候,難道真是因為討厭我們嗎?
 
曾聽到一位母親這樣說過:親愛的孩子,不是所有的媽媽都能做到你們所期盼的那樣,你們應該體諒媽媽,不要責怪她們。我相信,你們的媽媽,包括爸爸,永遠永遠愛你們,不管用的是什麼樣的形式,他們都會永遠站在你們的身後,永遠期盼你們快一點長大,為國家、社會多做些貢獻。
 
是啊,母親是愛我們的,我們為何還要懷疑呢?
 
我們是否知道,在母親的眼裡,我們永遠都是孩子,縱然我們活到八十歲,兒孫滿堂,可在百歲母親的心裡,她還是會時常惦念著我們:衣服是不是穿暖和,晚上被子有沒有蓋好,飯有沒有吃飽……
 
母親的愛,就是這樣的博大與無私,像泉水一樣,汩汩而流,永不停止。可我們做子女的,何時纔能真正體會到做母親的一顆心啊?
 
曾經有人比喻過母愛,像路邊的花兒一樣,沒人理睬,沒人照顧,沒人關注,但不論颳風下雨還是嚴寒酷暑,只要有一點陽光雨露,它依然生長、盛開。
 
請別再漠視這份親情了,母愛的無私,需要我們當下就用心去體會,用心去感受,用心去回報。
 
「樹欲靜而風不止,子欲養而親不待」,千萬不要讓這樣的遺憾在我們的人生中上演。要知道,當我們打開家門,喊一聲「媽媽」,能有人答應,是多麼幸福的事。那麼,就請我們好好珍惜這份世間最難得的真情真愛,也用我們的真誠愛心去回報我們的母親吧!

Kamis, 22 Maret 2012

Upacara Tiga Langkah Satu Sujud dan Belajar Ajaran Buddha

Ada orang bertanya kepada Master Cheng Yen: “Apa makna daripada ‘chao shan’ (upacara tiga langkah satu sujud)”?
 
Setelah upacara tiga langkah satu sujud kemarin, dalam upacara tiga langkah satu sujud sesi kedua hari ini juga berkumpul banyak insan Tzu Chi dari Taiwan dan luar negeri untuk sama-sama berpartisipasi dengan suka cita; insan Tzu Chi Amerika Serikat baru saja pulang ke Griya Perenungan, namun mereka ikut bergabung dalam barisan tiga langkah satu sujud, semua melakukan upacara tiga langkah satu sujud dengan penuh konsentrasi dan tulus hati dari luar gerbang sampai ke depan Aula Griya Perenungan, kemudian 200 orang lebih duduk dengan tenang mendengarkan ceramah Master Cheng Yen.

Master Cheng Yen berceramah: “Upacara tiga langkah satu sujud dilakukan dengan langkah demi langkah menuju ke arah depan, walau pun gerak majunya sangat lambat, namun pada akhirnya tetap saja akan mencapai tempat tujuan; belajar ajaran Buddha juga demikian, asal dapat mencengkam arah yang benar untuk menapakkan langkah pertama, biar pun perjalanannya sangat panjang dan membutuhkan waktu yang lama, namun pada akhirnya tentu akan mencapai sasaran.” Master Cheng Yen juga menekankan kalau dalam belajar ajaran Buddha harus pada jalan yang lurus dan tidak boleh menyimpang, serta dilengkapi dengan pengetahuan benar dan pandangan benar, baru arahnya tidak akan menyimpang.

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 Februari 2009
Dikutip dari “Jurnal Harian Master Cheng Yen” edisi musim semi tahun 2009
 
朝山與學佛
 
有人問「朝山」的意義?繼昨日之朝山,今天的第二場朝山同樣聚集眾多海內外慈濟人歡喜恭敬參與;美國慈濟人甫返回精舍即加入朝山行列,從山門外三步一拜,專注虔誠歸返精舍大殿外,二百多人靜聆上人開示。

上人開示:「朝山時一寸一步向前進,即使進步緩慢,最終仍達到目的地;學佛亦是如此,只要把握正確方向邁出第一步,路途再如何遙遠、所費時間再如何漫長,終能到達目標。」上人亦強調,學佛之路,必須正而不偏;具有正知正見,方向就不會偏差。

證嚴上人開示於200927
本文摘自:《證嚴上人衲履足跡》2009春之

Memanfaatkan Waktu

Manfaatkan waktu kita untuk memahami makna kehidupan
dan menguasai prinsip kebenaran dengan sebaik mungkin,
sebab selain dapat membawa keberhasilan bagi diri sendiri,
juga dapat membantu orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
利用時間體會人生,融會道理,
不但能成就自己,也能幫助他人。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
Use our time well to cultivate a deeper understanding of life
and we can help not only ourselves but also others.
- Jing Si Aphorism by Master Cheng Yen –

Setiap Detik dalam Kehidupan

Sepanjang hidup ini,
kita harus saling berlomba demi kebajikan,
setiap detik dan menitnya
harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -
人生要為善競爭,
分秒必爭。
~摘錄自證嚴上人靜思語~
In life, make challenges to do good deeds,
and to compete with time.
- Jing-Si Aphorism by Master Cheng-Yen -

Selasa, 20 Maret 2012

Kata sambutan dari seorang ibu dalam resepsi pernikahan puterinya

Kepada para sanak keluarga dan teman semua: Salam sejahtera!
 
Sangat berterima kasih kepada anda semua yang telah mau meluangkan waktu anda untuk hadir dalam resepsi kali ini. Sebagai seorang ibu, saya merasa sangat bahagia dapat menyaksikan puteri saya sudah dewasa dan memiliki keluarga sendiri. Sanak keluarga yang duduk di sini juga ikut menyaksikan puteriku ini tumbuh dari kecil sampai dewasa, maka di sini saya terlebih dahulu ingin mengucapkan terima kasih kepada anda sekalian yang telah ikut memberi perhatian dan bantuan kepada puteriku ini selama banyak tahun ini.
 
Walau hari ini adalah hari maha suka cita, namun sebagai ibu, saya tidak ingin mengucapkan kata-kata pemberkatan seperti “Saling bergandengan tangan sampai tua” atau “Harmonis selalu sampai masa ratusan tahun, kekal bagaikan alam semesta”.
 
Pesan saya kepada puteri dan menantuku hanya terdiri dari tiga patah kata “bukan”:
 
Kata pertama: pernikahan bukan 1 + 1 = 2, melainkan ½ + ½ = 1.
 
Setelah menikah, kalian berdua harus menghilangkan separuh dari watak individual masing-masing, kalian harus memiliki persiapan mental untuk dapat melakukan kompromi dan saling mengalah, dengan demikian baru dapat membentuk sebuah mahligai rumah tangga yang sempurna. Muda-mudi sekarang pada awalnya selalu saja tertarik oleh “ketajaman” lawan jenisnya, namun selalu saja terluka oleh “ketajaman” pihak lawan. Ibu adalah orang yang sudah berpengalaman, jadi saya ingin berpesan kepada kalian agar meredakan “ketajaman” diri sendiri dan mentolerir “ketajaman” pihak lawan, inilah kunci untuk pernikahan yang langgeng.
 
Kata kedua: cinta bukan mesra tak terpisahkan, melainkan harus bertenggang rasa untuk “memberi ruang”.
 
Setelah menikah, setiap orang tetap memiliki lingkaran pergaulan masing-masing, jika antara suami isteri dapat bersikap tidak terlalu ingin tahu dan mau memberi sedikit ruang, sebaliknya ini akan semakin memiliki daya tarik, jika dapat memberikan ruang pada orang lain, berarti telah memberikan kebebasan pada diri sendiri. Harap ingat, pernikahan bukan memiliki pihak lawan, melainkan bersatu, bersatu itu bagaikan bersekutu, terlebih dahulu harus menghormati pihak lawan.
 
Kata ketiga: rumah bukan tempat untuk membikin jelas siapa benar dan siapa salah, terlebih lagi bukan tempat untuk membuat perhitungan, rumah adalah tempat untuk membicarakan hal-hal tentang cinta.
 
Bukankah ada sepatah kata: kaum lelaki adalah lumpur dan kaum wanita adalah air. Jadi perpaduan antara lelaki dan wanita hanyalah “lumpur encer dan lunak” (tiada prinsip). Pernikahan adalah dua orang yang menjalani hari-hari bersama, jika dalam setiap hal mau mengusut “prinsip hukum” sampai tuntas, maka itu hanya akan membuat capek kedua belah pihak.
 
Baiklah, saya hanya berbicara sampai di sini. Sebagai penutup, ibu tetap saja ingin mendoakan pernikahan kalian dapat berlangsung dengan sempurna dan bahagia selalu. Juga mendoakan semua hadirin yang hadir di sini, semoga sekeluarga harmonis, dikarunia tubuh yang sehat dan lancar dalam segala hal. Terima kasih kepada anda semua!
 
一位母親在女兒婚宴上的講話
 
親愛的各位親戚朋友:大家好!
 
非常感謝大家在百忙之中,放棄休息的時間,前來參加這個宴會。作為母親,看著自己心愛的兒女長大,有了自己的小家庭,我感到很幸福。在坐的很多親戚,是看著孩子長大的,所以,在這裡我首先要感謝大家這麼多年來對孩子的關心和幫助。
 
雖然今天是大喜的日子,但是作為母親,我不想說什麼執子之手,與子偕老百年好合,天長地久之類祝福的話。
 
我想對女兒、女婿叮囑幾句,說三句不是
 
第一句,婚姻不是1+1=2,而是0.5+0.5=1
 
結婚後,你們小兩口都要去掉自己一半的個性,要有作出妥協和讓步的心理準備,這樣才能組成一個完美的家庭。現在的青年男女們,起初往往被對方的鋒芒所吸引,但也會因為對方的鋒芒而受傷。媽媽是過來人,想對你們說,收斂自己的鋒芒,容忍對方的鋒芒,才是兩情永久的真正秘訣。
 
第二句,愛情不是親密無間,而應是寬容有間
 
結婚後,每個人都有自己的交往圈子,夫妻雙方有時模糊點、保留點,反而更有吸引力,給別人空間,也是給自己自由 ​​。請記住,婚姻不是佔有,而是結合,所謂結合,就像聯盟,首先要尊重對方。
 
第三句,家不是講理的地方,更不是算賬的地方,家是一個講愛的地方。
 
不是有這麼一句話嗎?男人是泥,女人是水。所以男女的結合不過是和稀泥
婚姻是兩個人搭伙過日子,如果什麼事都深究法理,那只會弄得雙方很疲憊。
 
好了,我就說這些。最後,媽媽還是衷心地祝愿你們婚姻美滿,幸福甜蜜。也祝愿在坐的各位親朋好友家庭和睦、身體健康、萬事如意!謝謝大家!

Tidak menerima sumbangan dari donatur tanpa nama (no name)

Ada orang bertanya kepada Master Cheng Yen:
“Mengapa Tzu Chi tidak menerima sumbangan dari donatur tanpa nama (no name)?”

Master menjawab:
Karena memahami dengan jelas akan hukum karma, makanya dalam pelaksanaan semua misi-misi Tzu Chi, kita wajib berhati-hati dengan penggunaan dana sumbangan. Terhadap setiap sen dari dana sumbangan para donatur yang penuh cinta kasih, juga harus dicatat dengan rinci dan jujur. Master berpesan kepada insan Tzu Chi Tiongkok, ketika sedang giat-giatnya mendorong pengembangan misi-misi Tzu Chi dan relawan setempat semakin lama semakin banyak, dalam masalah penggalangan dana sumbangan harus sangat berhati-hati dan tegas, sama seperti ketika dulu Tzu Chi baru didirikan di Taiwan, walau berada dalam masa-masa penuh kesulitan, namun kita tetap  berpegang pada prinsip tidak boleh menerima dana sumbangan dari donatur tanpa nama (no name), itu demi mencegah timbulnya penyimpangan.

Menghargai setiap sen dari dana sumbangan dan menaruh perhatian pada setiap donatur

“Jika ada lima orang donatur yang tidak mencantumkan nama, tetapi relawan yang menerima dana sumbangan hanya menyetorkan dana sumbangan dari tiga orang, itu akan sulit untuk diketahui dan ditelusuri; memang di dunia ini tiada seorang pun yang tidak kupercayai, namun saya tidak boleh membiarkan seorang pun untuk berkesempatan melakukan kesalahan. Kemudian, jika ada proyek khusus, kita harus membuat rekening khusus, di mana dana sumbangannya hanya boleh dipergunakan pada proyek tersebut, penerimaan dan pengeluaran dana harus jelas. Semua ini adalah budaya humanis dari Tzu Chi.”

Relawan bernama Yuan-yu berbagi pengalaman bagaimana mengajak kaum pengusaha di Tiongkok untuk ikut terjun berpartisipasi dalam misi-misi Tzu Chi, Master mengiyakan dengan mengatakan, insan Tzu Chi di Tiongkok kebanyakan berasal dari kaum pengusaha asal Taiwan, jika di setempat ingin mengajak sama-sama pengusaha untuk membicarakan hal-hal tentang Tzu Chi, itu boleh dimulai dari membicarakan “ilmu ekonomi”. Bukan berarti membicarakan kitab ekonomi dengan kaum pengusaha, melainkan meminjam waktu, ruang dan hubungan antar sesama untuk menciptakan jalinan jodoh, dimana dalam hal ini perlu konsep ekonomi; kita harus mencengkam waktu, memanfaatkan ruang dan hubungan antar sesama untuk “membangun kepercayaan” --- insan Tzu Chi mengerjakan tugas kemasyarakatan, jadi harus membangun rasa percaya dan membangkitkan hati cinta kasih dari orang banyak, mengambil sumber daya masyarakat dan mengembalikan keuntungan kepada masyarakat.

Jika kaum kaya bisa mengiyakan konsep Tzu Chi, maka mereka memiliki kemampuan lebih besar untuk bersumbangsih demi masyarakat; sedangkan kaum menengah ke bawah, bahkan kaum miskin sekali pun, asal mau membangkitkan hati cinta kasih untuk bersumbangsih tanpa pamrih, maka mereka merupakan “kaum miskin yang kaya batin”, kekuatannya tidak kalah dari kaum kaya. Master meminta semua orang agar menghargai setiap dana sumbangan, menghargai setiap donatur di belakang setiap sen dana sumbangan; disebabkan Tzu Chi tidak pernah meremehkan dana sumbangan sekecil apa pun, makanya Tzu Chi mampu beranjak dari “Masa celengan bambu” penuh kesulitan dan berhasil membentangkan jalan Bodhisattva sampai ke dunia internasional.

“Jalinan jodoh itu harus diciptakan sendiri, jika diri sendiri tidak mau menciptakan jalinan keberkahan, maka tiada seorang pun yang dapat mengulurkan tangan untuk membantu. Ajaran Jingsi giat mempraktikkan jalan kebenaran, jadi kita harus giat membina diri, akan tetapi setiap orang memiliki keluarga dan pekerjaan, segala bidang harus dijaga, sebab jika orang harmonis dan masalah selaras, kebenaran baru diterima oleh semua orang; memang kalian harus memiliki komitmen, namun jangan sampai melalaikan kewajiban terhadap keluarga dan pasangan hidup kalian, dengan demikian baru dalam semua hal dapat sempurna.”

※ Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 Februari 2009
Dikutip dari “Jurnal Harian Master Cheng Yen” edisi musim semi tahun 2009
 
不收匿名捐贈的善款
 
有人問:「慈濟為何不收匿名捐贈的善款?」

上人開示:
因深明因緣果報,故於志業諸事,必定謹慎用度,對於愛心人、發心者的點滴善款,也務必詳實記錄。上人殷囑大陸慈濟人,在志業正要廣為推展、當地志工愈多的此時,募款之事更須謹慎扎實,如同臺灣本會自克難起始,即堅持不能收以「無名氏」匿名捐贈的善款,以防弊病。

珍惜點滴捐款 重視每一分發心

「若有五個捐款人不具名,收款志工只呈繳三人的捐款,也難以查知;普天之下沒有我不信任的人,但是我不能讓任何一個人有機會做錯事。再者,既設立專案,就要專款專用,財務收支清楚,這都是慈濟人文。」

緣於師姊分享在大陸帶動企業家投入志業的經驗,上人肯定道,大陸慈濟人以臺商為多,以同為企業家的角色在當地帶動、談慈濟人文,也可從「經濟學」切入。並非 與企業家談生意經,而是在時間、空間、人與人之間互有因果,都需要經濟概念;要把握時間、運用空間,在人與人之間「立信」──慈濟人做社會事,要在人群中 建立信任感、啟發愛心,取於社會、用於社會。

富有者認同慈濟理念,即有大力量能為社會付出;而一般家境中下、甚至是清貧生活者,只要啟發 其一念無私付出的愛心,亦是「貧中之富」,其力量不亞於富有者。上人請大家要珍惜每一分善款,珍視點滴善款背後的那一分發心;即因不輕點滴,慈濟才能從克 難的「竹筒歲月」,將菩薩道鋪展至國際。

「因緣自造,自己若不想造福緣,任何人都沒有辦法伸以援助。靜思法脈勤行道,要勤行精進,然而人人都有家庭、有事業,必須各方顧及,使人圓、事圓,道理才能圓;要有使命感,但是對自己的家人、菩薩道侶都不能疏忽,才能諸事圓滿。」

證嚴上人開示於200927
本文摘自:《證嚴上人衲履足跡》2009春之